Chapter 13 ( Poster)

19 5 2
                                    

"Claud! Udah di sebar belum poster nya? " tanya Arlan seraya berlari kecil ke arah Claudya. "Udah, nih juga lagi disebar, " jawab Claudya.

"Gue minta setengah posternya, gue bantu sebarin, " Claudya mengangguk memberikan setengah dari poster itu.

"Tumben ketos yang bagiin, ga suruh anak OSIS lainnya, " ujar gadis yang berdiri di belakang Arlan.

"Alien, lo ngapa disini? " mata gadis itu melotot. "Alien, alien! Nama gue Aileen! "

"Bagusan juga alien, " jawab Arlan memalingkan muka. Aileen mengangkat satu tangannya siap melemparkan pukulan nya kapan saja.

"KAK ARLAN!! " yang dipanggil mencari sumber suara. Dinda berlari dan langsung jatuh dalam pelukan Arlan.

"Tumben ga ada di depan kelas Dinda. Biasanya nungguin disitu, " kata Dinda sambil menunjukkan muka kesal. "Maaf sayang nya Arlan. Tadi kakak mau nyebar poster dulu, " jawab Arlan.

"Poster apa? " tanya Dinda menyambar satu lembar poster itu. "Poster buat voting kemah ya? Wah, asyik dong! Dinda ga sabar buat kemah! " ujar Dinda mendorong sedikit tubuh Arlan yang langsung mengusap puncak kepalanya.

Aileen memutar bola matanya malas dan berlalu pergi. "Woi, Alien ijo! Gamau ngerecokin? " Aileen mengepalkan tangan kanan nya. Masih pagi gini seharusnya tadi dia tidak mendekati ketos ngeselin ini.

Aileen menarik napas panjang dan menghembuskan nya seraya berbalik menatap Arlan, "Gue, ngerecokin lo? " tanya Aileen sambil menunjuk dirinya sendiri. "Ga ada waktu! " jawab Aileen langsung pergi.

Dinda menatap mata Arlan dengan lekat. "Dia siapa? " tanya Dinda.

"Ehem, " Claud ya berdeham menyita perhatian Arlan dan Dinda. "Gue balik dulu, mau lanjut nyebar poster, ya kalik gue jadi nyamuk, " ujar Claudya tersenyum berseri. Arlan mengangguk. "Jangan ada yang kelewat ga kebagian poster ya, " ingat Arlan. Claud ya mengangguk dan berlalu pergi.

"Ih kakak! Yang cewe tadi tu siapa? " Dinda mengulang pertanyaan nya. "Yang mana? " tanya Arlan. "Ish, yang mukanya jutek, " ujar Dinda. Arlan tertawa kecil, "Itu Aileen, ketua paskibra. Kenapa, cemburu kakak deket sama dia? " Dinda mengerenyitkan dahi, "Enak aja cemburu. Emang kakak siapa, " jawab Dinda menjulurkan setengah lidahnya mengejek. "Yaudah, katanya mau temenin kakak sebar poster, jadi ga? " Dinda mengangguk.

"Sini, naik ke punggung kakak, " pinta Arlan, "Ngapain? " tanya Dinda tak mengerti. "Udah, kakak gendong aja, Dinda kalau jalan lambat, " Dinda memasang mukanya kesal seraya langsung loncat ke punggung Arlan dan melingkarkan tangan di leher Arlan.

"Berat ga? " tanya Dinda. "Enggak kok, " jawab Arlan, Dinda terkekeh. Di gendong di punggung Arlan ternyata seru juga. Dinda berceloteh panjang lebar. Entah apa saja itu Arlan hanya mengiyakan saja.

Semua penduduk sekolah menatap ke arah Arlan dan Dinda. "Kakak beneran ga capek? " Arlan menggeleng. Menggendong Dinda doang, apa susahnya, sih. "Dinda mau turun. Nanti kak Arlan encok, " kata Dinda langsung melepas lingkaran tangannya.

"Kenapa turun? Kakak ga pegel gendong kamu, " Dinda menggigit bibir bawahnya dan sedikit berjinjit mendekatkan mulut ke telinga Arlan, "Dinda malu, " bisiknya pelan. Arlan hanya tersenyum, "Yaudah, lagian nyebar posternya udah selesai kok, udah habis, " jawab Arlan menunjukkan tangan kosongnya langsung merangkul Dinda dan mengajaknya ke kantin.

-Aileen Wikan-

Frea Bst

Masih inget kan nanti pulang sekolah ke
Peach Grey Cafe?

Aileen membaca pesan itu sambil memasukkan buku ke loker pelajarnya.

Iya, gue masih inget. Ada apa emang?

Nanti aja di sana ngomongnya, jarang-jarang
juga gue ketemu sama lo wkwkwk

Iya juga sih, kangen waktu SMP kita deket
banget

Nah kan, gue juga sama. Yaudah, gue tunggu ya
mau beli masuk nih

Okey, bye Fre

Bye Leen

Bruk

Bahu Aileen menabrak seseorang. "Yaelah, aliem. Kalau jalan tuh pakai mata! " ujar cowok itu.

"Elo?! Kayaknya ini sekolah luas deh, kenapa gue ketemu sama makhluk kayak lo terus sih! Jalan di mana-mana pakai kaki! Ketua OSIS kok tolol! " jawab gadis itu dengan emosi. "Kok ngatain gue?! " kesal Arlan. Dinda mempererat genggaman tangannya. "Udah ah, jangan berantem, " pisah Dinda.

"Ngapain juga sih lo, bocil! " kata Aileen menatap sinis Dinda. Arlan mendekatkan tubuhnya, "Lo kalau mau ngejek, ngejek gue aja. Jangan pernah ngejek Dinda! " katanya menekan kan nama Dinda. "Masalah, buat elo? " muka Arlan semakin memerah. Apapun itu kalau tentang Dinda tak bisa dia biarkan.

"Woi brader! " Putra dan Xion datang diwaktu yang tepat. Mencairkan suasana dan menarik Arlan.

"Kenapa lo? " tanya Xion. "Gapapa! " ketus nya. Aileen memasang muka meremehkan nya, "Gue ngejek cewe ini bocil, " jawabnya membuat emosi Arlan meledak-ledak.

Putra yang mengerti bahwa Arlan paling tak suka ada yang mengejek Dinda langsung menarik Arlan mundur beberapa langkah. "Cowo lu gimana? " tanya Putra mengalihkan suasana. Aileen merubah raut mukanya. Kenapa harus membahas laki-laki bangsat itu. "Kalau mau bahas dia, jangan disini! " desis nya di telinga Putra meninggalkan tempat itu.

"Aileen punya pacar? " tanya Arlan dengan tingkat kepo yang tinggi. Kali aja kan, bisa buat nge godain cewe jutek plus ngeselin itu.

"Enggak, bukan cowonya. Lebih tepatnya mantan," jawab Putra. "Ayok ke kelas, " ajak Putra. "Duluan aja, gue mau nganterin Dinda dulu, " jawabnya mengelus puncak kepala Dinda. "Yaudah, " jawab Putra tak ambil pusing.

"Yang pinter, nanti pulang kakak anterin kamu, okey? " kata Arlan mencium kening Dinda. "Kakak kayak bunda aja waktu Dinda masi kecil, " ujarnya memanyunkan bibir. Arlan tertawa geli, "Hahaha, gapapa dong. Kakak kan kakak nya Dinda sayang," jawabnya. "Yaudah gih ke kelas, " suruh Dinda, Arlan mengangguk dan melambaikan tangannya segera pergi dari hadapan Dinda.

"Hay Din.. " sapa Jihan.

"Mau ngapain? " tanya Dinda merasa ada yang tak beres. "Gapapa, nikmatin dulu masa-masa lo sama Arlan. Sebelum Arlan jatuh jadi milik gue, " katanya dengan pede.

"Kalau lo bisa ambil kak Arlan, ambil aja karena gue yakin, kak Arlan gamau cewe bitch dan murahan kayak lo, " jawab Dinda.

"Lo berani sama gue? " bentak Jihan menarik kerah baju Dinda. "Kita sama-sama manusia. Gue gatakut sama lo! " jawabnya mendorong Jihan dengan keras.

<< to be continued >>
Gimana story nya? Seru ga.. Baper ga??
Ya enggak lah, masa iya. Huh, sad.
Ramein komentar  for update new chapter seperti biasanya and votenya jangan lupa
Kasih masukan buat kaktus juga boleh kok

Kalau kesel ungkapin aja wkwkwkwk

Kalau kesel ungkapin aja wkwkwkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KAKTUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang