40,5. Chasing her love (part 2)

2.5K 313 1K
                                    

Hai...

Target komen part sebelumnya belum terpenuhi, gapapa. Karena memang aku udah janji buat double update hari ini, aku tetap double update.

Juga, untuk berterima kasih kepada Amories yang sudah spam komentar dari tadi, double update malam ini spesial buat kalian!!!

Jangan lupa pencet vote dulu, yuk!

Baca author notes ya, soalnya penting.

•••

Selamat membaca, Amories!♡
. · . · . · . · . · . · . · . · . · . · . ·. · . · .

✰✰✰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✰✰✰

Rambut cokelat gelapnya menari mengiringi gerak lari. Entah mendapat keberanian darimana ia berlari membelah kerumunan murid-murid yang baru saja keluar dari kelas begitu bel pulang sekolah berbunyi.

Bahkan tiga sahabatnya pun bingung melihat ia lari secara tiba-tiba setelah guru pelajaran sejarah keluar dari kelas mereka.

Sebuah pemandangan langka melihat cowok yang mendapat julukan Ice Prince di sekolah berlari kencang menuruni anak tangga. Biasanya jika pulang sekolah, ia bersama para sahabatnya akan menunggu keadaan sedikit sepi agar bisa jalan dengan tenang.

Secara sukarela murid perempuan menyingkir, memberi jalan untuk Ice Prince mereka.

Langkah kakinya membawa ia ke parkiran mobil. Sudah ada Jeff dan lima orang pengawal disekitar mobilnya. Prince sungguh tidak ingin memperdulikan mereka untuk saat ini.

Tangannya cepat-cepat membuka pintu mobil, kemudian memasukkan setengah tubuhnya mengambil boneka singa dari dalam paperbag.

“Pesan Tuan Malvin, Anda harus langsung pulang ke rumah,” ujar salah satu pengawal.

Suara pengawal itu tidak dihiraukan. Matanya memperhatikan keadaan sekitar yang semakin ramai.

“Untuk apa boneka itu?” tanya Jeff.

Kepala Prince menoleh pada Jeff. “Aku ada urusan sebentar.”

“Urusan ap—PRINCE, HEI!” Belum sempat ia menyelesaikan pertanyaannya, Prince sudah lari kembali masuk ke dalam sekolah dengan membawa boneka singa itu.

“Apa kita harus menyusul?”

Jeff menggeleng. “Selama di dalam sekolah, Tuan Muda aman.”

Kelima pengawal itu mengangguk patuh dan kembali berdiri tegak mengamati keadaan sekitar.

Di dalam kelas tersisa Nebula bersama tiga anggota lontong sayur. Mereka menunggu parkiran sepi agar lebih mudah mengambil motor. Apalagi jika lima menit awal setelah bel dibunyikan, dipastikan parkiran CIS mirip seperti lautan manusia.

PRINCE ⨾ Speck of Happiness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang