Lamaran

15.3K 1.2K 7
                                    

Alvina Pov

Tok tok tok

"Masuk." Jawabku.

"Dok, pasien Atonia Uteri rujukan BPS." Kata Suster Mimi, aku mengangguk dan segera berlari menuju ruang tindakan.

"Berapa tensinya?" Tanyaku langsung saat sudah sampai di ruang tindakan.

"90/60 mmHg dok."

"Sudah KBI?"

"Sudah saat masih di BPS."

"Infus satu lagi, masuk Oxy 20 iu dan misoprostol 600 per rectal, cek lab dan segera siapkan transfusi." Perintahku segera.

Aku langsung memakai handscoon, mengecek kandung kemih, memeriksa robekan jalan lahir dan sisa selaput plasenta barangkali masih ada yang tertinggal, lalu kembali melakukan KBI (Kompresi bimanual internal), kepalan tangan kananku di dalam uterus dan telapak tangan kiri melakukan masase fundus uteri, tindakan masase untuk merangsang uterus agar kontraksi kembali, aku melakukannya selama lima menit.

"Ibu buka matanya jangan tidur, ibu bisa dengar saya." Kataku saat melihat mata pasien mulai menutup akan tertidur.

"Iya dok." Jawab pasien.

"G berapa sus?"

"G1P0A0 dok, histerektomi kah dok?"

Aku menggeleng, "Ini sudah mulai kontraksi."

Setelah 15 menit akhirnya aku bisa bernafas lega, uterus sudah kontraksi dan perdarahan juga sudah mulai berkurang. Menangani pasien perdarahan itu benar - benar sport jantung karena hitungannya detik, jika tak cepat pasien bisa lewat.

"Lakukan pemantauan ya sus, TTV, jumlah perdarahan semua harus jelas dan jangan lupa masase lagi"

"Baik dok."

Aku melepas handscoon dan cuci tangan, lalu melangkahkan kaki menuju ruang kerjaku kembali.

Hari ini begitu sangat melelahkan, sejak pagi ada lima pasien SC dan juga tiga curetase yang aku dan tim tangani. Rasanya ingin segera membaringkan tubuhku di ranjang dan memejamkan mata.

Selesai rolling aku segera melangkahkan kaki menuju parkiran mobil, aku sudah lelah ingin cepat sampai rumah.

20 menit perjalanan akhirnya aku sampai rumah, aku melihat banyak mobil di depan gerbang, ada mobil dinas Polri dan TNI juga, apa teman - teman bang Alvand dan bang Vino sedang kumpul?.

Aku turun dari mobil dan segera masuk ke dalam rumah, "Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." Jawab serentak yang berada di dalam rumah, aku memperhatikan mereka semua. Ini bukan teman bang Alvand atau bang Vino karena pada pakai batik, kenapa ada Om Firza juga? Bang Alvand dan bang Vino juga tumbenan di rumah pakai batik pula seperti Ayah.

"Akhirnya yang di tunggu datang juga." Kata Om Firza, aku tersenyum menyapa para tamu, aku ko ngerasa ada yang enggak beres ya.

"Jadi ini yang namanya Alvina, cantik banget bu dokter." Kata ibu yang duduk di samping bapak berseragam TNI, aku hanya tersenyum saja.

"Zia temani Vina ke kamar, pakaiannya sudah Mommy siapkan." Kata Mommy pada mbak Zia dan langsung dilaksanakan, mbak Zia menarik tanganku menuju kamar.

"Ada apa sih mbak? Ko banyak tamu?" Tanyaku saat sudah di dalam kamar.

"Kamu enggak tahu?" Aku menggeleng.

"Ya sudah nanti juga tahu, pakai itu kebayanya."

"Kok pakai kebaya? Memangnya ada apa?"

Alvina Kaulah Takdir CintakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang