42. Jealous

2.5K 296 1K
                                    

Hai, Amories!! Apa kabar?

Selamat malam minggu~

Gimana hari kalian? Ada yang mau diceritain, mungkin? >>>

Btw, dengan keterbatasan ilmu tentang ‘panahan berkuda’ yang aku miliki dan berdasarkan informasi yang aku dapat dari google, jikalau ada kesalahan dalam informasi mengenai panahan berkuda yang aku tuliskan di chapter ini dan beberapa chapter ke depan, MOHON DENGAN SANGAT untuk di koreksi, yaa 🙏🏻

Sebelum baca, jangan lupa pencet vote dulu, okayy! Pastikan isi komentar disetiap baris~

•••

Selamat membaca, Amories!♡
. · . · . · . · . · . · . · . · . · . · . ·. · . · .

✰✰✰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✰✰✰

Hari demi hari dilalui Prince dengan kegiatan yang cukup padat. Dimulai dari sekolah, terapi bersama Azura setiap hari karena ia ingin segera pulih dan bersyukur juga Azura bisa membagi waktu antara pasiennya yang lain dengan Prince, kemudian setelah terapi pergi berlatih panahan sambil berkuda di hutan milik perusahaan ayahnya, lalu malam hari ia gunakan untuk belajar beberapa jam sebelum relaksasi dan tidur.

Bagi kalian yang memiliki kesehatan jauh lebih baik dari Prince mungkin terdengar biasa saja. Namun bagi anak yang tak pernah melakukan kegiatan ekstra diluar rumah ditambah lagi dengan kondisi kesehatan tidak seperti anak-anak pada umumnya, sudah pasti sangat melelahkan.

Tampak si tampan Prince sedang memakai chest guard di dada kiri. Sore yang sangat cerah seperti sekarang ini sangat cocok untuk latihan memanah sambil berkuda.

Ditemani Nebula, Pak Ujang dan Jeff setiap hari membuat semangat Prince semakin menggebu. Terlebih lagi, guru panahannya sudah datang sejak lima hari yang lalu. Kepercayaan diri Prince untuk memenangkan pertandingan kian meningkat.

Belva, guru panahan Prince yang merupakan mantan atlet panahan negara Amerika itu sudah sangat siap membawa busur diatas kuda cokelat yang baru dibeli ayah Prince beberapa hari lalu.

Are you ready?” tanya Belva pada Prince.

Kepala cowok itu mendongak sedikit. “Wait.”

“Ini busur panah Prince,” ujar Nebula memberikan busur panah cokelat kesayangan Prince.

Thank you.”

Nebula mengepalkan kedua tangan, diangkat seatas kepala seraya tersenyum lebar. “Hati-hati, oke? Semangat, Prince!!”

“Terima kasih,” ucap Prince mengacak rambut hitam gadis itu.

“Hati-hati.” Jeff siaga dibelakang Prince ketika cowok itu menaiki kuda putihnya. “Ingat, jika kamu merasa pusing, berhenti.”

“Iya, Uncle. Aku sama Aunty Belva, jangan khawatir.”

PRINCE ⨾ Speck of Happiness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang