Selamat malam 😊
.
Up Danton tampan
.
Maaf ya baru bisa up 😊
.
Semoga suka
.
Jangan lupa Votement'a
Agar author tahu kalian semua suka ceritanya atau nggak
Nggak sulit kok cuman tekan ☆ doang
Kalau sudi comment juga boleh, biar author makin semangat 😊
.
Happy reading 😘
.
.
.
.Pagi ini, bukan hanya aku tapi semua ibu Persit yang suaminya terpilih untuk satgas pamtas berbaris rapi di halaman depan Yon, memakai seragam kebanggaan kami sebagai istri seorang prajurit TNI AD, seragam berwarna hijau muda. Sejak semalam aku sudah berusaha menahan air mata, tapi nyatanya saat berada di sini tetap saja tak bisa, saat melihat ibu persit lainnya yang sudah berurai air mata, bahkan saat danyon belum memberikan sambutan untuk pelepasan.
Mataku tak henti menatap priaku yang berbaris di depan dengan gagahnya, berkali - kali aku mengusap perutku dengan sayangnya, memikirkan hari - hari kedepan hingga persalinan tiba mas Nendra tak ada di sampingku, menemaniku saat hamil atau bersalin nanti, aku ingat saat semalam mas Nendra mengusap perutku, berbicara pada triby.
"Sayang, jaga mami ya selama papi pergi, jangan nakal, jangan minta yang aneh - aneh karena nggak ada papi, walau papi tahu semua pakdhe kalian akan mengabulkannya. Maaf karena papi nggak bisa melihat saat kalian lahir ke dunia ini, maaf juga kalau papi nggak bisa mengadzani kalian, tapi papi akan selalu mendoakan kalian, karena kalian hidup papi sama seperti mami, kalian aka selalu ada dalam doa papi, doakan papi juga ya biar bisa pulang melihat dan menggendong kalian, papi sayang kalian triby, love you."
Mas Nendra terus - terusan mencium perutku, sepertinya bukan hanya aku yang merasa sedih karena akan ditinggal, tapi juga mas Nendra yang sedih karena akan meninggalkan kami berempat.
"Bu danton." Usapan di lenganku, membuatku menoleh dan tersadar kembali dari lamunan.
"Ya." Jawabku tersenyum, menatap wanita di sampingku, istri dari sertu Ibram.
"Ibu baik - baik saja? Mau saya ambilkan kursi? Wajah ibu sangat pucat dan berkeringat."
Aku tersenyum dan menggeleng, "Terima kasih, tapi nggak usah, saya baik - baik saja."
"Kalau pusing atau ada yang di rasa bilang ya bu."
Aku kembali tersenyum dan mengangguk, kepalaku memang terasa pening sejak bangun tidur, mungkin karena semalam aku mendadak insomnia, mataku sangat sulit terpejam meski tidur dalam pelukan mas Nendra, biasanya aku langsung pulas saat tidur dalam pelukan mas Nendra, tapi semalam benar - benar sangat sulit.
Upacara pelepasan selesai, kini saatnya para prajurit menemui keluarga untuk berpamitan sebelum berangkat. Aku bersama family D2R sudah menunggu mas Nendra menghampiri kami, jantungku rasanya sudah tak karuan detaknya, bahkan mataku saat ini sudah memanas saat melihat pria yang sangat aku cinta berjalan dengan gagahnya menggendong tas yang begitu besar dan berat pastinya.
Mas Nendra berjalan mendekati kami dengan terus tersenyum manis berhias lesung pipi, senyum yang pastinya akan sangat aku rindukan. Jika boleh egois ingin rasanya aku melarang mas Nendra pergi, aku ingin dia menemani hari - hariku menjalani kehamilan ini hingga bersalin nanti. Mommy dan mamah mertua yang berdiri di sampingku tak hentinya memberiku dukungan, menguatkan aku agar tidak mengeluarkan air mata yang akan menjadi beban mas Nendra.
"Mami triby, jaga kesehatan ya, jaga anak - anak kita, nurut sama mommy dan mamah ya, papi sayang banget sama mami, maaf kalau papi nggak ada di samping mami selama hamil triby, maaf juga kalau papi nggak bisa menemani mami saat melahirkan triby." Kata mas Nendra saat sudah sampai di depanku, menatapku dengan begitu lekatnya, matanya sudah memerah.
![](https://img.wattpad.com/cover/266035154-288-k367116.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvina Kaulah Takdir Cintaku
Romance"dokter Alvina." Langkah Vina terhenti menatap Danton tampan yang sangat suka menggodanya itu. "Ya." Jawab Vina ketus seperti biasa. "Boleh saya tanya sesuatu?" "Apa." Jawab Vina yang saat ini menyilangkan kedua tangannya di depan dada dan matanya m...