Pagi ini Alisya tengah menunggu Raka yang berjanji akan menjemputnya untuk pergi ke sekolah bersama.
Walaupun harus menunggu Raka yang tidak tau akan sampai jam berapa setidaknya Alisya tidak harus desak-desakan di dalam angkutan umum pagi ini.
"Raka mana sih," ucap Alisya karena sudah bosan menunggu Raka dari tadi.
Alisya terus melihat kearah jalan rumah Raka berharap Raka cepat datang untuk menjemputnya.
Setelah lama menunggu dan hari juga mulai panas akhirnya Raka sampai juga di hadapan Alisya.
"Lo lama banget sih, nanti kita telat," ucap Alisya kesal kepada Raka.
"Masih ada 15 menit lagi, dari rumah lo sampai ke sekolah butuh waktu cuma 7 menit jadi lo nggak perlu khawatir," ucap Raka.
"Iya ayo cepetan," ucap Alisya yang sudah naik ke motor matic Raka.
"Ka disini memang nggak wajib pakai helm ya?" tanya Alisya saat sadar kalau dirinya dan Raka tidak memakai helm satu pun.
"Nggak ada polisi,"
"Helm itu penting Raka, nanti kalau kecelakaan gimana? Pakai helm itu bukan karena takut di tilang polisi saat razia aja Raka," ucap Alisya mengomeli Raka.
"Iya besok gue beli nona Lisya,"
"Kok gue merinding ya lo panggil gue nona Lisya,"
"Suka-suka gue," ucap Raka. Setelah itu tidak ada yang berbicara lagi.
Sampainya di parkiran sekolah, Alisya segera turun dari motor Raka dan menatap sekeliling parkiran. Alisya hanya melihat beberapa motor saja, tidak banyak seperti di sekolah lamanya.
"Disini yang bawa motor ke sekolah itu minim, nggak banyak yang bawa motor, kebanyakan dari mereka naik angkutan umum atau berjalan kaki," ucap Raka yang seakan-akan mengerti pikiran Alisya.
"Pantesan nggak banyak motor disini," ucap Alisya.
"Iya banyak yang nggak punya motor atau motor dirumahnya cuma satu itupun di pakai sama orang tuanya, jadi mereka harus naik angkutan umum atau jalan kaki bagi yang jarak rumahnya tidak terlalu jauh," ucap Raka.
"Lo bawa bekal?" tanya Raka kepada Alisya.
"Bawa," ucap Alisya.
"Mau tetap disini atau ke kelas?" tanya Raka karena Alisya tidak bergerak dari tempatnya berdiri tadi.
Alisya langsung mengikuti Raka dari belakang dan sesekali menyapa kakak kelasnya dan juga teman seangkatannya begitu juga dengan Raka. Memang ramah sama siapapun.
"Raka kemarin bang Gio chat gue," ucap Alisya yang sudah berjalan di sebelah Raka.
"Dia bilang apa sama lo?" tanya Raka.
"Dia minta maaf dan janji buat nggak bully bang Azlan lagi terus dia juga pindah ikut sama orang tuanya,"
"Kalau dia pindah gimana caranya bully kakak lo lagi,"
"Iya juga sih, tapi bang Gio bilang kalau nggak akan ada orang yang bakal bully bang Azlan lagi. Bang Gio juga bilang kalau dia nanti pulang akan jelasin semuanya sama keluarga gue,"
"Lo tau kapan dia pulang?"
"Nggak, tapi doain aja secepatnya biar gue bisa pulang lagi," ucap Alisya dengan senyuman yang tidak pudar dari wajahnya.
"Gue selalu doain lo, tapi lo harus bahagia dulu disini," ucap Raka kepada Alisya.
"Pasti dong," ucap Alisya semangat.
"Gue masuk kelas dulu,"
"Ini kelas lo?" tanya Alisya dan di angguki oleh Raka.
"Jadi kelas kita tetanggaan dong," ucap Alisya dan lagi-lagi di angguki oleh Raka.
"Sana masuk kelas nanti pulang bareng gue," ucap Raka dan di acungi jempol oleh Alisya. Setelah itu Alisya masuk kedalam kelasnya.
"Assalamualaikum," ucap Alisya saat masuk kedalam kelasnya.
"Waalaikumsalam," jawab teman-temannya sekelasnya.
"Kalian pada ngapain kumpul disana?" tanya Alisya saat melihat teman-temannya berkumpul di salah satu meja.
"Kita lagi bahas uang bulanan sekolah Sya, udah mau akhir bulan jadi harus kumpulin duit buat bayar," ucap Fira.
"Iya udah tanggal 15 jadi masih ada 15 hari lagi buat bayar," ucap Elsa.
"Kalau udah waktunya bayar bulanan sekolah tinggal bayar aja nggak susah kan? Lagian cuma rp 50.000 nggak banyak," ucap Alisya.
"Menurut kamu yang nggak banyak tapi menurut kita banyak Sya," ucap Ilham dan di angguki oleh teman lain.
"Maaf ya, maafin aku kalau kalian tersinggung sama ucapan aku barusan, aku nggak ada maksud kok," ucap Alisya tidak enak hati.
"Iya kita ngerti kok Sya, kamu aja baru pindah kemarin jadi kamu belum tau gimana kehidupan kita disini," ucap Fira.
"Raka bilang setiap bulan kalian jualan kue ya buat bantu bayar uang bulanan?"
"Iya Sya, rencananya nanti pulang sekolah kita mau bikin kue lagi supaya malamnya teman yang laki-laki bisa jualan," ucap Dilla.
"Aku boleh ikut nggak?" tanya Alisya.
"Kamu pasti ada uang buat bayar uang bulanan kenapa harus ikut jualan kue sama kita?"
Memang benar, Alisya setiap bulan akan dikirimkan uang oleh ayahnya untuk memenuhi kehidupannya. Uang yang dikirimkan oleh ayahnya bahkan lebih dari cukup untuk tinggal disini dan juga bisa untuk membayarkan semua uang bulanan teman-teman sekelasnya itupun pasti banyak lebihnya.
Tetapi Alisya tidak mau teman-temannya mengetahui soal itu, ia tidak mau teman-temannya tau kalau ia orang kaya.
"Buat bulan sekarang aku udah bayar kok waktu daftar sekolah tapi aku mau ikut kalian bikin kue boleh kan?" ucap Alisya.
"Boleh Sya, Raka biasanya juga ikut kok nanti kamu datang aja ke rumah aku sama Raka, Raka tau kok rumah aku," ucap Gita.
"Iya nanti aku pergi kerumah kamu sama Raka," ucap Alisya.
Setelah itu mereka kembali duduk ke tempat duduk mereka masing-masing karena sebentar lagi guru akan masuk ke dalam kelas.
Jangan lupa vote dan komen!
KAMU SEDANG MEMBACA
Semua Tentang Alisya
Teen FictionPindah? Dijodohkan? Serumit itu kehidupan Alisya Ghinafia Chalondra. Disuruh pindah ke desa terpencil dan bersekolah di sekolah yang menurut Alisya aneh, sangat berbeda dengan sekolah lamanya. Hanya karena kesalahannya, Ralat! Bukan kesalahannya mel...