00. Prologue

9K 575 1.5K
                                    

✰✰✰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✰✰✰

Pagi hari cerah di kota New York, Prince menghampiri ayahnya yang sedang menikmati kehangatan matahari pagi dengan segelas teh hangat setelah menelepon sepupunya.

Suatu hal penting harus ia bicarakan. Hari ini dia harus mendapatkan jawaban pasti dari segala pertanyaan yang kerap sekali di tanyakannya.

Prince memberanikan diri mendekat, “Papah,” panggil Prince berdiri di belakang ayahnya.

Malvin memutar tubuh, “Mau ngomong sesuatu?”

Anak laki-laki itu mengangguk pelan.

“Silahkan, mau ngomong apa?” tanya Malvin tersenyum lembut.

“Kata El, sekolah di Indonesia seru,” kata Prince menunduk.

“Iya, terus kenapa?”

“Pah..” Prince memberanikan diri menatap ayahnya, “Aku mau sekolah seperti El dan yang lain.”

“Kamu, kan, sekolah. Sama kok kayak El. Cuma bedanya kamu sekolah di rumah.”

“I don’t like homeschooling.”

Malvin kembali memutar tubuhnya menghadap jendela. Membiarkan sinar matahari pagi menerpa wajah tampannya. Ia menyeruput teh yang sejak tadi di dipegang.

“Pah, dari kecil aku selalu pengin sekolah. Aku pengin pakai seragam sekolah. Aku pengin duduk dikursi sekolah,” Prince mengungkapkan isi hatinya.

“Papah nggak larang kamu sekolah. Kalau kamu udah sembuh, kamu boleh sekolah dimanapun yang kamu mau.”

“Di rumah terus buat aku stress, Pah.” Prince mengacak rambutnya gusar, “Sebenarnya apa, sih, tujuan kita pindah kesini? Pelarian? Papah bilang sementara, kenapa sudah delapan tahun tapi kita nggak kembali ke Indonesia?”

Sebelah tangan Malvin terangkat mengusap wajahnya, “Belum waktunya kita balik kesana.”

“Terus waktunya kapan?”

“Kalau kamu udah sembuh.”

“Pah, aku bisa sembuh di Indonesia. Ada teman-teman yang bisa main sama aku. Ada Kakek, Nenek, Om Vano, Om Leo, Om Akbar yang bisa buat aku nggak kesepian. Ada Tante Zura yang bisa bantu aku sembuh. Ada Tante Winny dan Tante Jihan yang sayang aku.”

“Setidaknya aku nggak kesepian...” cicit Prince.

“Disini ada Cassie, kalau kamu kesepian kamu punya banyak mainan. Kamu bisa main apa aja. Semua yang kamu mau ada disini.”

“Aku mau bebas, tapi nggak ada disini.”

“Prince!”

“Aku mau bahagia, tapi nggak ada disini.”

PRINCE ⨾ Speck of Happiness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang