Puisi Remaja

5 1 0
                                    

Buat Apa Mendidik Mereka?


Kata-kata tak didengarkan
Berulah kembali walau dihukum
Peringatan tak diindahkan
Pemberian skors seperti kulit pisang
Buat apa mendidik mereka?

Sakit rasanya jika pelajaran, mereka seenaknya
Naik darah begitu melihat nilai rapor mereka
Apa lagi yang harus kami perbuat?
Buat apa mendidik mereka?

Ha ...
Segini letihnya diriku
Sebenarnya siapa yang salah? Aku atau mereka?
Jika aku, aku harus seperti apa?
Pengalaman menjadi ibu tidak ada
Pengalaman menjadi kakak gagal

Mendidik,
Kata yang mudah diucap, tetapi sulit untuk dilakukan
Memang benar cita-citaku menjadi guru
Kuliahku juga di fakultas KIP

Tunggu!
Apa itu KIP?
Apa ada yang terlewat karena aku terlalu fokus pada cita-cita?

Oh iya, ranah pendidik lebih luas daripada menjadi guru
Benar juga, aku yang kurang tepat

Boyolali, 5 Mei 2021

-------------------------------------------------

Tema: Penulis Muda Seluruh Indonesia

Nanti komen, ya, apakah puisiku ini sesuai dengan tema atau tidak.

Kita dan Karya Kita

Kita, para pemuda, adalah generasi setelah mereka
Yang jadi penentu harumnya bangsa
Yang melahirkan karya, juga mendidik generasi di bawah kita
Karena pada saat usia kitalah kita bergelora

Kita, penulis muda, adalah tokoh utama di dunia literasi baca tulis
Yang berjasa menelurkan karya dalam bentuk aksara
Tidak hanya ilmu pengetahuan, tetapi juga bisa seni, hiburan, bahkan kolaborasi
Semuanya bermanfaat 'tuk semua orang

Kita, penulis muda Indonesia, adalah berlian yang menorehkan karya tulis 'tuk negeri
Yang bermanfaat 'tuk semua orang di bumi
Bahkan meskipun kita telah mati
Sekalipun Dia tidak menghendaki, setidaknya kita punya bekal 'tuk kita sendiri di alam abadi

Kepada Teman-Teman Penulis Muda Seluruh Indonesia,
Mari kita tetap istikamah menekuni bidang kita ini!
Kita buktikan kita mampu mengharumkan bangsa
Meski sulit, setidaknya kita sudah berusaha dan berdoa

Boyolali, 22 Maret 2022

Bagaimana? Apakah sudah sesuai dengan tema?

Sebenarnya puisi ini untuk event, tetapi aku tidak teliti membaca catatanku. Yang harusnya puisi akrostik, aku malah membuat puisi bebas. Padahal aku membuat pada hari H. Ha, sifat teliti itu memang harus ada.

Baris dalam BaitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang