Chapter 12 ( Aileen Wikan & Glenn Bagaskara)

13 3 1
                                    

Aileen berjalan menyusuri gang sepi yang gelap. Seharusnya dia sudah tidur, tapi apa daya dia harus keluar untuk membeli obat neneknya. Aileen menatap sekitar, sepi dan hening. Dipercepat nya langkah kaki hingga seseorang ia tabrak, membuat badannya jatuh dan meringis karena luturnya sedikit berdarah. Seharusnya tadi dia tidak mengenakan hot pants saat keluar apalagi malam-malam begini.

"Hay, cantik! " goda pria itu membantu Aileen berdiri. Tangannya mengusap kepala hingga jatuh ke leher dan semakin ke bawah. Aileen menepis tangan itu. "Apa yang lo mau dari gue! " gertak Aileen dengan ganas. Dalam hatinya ingin dia menjerit. Melihat kondisi malam yang seperti ini pasti sudah tidak ada orang yang berkeliaran. Sungguh siap dirinya.

"Santai, cantik ikut abang yuk! " seseorang muncul dari sisi belakang Aileen. Dia pikir hanya satu orang, tapi ternyata ada dua!

Aileen tak habis pikir. Dia hanya bisa bergantian menatap pria di depannya dan dibelakangnya. Mundur beberapa langkah sambil menjerit. Tangan-tangan nakal itu tak pantas menyentuh dirinya. Aileen semakin menjerit. Ini ketakutan terbesarnya.

"Plis, gue mohon jangan macem-macem sama gue! " ucap Aileen dengan menangis sendu yang tertahan. Pria-pria itu mulai menyentuh pinggang Aileen. Aileen memejamkan mata. Satu lagi mendekatkan bibir ke telinganya.

Bugh

Kedua pria itu jatuh terbanting. Aileen mundur beberapa langkah besar sampai punggungnya menyentuh tembok bangunan.

"Berani jangan sama cewe! Maju lo sini kalau berani! " kata laki-laki itu dengan senyum smirk di akhir. Mengambil sikap ancang-ancang perlawanan dan mulai membantai musuhnya habis-habis an kurang dari lima menit.

"Cemen! " katanya sembari membersihkan debu di pakaian nya. Kemudian laki-laki itu berpaling mengarah Aileen. "Takut? " tanya cowo itu. "Siapa lo? Jangan macem-macem! " ancam gadis itu ketakutan.

"Aileen Wikan, ketua paskibra Valexandria High School, " ujar nya mulai mendekat. "Anak dari Tamara Sky dan Gavvarielasya, bener kan? " cowok itu mulai mendekat. Skak mat! Aileen tak bisa berkutik. Tangan laki-laki itu mengunci dari segala arah. "Mau apa lo? " tanya nya dengan napas yang menderu. "Gua gabutuh banyak. Karena gue nyelamatin lo, gue minta lo ikut gue besok, ke bar. Okey, mantan pacar gue? "

"Glenn? " gadis itu mulai memperhatikan wajah itu. Ingatannya kembali ke masa lampau nya. "Akhirnya lo inget juga gue siapa, " katanya dengan menarik sudut bibir. Aileen semakin ketakutan. Apalagi permintaan cowok brengsek itu.

"Ngapain lo ikutin gue? " tanya nya menyingkirkan Glenn dari hadapannya. "Simple aja. Gue cuma mau lo balik sama gue, " jawab nya. "Ga akan pernah gue balik sama cowo brengsek kayak elo!" tegasnya. "Gue enggak brengsek! " ujarnya memukuk dinding tepat disamping kepala Aileen.

Keringat dingin mulai bercucuran, "Atas dasar apa lo minta balikan sama gue? "

"Gue masih sayang sama lo, by! " katanya tetap mendekat ke arah Aileen. Membenamkan muka ke tengkuk leher Aileen dan jatuh tak sadarkan diri di pundak Aileen.

"Glenn! Lo kenapa? Glenn!! " peliknya ketakutan. Dia tidak membawa mobil maupun kendaraan, mana mungkin dia bisa membawa Glenn. Apalagi dia tak tau dimana rumah Glenn. "Glenn! " panggilnya yang terakhir kali. Akhirnya Aileen memutuskan untuk menel phone sahabat terdekatnya.

"Frea! Jemput gue di jalan belakang rumah gue. Sekarang plis, bantuin gue. Glenn pingsan! " katanya dengan panik.

" ... "

"Gue juga gatau! Cepetan ke sini! " katanya mematikan telephone. "Lo kenapa sih kesini! " frustasi gadis itu mengacak rambutnya.

-17 menit kemudian-

Frea memarkirkan mobil nya di depan gang sempit itu dan setengah berlari menuju tempat yang diberitahu Aileen.

"Kok bisa cowo brengsek ini ketemu sama lo?! " tanya nya setengah panik melihat Glenn yang tergeletak lemas. Aileen menggeleng.

"Tapi lo ga diapa-apain lagi kan sama dia? " cemas Frea memegang kedua bahu Aileen yang pastinya ketakutan. "Gue takut. Mendingan bawa Glenn aja dulu, tapi gue gatau rumah dia dimana! " ujarnya dengan napas yang masih menderu. "Okey, mendingan bawa Glenn ke rumah Putra aja, temen genk gue, " ajaknya. "Putra temen sma gue? " Frea mengangguk. "Udah gapapa, cepetan lo bopong dia. Bantuin gue! " Aileen mengangguk.

-Di rumah Putra-

"Woi! Dia kenapa? " tanya Putra membuka kan pagar rumah. "Gatau, tiba-tiba pingsan gitu aja. Kayaknya mabuk, " jawab Aileen sok tahu. Putra membantu membawa cowo bernama Glenn itu masuk ke dalam rumah dan membaringkan nya di sofa.

"Rumah gede tapi kosong, " celetuk Frea.

"Ga kosong, ada gue sama perabotan rumah gue. Jadinya rame, " jawab Putra.

"Gue nitip cowo ini di rumah lo ya, " kata Aileen memohon. "Boleh aja, kalau udah bangun disuruh ngapain? "

"Lo buang kek ke sungai atau lo bakar. Males gue ketemu lagi sama cowo bangsat ini, " jawab Aileen ringan.

"Gue ga bakalan bunuh orang. Gue suruh pulang aja. "

"Lha itu lo tau mau dikemanain kalau udah sadar. Gue pulang dulu, keburu di coret dari kk kalau pulang malem banget, " izin Frea langsung berjalan keluar. "Gue ikut! " susul Aileen yang takut kejadian tak senonoh itu terulang kembali.

-Aileen Wikan & Frea Dralin-

"Lo kenapa bisa sampai ketemu cowo itu lagi sih?" kepo Frea. Aileen terduduk lemas di dalam mobil memperhatikan jalanan. Keringat dingin masih mengucur di tubuhnya. Kalau tidak ada Glenn bisa hancur masa depan nya. Tapi disatu sisi lain pun Aileen frustasi dalam hati mengetahui Glenn menyusulnya setelah dua tahun dia pindah ke kota ini.

"Woi, Aileen! " panggil Frea seraya membuyarkan lamunan Aileen.

"Hah, kenapa? "

"Lo kenapa bisa ketemu Glenn lagi? " Aileen menjawab dengan gelengan, "Gue juga gatau, tadi ada dua cowo gitu cegat gue di gang situ. Terus..." Aileen tak bisa melanjutkan ceritanya. "Okey, okey, gue ngerti, " jawab Freya menenangkan masih fokus mengemudi. "Besok siang ketemu sama gue di Peach Grey Cafe, " pinta Frea.

Aileen mengangguk, "Gue turun di depan sana aja. Gajauh kok gue jalan nya, paling beberapa meter doang, " pinta Aileen, Frea menggeleng. "Gue gamau ada apa-apa sama lo. Nurut! " Aileen mengangguk. Benar juga apa katanya. Kejahatan tidak ada yang tahu dan tak pernah ada yang menduga.

"Tapi, kenapa Glenn muncul lagi ke hadapan gue?!" batinnya masih bertanya.

<< to be continued >>
Kira-kira kalau kalian ada diposisi Aileen gimana?
Judes, jutek, emosian gitu siapa sih yang ga takut kalau mengalami kejadian kayak Aileen.
Ga habis pikir juga Glenn nyusul Aileen T_T
Lanjut new chapter? Vote+spam komen nya dulu!!

 Ga habis pikir juga Glenn nyusul Aileen T_TLanjut new chapter? Vote+spam komen nya dulu!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KAKTUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang