-- Mohon di ingat typo bertebaran dimana-mana mohon di maklumi walau merusak suasana saat membaca, terima kasih --
[author mimilynnris]Kembang api sudah menyala sedari tadi, kini menyisakan acara pelepasan lentera dengan harapan yang akan ikut terbang bersama lentera itu ke langit. Ryu dan yang lain sudah membagikan spidol hitam dan lentera pada masing-masing anak, dan ternyata mereka juga mendapatkan lentera dan spidol itu untuk mengisi harapan di lentera tersebut. Setelah mendengar intruksi dari dari para coach dan Ryu, mereka mulai menulis harapan mereka pada lentera masing-masing. Bokuto menuliskan banyak harapan pada lenteranya, bahkan ada harapan dimana dia bisa hidup bersama dan membuat keluarga bahagia bersama Akaashi suatu saat nanti, setelah merasa cukup Bokuto menyimpan lenteranya sebelum di terbangkan. Tak sengaja dia melirik pada Akaashi yang masih menulis harapannya di lentera itu, ia melihat Akaashi tersenyum namun tidak bisa dia artikan dari satu senyuman itu. Terlihat senyum itu memancarkan aura kebahagian namun memancarkan aura kesedihan dalam bersamaan, bisa di bilang satu senyuman yang memiliki banyak arti.
'Tuhan, aku ingin sembuh dari penyakit ini.'
'Aku sangat berharap ayahku bisa menerimaku sebagai anak kandungnya walau hanya sesaat saja, dan bisa berprilaku baik pada ibu.'
'Berikan aku waktu hidup lebih lama lagi untuk merasakan kebahagian bersama orang-orang yang aku sayangi.'
'Tuhan, jika benar Bokuto adalah Serendipity yang Engkau kirimkan untuk menemani di sisa hidupku, biarkan aku bahagia dengannya agar bisa mewujudkan apa yang kami harapkan untuk masa depan kami, sebelum Engkau mengambil nyawaku.'
Itulah harapan yang Akaashi tulis di lentera miliknya, dia tersenyum begitu manis melihat harapannya itu. Namun air mata menyusul senyumnya, membuat perasaan Akaashi sedikit bercampur aduk dengan apa yang dia rasakan saat ini, di antara sedih dan juga bahagia. Bokuto yang sudah memperhatikan dari tadi sangat ingin memeluk kekasihnya, namun saat ia akan mengampiri Akaashi, coach Yamiji sudah memberi aba-aba untuk menerbangkan lentera mereka, dan mau tidak mau Bokuto harus mengurungkan niatnya untuk menghampiri Akaashi. Lentera di terbangkan dengan kembang api yang menghiasi langit malam ini, suasana ramai dan hangat membuat festival ini semakin terasa lebih indah nan sempurna. Banyak orang mengabadikan lentera yang menghiasi langit dengan kamera ponsel mereka dan ada pula yang masih melanjutkan doanya seperti Akaashi, Hinata, Yamaguchi, Kenma, Ryu dan Rion. Bokuto yang melihat Akaashi sudah menyelesaikan doanya langsung saja menghampiri Akaashi yang wajahnya kini di hiasi oleh air mata.
"Ada apa Bokuto-san?" Tanya Akaashi memperhatikan Bokuto yang nampak menatapnya begitu dalam.
Bokuto tidak menjawab pertanyaan Akaashi, namun dia malah membawa Akaashi pergi dari keramaian. Sugawara yang melihat itu langsung merekam kepergian Akaashi dan Bokuto yang entah mau kemana, Daichi yang melihat tingkah usil kekasihnya hanya bisa mengusap surai silver milik Sugawa dengan gemas. Sebelum itu Bokuto meminta izin pada Hana untuk membawa Akaashi pergi, Hana hanya mengangguk tanda mengizinkan Bokuto untuk membawa Akaashi, begitu juga dengan Ryu yang mengizinkan Bokuto untuk membawa Akaashi pergi. Setelah mendapat izin, Bokuto segera membawa Akaashi ke suatu tempat, dimana tempat itu menjadi saksi bisu terungkapnya perasaan mereka satu sama lain. Ryu yang merasa ada hal yang tidak beres langsung mengikuti Akaashi dan Bokuto pergi, namun seorang wanita mencegahnya dan malah membawa Ryu pergi menjauh dari tempat Bokuto dan Akaashi.
"Jangan Jay, biarkan saja." Ujar wanita itu menahan Ryu pergi.
"Tapi mereka bisa dalam bahaya, mereka semua ada disana." Balas Ryu khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY ✔️
Fanfiction[ End ] Berjanjilah untuk bertemu dengan ku di pohon bunga sakura saat senja. Permintaan terakhir seorang lelaki bersurai raven sebelum ia terbang tinggi bersama sang angin. Topeng tanpa ekspresi itu akan hancur, memperlihatkan apa yang sudah dia...