A'1

399 51 7
                                    

Happy reading





"Kamu yakin dengan keputusan kamu?" tanya seseorang yang baru saja masuk ke dalam kamar Alisya.

Alisya menghentikan aktifitasnya sejenak dan tersenyum tulus kearah orang yang baru saja masuk kedalam kamarnya.

"Gue yakin, yakin banget malah sama keputusan gue, gue mau buktiin ke mereka kalau gue enggak seburuk yang mereka pikirkan dan gue juga mau buat dia bangga di atas sana karena gue," ucap Alisya dan kembali melanjutkan aktifitasnya memasukan pakaiannya kedalam koper miliknya.

"Ini enggak salah kamu Sya, aku akan bilang sama mereka kalau yang salah itu aku bukan kamu, aku yang buat kamu di hukum terus-terusan di sekolah. Aku udah tau semuanya, mereka suruh kamu untuk bilang sama guru kalau semua yang mereka lakuin itu kamu yang lakuin kalau nggak mereka akan nyakitin aku kan?" ucapnya lagi dan menyuruh Alisya untuk duduk dihadapannya.

"Percuma bang, lo bilang sama mereka, mereka enggak akan percaya dan walaupun mereka percaya sama lo, itu enggak akan bisa merubah keputusan gue dan enggak akan bisa merubah permintaan terakhir dia buat gue, ini jalan kehidupan gue selanjutnya, jadi sekarang gue harus jalani dan gue akan balik lagi kesini mungkin dengan banyak perubahan yang ada di diri gue, gue juga berharap lo bisa jaga diri lo disini, lo bisa jaga diri lo tanpa ada gue lagi," jelas Alisya padanya.

"Tapi setidaknya mereka memberi keringanan buat kamu, aku enggak tega lihat kamu sendirian di sana karna ulah aku Sya," ucapnya dengan rasa bersalah.

"Lo enggak usah merasa bersalah sama gue, yang selama ini gue lakuin buat lo itu karena gue sayang sama lo, gue enggak mau lo kenapa-napa, jadi please jangan salahin diri lo sendiri,"

"Tapi tetap aja ini semua salah aku, aku minta maaf sama kamu,"

Lagi-lagi permintaan maaf keluar dari mulut Azlan. Rasa bersalah kepada Alisya menyelimuti dirinya setelah mendengar Alisya akan dipindahkan oleh ayahnya ke desa yang Azlan sendiri belum tau tempatnya.

"Lo ngapain kayak gini, lo liat gue!" ucap Alisya dan langsung di patuhi olehnya.

"Lo enggak harus kaya gini sama gue bang, ini semua keputusan gue dan yang terjadi sekarang bukan karena salah lo, ini murni kecelakaan dan gue yang nggak bisa kontrol emosi gue, jadi stop salahin diri lo sendiri,"

"Lo laki-laki, lo tua dari gue jadi enggak seharusnya lo seperti ini sama gue Azlan,"

"Tapi tetap aja aku yang membuat kekacauan ini, apa yang harus aku lakukan supaya kamu maafin aku dan supaya kamu enggak pergi ninggalin aku dan keluarga kita Sya,"

"Lo enggak salah apa-apa, ini semua salah gue yang enggak bisa kontrol emosi gue, enggak bisa jaga sikap dan enggak punya sopan santun seperti yang mereka bilang, contoh kecilnya aja sama lo yang lebih tua dari gue, gue gak pernah ngomong pakai embel-embel abang sama lo," ucap Alisya dan terkekeh diakhir kalimanya untuk mencairkan suasana.

"Gue minta maaf sama lo dan sama mereka karena sifat gue yang seenaknya, karena sifat-sifat gue yang enggak punya sopan santun ini dan buat lo dan mereka malu, dan juga karena karena kelakuan gue ayah sama bunda harus ke sekolah buat selesain masalah gue," ucap Alisya dan menggenggam tangannya.

"Aku enggak malu punya kamu, bahkan aku bangga punya kamu di hidup aku, kamu penyelamatan aku Sya, masalah ayah sama bunda yang di suruh ke sekolah karena kamu masuk BK itu karena aku Sya,"

"Enggak ada yang bisa di banggain dalam diri gue, gue mau pergi sekarang dan lo nggak usah salahin diri lo lagi dalam masalah gue," ucap Alisya dan berdiri dari duduknya.

Alisya meraih kopernya dan berdiri di hadapan orang itu lagi.

"Lo jaga diri baik-baik, tetap jadi kebanggaan mereka, jaga mereka buat gue, satu lagi permintaan gue sama lo jangan mau di tindas atau di bully di sekolah, lo harus lawan kalau memang lo enggak salah, gue enggak mau lo kenapa-kenapa, jangan buat gue khawatir lagi karena lo terus-terusan di bully Azlan, lo tenang aja teman-teman gue selalu ngawasin lo dari jauh," ucap Alisya dan memeluk orang itu.

"Gue juga minta sama lo buat selalu kasih tau gue kondisi bang Arlen, bilang permintaan maaf gue sama bang Arlen, sama ayah sama kak Lia juga. Gue sayang sama lo, sayang sama bang Arlen, sayang sama kak Lia, sayang sama ayah bunda juga," ucap Alisya dan memeluk Azlan kembali.

"Gue pergi dan gue akan kembali dengan Alisya yang berbeda, Alisya yang lebih baik lagi. Tunggu gue pulang dengan udah panggil embel-embel abang sama lo,"

"Selamat tinggal azlan, jaga diri lo baik-baik, gue sayang bang Azlan," ucap Alisya dan pergi meninggalkan semuanya.

Meninggalkan kehidupannya sekarang dan memulai kehidupan baru. Kehidupan dengan penuh kesendirian tanpa adanya keluarga yang selalu ada di sisinya.

TBC

Jangan lupa tinggalkan jejak

See you next part

Semua Tentang AlisyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang