Sudah dua minggu rose di rawat dirumah sakit, hari ini dia akan melakukan kemoterapi pertama nya di temani oleh jennie dan juga irene.
Sedangkan joy, lisa, yerim pergi sekolah, jisoo dan seulgi juga wendy pergi bekerja karna sekarang mereka libur.
Irene mendapatkan uang dari hasil pesanan yang lumayan banyak jadi dia bisa membayar kemoterapi dan biaya perawatan adik nya.Rose terlihat tampak takut untuk melakukan kemoterapi, sambil tangan nya di genggam oleh irene dan jennie yang tersenyum kearah nya
"Adek jangan takut ya, eonnie disini kok nemanin kamu" tutur irene mengelus rambut sang adik
Rose merasa agak tenang sedikit karna ucapan eonnie nya, namun dalam hati nya merasa takut dan sedih melihat sang eonnie yang selalu terlihat tegar dan kuat di hadapan nya.
"Rosie, kamu harus kuat dan bertahan ya? Nini yakin kamu bisa sayang" ujar jennie tersenyum
"Iya eonnie, adek kuat kok dan adek bakal bertahan demi kalian" sahut rose tersenyum
"Eonnie yakin kamu pasti sembuh dek" kata irene
Rose mengangguk semangat, dia akan kuat dan bertahan sampai nanti dia benar benar tak mampu lagi untuk menggenggam tangan sang eonnie.
Tak lama suster pun mendorong brankar rose untuk masuk keruangan kemoterapi, irene dan jennie melihat dari luar jendela saat adik nya mulai di pasangkan jarum jarum infus pada tubuh nya. Perlahan air mata jennie mengalir melihat wajah sang adik yang menahan rasa sakit tersebutDi dalam ruang kemoterapi, rose menahan tangis nya saat merasakan sakit pada tubuh nya, dia berusaha untuk tetap kuat dan bertahan demi eonnie nya. Air mata terus mengalir seiring dengan isakan yang keluar dari mulut rose.
"Hiks nini sa-kit hiks" airmata mengalir dengan suara tangis yang mulai terdengar membuat dokter bahkan suster meneteskan air mata mereka.
"Eonnie hiks, aku gak tega lihat rosie kesakitan eon hiks" jennie yang menangis di pelukan sang eonnie
Irene hanya mengelus punggung sang adik dengan lembut, air mata mengalir deras melihat kearah si bungsu yang terus menangis terisak.
Setelah 2 jam kemudian kemoterapi pun selesai, rose masih terisak dan lemas di atas brankar. Jennie dan irene masuk kedalam ruangan menghampiri adik nya"Hyun eonie, nini eonnie, adek gak mau kemo lagi hiks tubuh adek sakit di tusuk jarum hiks" kata rose memeluk perut jennie sambil menangis
Irene dan jennie hanya terdiam mendengar ucapan adik nya, mereka merasa sedih melihat sang adik yang menangis dan kesakitan.
"Kalo adek gak kemo, nanti penyakit nya makin parah dek" ujar irene lembut
"Tapi sakit eon" lirih rose menatap irene
Tak lama dokter pun menghampiri irene dan mengajak ke ruangan nya, irene mengangguk meninggalkan jennie diruang rawat.
Jennie mengusap pipi adik nya lembut lalu dia tersenyum"Hei sayang, jangan nangis lagi ya? Habis ini kita pulang kerumah, nanti nini masakin makanan kesukaan adek" kata jennie lembut
Rose yang mendengar perkataan jennie pun berbinar dan tersenyum senang.
"Benaran nini masakin makanan kesukaan adek" ujar rose
"Iya nanti nini masak buat adek, sekarang jangan sedih lagi ya" sahut jennie tersenyum
Rose mengangguk dan memeluk jennie erat membuat jennie terkekeh.
"Gomawo nini, adek sayang nini" ujar rose
"Nee, nini juga sayang banget sama adek" balas jennie memeluk adik nya
Disisi lain irene yang berada di dalam ruangan dokter pun hanya diam, Tak ada yang membuka suara hingga dokter melihat kearah irene.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACKVELVET (MY LITLLE CHAENG)
FantasyHidup bersama delapan saudara tanpa kedua orang tua nya yang telah meninggal dunia saat si bontot masih berumur 3 tahun karna kecelakaan. Membuat irene sebagai tulang punggung keluarga meneruskan usaha butik sang mommy "Eonnie, dimana mommy? BLACKVE...