Happy reading
||
Di pertengahan jalan Nesa menyuruh Kivant untuk memberhentikan mobilnya di sebuah hotel.
Untuk malam ini Nesa akan menginap di sana.
"Kenapa berhenti di sini?" tanya Kivant bingung.
"Nggak apa-apa."
"Lalu kenapa kamu minta diturunkan di sini?"
"Bapak nggak usah kepo bisa nggak, sih," kesal Nesa.
Kakak dari sahabatnya ini sangat bawel kepoan pula.
"Kok ngegas."
"Serah Pak serah. Buru berhenti," pinta Nesa.
"Kalau mau lari dari rumah jangan ke hotel ntar di kira kamu wanita malam."
Nesa membolakan matanya mendengar apa yang di ucapkan Kivant. Wah ngajak gelud nih om-om.
"Heh, maksud Bapak apa ngomong kek gitu? Bapak nyangka saya kaya cewek di luaran sana yang mau di ajak sama om-om seperti Bapak? Sorry gue terlalu mahal buat di gapai," ujar Nesa dengan penuh penekanan.
Enak aja dia nuduh Nesa kaya gitu. Jangan mentang-mentang Nesa keluar tengah malam bukan berarti dia seperti apa yang di katakan Kivant bukan.
'Kamu emang susah di gapai Nesa sampai-sampai aku bingung dengan apa membuat mu menjadi milikku,' batin Kivant.
"Bisa nggak kalau bicara pelan-pelan saja jangan kencang-kencang nanti kalau ada yang dengar bisa jadi bahan fitnahan lagi," ujar Kivant.
"Dan ya saya bukan om-om," ketus Kivant.
"Den ye seye beken em-em," ledek Nesa.
"Yang benar kamu ngomong. Mau anak kamu nanti ngomong nya kaya gitu?"
"Perasaan dari tadi Bapak ngutuk saya mulu deh. Pertama nuduh saya wanita malam sekarang ngutuk anak saya ngomong nya menye-menye. Bapak punya dendam apa sama saya?"
"Saya tidak menuduh kamu, kamu nya aja yang baperan."
"What?!"
Cukup kesabaran Nesa sudah di ujung tanduk.
"Berhenti!" bentak Nesa namun 'tak dihiraukan sama Kivant.
"Saya bilang berhenti ya berhenti! Bapak nggak budek 'kan?!" teriak Nesa tepat di samping telinga Kivant.
"Aws," ringis Nesa 'tak kala dahinya terbentur Dashboard.
"Kalau nyetir yang benar napa," kesal Nesa.
"Bisa nggak sih kamu diam! Yang nyuruh saya berhenti tadi siapa?! Kamu 'kan?! Lalu kenapa sekarang kamu marah!" bentak Kivant.
Sungguh ia muak dengan sifat Nesa yang satu ini. Perasaan di surat dia nggak seperti ini.
Nesa yang 'tak pernah di bentak menangis tanpa suara. Air matanya menetes dengan derasnya.
Kivant 'tak menyadari itu dia hanya fokus kembali pada jalanan.
"Berhenti," lirih Nesa. "Aku mohon berhenti."
Mendengar ada perubahan dengan nada bicara Nesa, diam-diam Kivant mencuri pandang pada Nesa.
"Eh, kamu kenapa menangis?" tanya Kivant panik.
Dia menepikan mobilnya di pinggir jalan.
"Ada apa, hmm?"
Dengan lembut Kivant menghapus air mata Nesa yang membasahi pipi tembemnya.
"Aku nggak suka di bentak," ujar Nesa pelan namun masih bisa di dengar Kivant.
"Maaf, saya tidak bermaksud membetakmu," sesalnya.
Perlahan tapi pasti Kivant mendekap tubuh Nesa yang bergetar sebab menangis.
"Maaf, ya." Kivant membelai rambut Nesa dengan lembut yang membuat Nesa terlelap.
Tidak mendapat pergerakan dari Nesa, Kivant pun melerai pelukannya.
"Tidur rupanya," monolognya.
Dengan perlahan ia memposisikan Nesa pada posisi yang nyaman kemudia melanjutkan perjalanan.
____
Mentari pagi bersinar begitu cantik dan menyejukan hati. Diam-diam dia masuk lewat celah jendela membuat seorang gadis menggeliat tak nyaman di bawah selimut tebal yang menutupi tibuhnya.
Berkali-kali ia menutupi wajahnya dengan selimut karena terpapar sinar matahari, tapi lagi-lagi gagal.
"Ish, ganggu amat sih ... nggak tau apa orang lagi ngantuk," dumelnya.
Gadis itu terpaksa bangun dari tidurnya walau masih mengantuk berat. Dia menatap setiap inci ruangan itu.
Ini bukan kamarnya. Lalu di mana ia berada?
Suara pintu yang terbuka mengubah fokus gadis itu.
"Udah bangun?" tanya orang itu.
"Kok aku bisa di sini?"
"Semalam kamu ketiduran di mobil makanya saya bawa kamu ke apartemen saya," jelasnya.
Bukannya senang atau apa gadis itu malah menangis yang membuat orang itu bingung.
"Nesa, kenapa kamu menangis?"
Ya, gadis itu adalah Nesa dan Kivant.
"Bapak ngapain saya semalam," ujarnya dengan linang air mata.
Kivant tentunya bingung dengan apa yang di lontarkan Nesa. Ngapain gimana? Kan semalam mereka tidur. Aneh-aneh saja.
"Apa nya yang ngapain? Bukankah semalam kita tidur," bingung Kivant.
"Jadi ...." Nesa menutup mulutnya 'tak mampu berkata lagi.
Semuanya hancur tiada lagi yang bisa di pertahankan. Nesa gagal menjaganya. Dengan perasaan hancur Nesa bangkit dari duduknya dan berlari keluar dari kamar itu.
"Ada apa dengannya?"
Tbc___
Jangan lupa vote dan komennya☄
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Neslia (End)
Non-FictionFOLLOW SEBELUM BACA tidak ada deskripsi Karya : @neslia_ @kivant_ozberk ___________________ HIGH RANK #16 in surat (22 Juni 2021) #8 in duanegara (23 september 2021)