Pagi yang cerah mengawali semangat Alisya. Sinar matahari yang masuk kedalam celah-celah kamar tidak sedikitpun mengganggu tidur nyenyak Alisya.
Kamar yang Alisya tempati sekarang sangat berbeda jauh dari kamar Alisya yang ada di rumah orangtuanya.
Bahkan rumah yang ia tempati sekarang sangatlah sederhana, jauh dari kata mewah. Tidak ada barang-barang mewah yang ada di dalamnya, hanya ada barang-barang sederhana dan itupun tidak banyak.
"Nak bangun ini sudah pagi, hari ini kamu mulai sekolah," ucap seseorang membangunkan Alisya.
Alisya yang mendengar ada orang yang membangunkannya langsung terlonjak kaget. Setahunya ia akan tinggal disini sendiri, lalu kenapa ada orang lain disini bahkan juga membangunkannya seolah-olah dia tau siapa Alisya.
"Ibu siapa?"
"Ibu yang punya rumah ini," ucapnya yang lagi-lagi membuat Alisya terkejut.
"Maaf bu, Alisya salah rumah ya, maaf udah lancang masuk kerumah ibu," ucap Alisya yang merasa tidak enak hati.
"Tidak, kamu tidak salah rumah. Kamu memang tinggal disini sama ibu. Sekarang kamu siap-siap, hari ini kamu mulai sekolah,"
"Baik bu," ucap Alisya dan segera bangkit untuk bersiap-siap kesekolah barunya.
Setelah selesai, Alisya segera keluar dari kamarnya dan melihat dua orang paruh baya sedang sibuk memasukkan barang-barang kedalam gerobaknya.
"Bapak sama ibu mau jualan? Jualan apa?"
"Iya kita mau keliling jual bubur ayam, nanti malam jualan nasi goreng keliling,"
"Alisya sudah mau berangkat sekolah? Enggak sarapan dulu?"
"Alisya langsung berangkat aja pak," ucap Alisya dan menyalami kedua tangan paruh baya itu.
"Kamu enggak bawa bekal?"
"Enggak usah bu, nanti Alisya makan di kantin aja," ucap Alisya dan berlalu dari sana.
Setelah berpamitan dengan bapak dan ibu, Alisya langsung menuju halte tempat menunggu angkutan umum. Alisya memang sudah tau dimana tempat sekolah barunya karena kemaren sebelum ke rumah ia sempat pergi ke sekolahnya terlebih dahulu.
Tidak lama menunggu akhirnya angkutan umum datang. Alisya langsung saja masuk kedalamnya, di dalamnya ia melihat ada beberapa anak sekolah dan juga ada ibu-ibu. Ini adalah pertama kali bagi Alisya, harus berdesak-desakan di dalam angkutan umum. Sebenarnya Alisya risih tapi mau bagaimana lagi, ia tetap harus menjalani kehidupannya yang seperti ini untuk beberapa tahun kedepan.
Sampainya di sekolah, Alisya langsung masuk kedalam sekolah untuk mencari ruangan kepala sekolah.
"Permisi kak, ruangan kepala sekolah dimana ya?" tanya Alisya kepada salah satu murid disana.
"Lo anak baru?" tanyanya.
"Iya kak,"
"Ikut gue," ucapnya dan Alisya langsung mengikutinya.
"Lo kelas berapa?"
"Kelas 10 kak,"
"Enggak usah panggil kakak, gue juga kelas 10. Nama lo siapa?"
"Alisya, nama lo?"
"Raka, nih ruang kepala sekolah, gue pergi dulu," ucap Raka dan pergi meninggalkan Alisya yang sudah berada di depan ruangan kepala sekolah.
"Makasih Raka,"
Setelah Raka pergi, Alisya masuk kedalam ruangan kepala sekolah untuk memberitahu kalau ia adalah murid baru disini.
"Alisya Ghinafia?" tanya kepala sekolah saat Alisya baru saja masuk kedalam ruangannya.
"Iya pak,"
"Kamu di kelas 10 MIPA 3, mari saya antar," ucap kepala sekolah dan Alisya langsung mengikutinya.
Sampainya di kelas, Alisya disuruh langsung masuk untuk memperkenalkan diri seperti biasanya yang dilakukan anak baru.
"Perkenalkan nama aku Alisya Ghinafia bisa di panggil Alisya, pindahan dari Jakarta,"
Berbeda. Itulah yang ada di pikiran Alisya saat ini. Biasanya kebanyakan sekolah pasti akan heboh kalau ada anak baru di kelasnya. Akan bertanya apapun itu apalagi Alisya tidak terlalu jelek untuk di puji oleh teman laki-laki bahkan teman perempuan yang ada di kelasnya.
Tetapi berbeda dengan teman sekelasnya. Tidak ada yang bertanya, tidak ada kegaduhan sedikitpun. Mereka hanya diam dan menatap intens kearah Alisya yang membuat Alisya takut dengan tatapan mereka.
"Baiklah Alisya kamu boleh duduk di tempat yang kosong,"
"Baik bu terima kasih," ucap Alisya dan berjalan ke salah satu tempat duduk yang kosong.
Saat Alisya berjalan ketempat duduknya pun mereka tetap melihat intens kearah Alisya yang membuat Alisya merinding sendiri melihat tatapan mereka. Setelah guru menjelaskan pelajaran baru mereka tidak menatap Alisya lagi.
"Ada yang salah sama gue? Gue salah masuk sekolah kayaknya. Mereka serem semua anjir," ucap Alisya namun tidak dapat di dengan oleh siapapun.
Jangan lupa vote dan komen⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
Semua Tentang Alisya
Ficção AdolescentePindah? Dijodohkan? Serumit itu kehidupan Alisya Ghinafia Chalondra. Disuruh pindah ke desa terpencil dan bersekolah di sekolah yang menurut Alisya aneh, sangat berbeda dengan sekolah lamanya. Hanya karena kesalahannya, Ralat! Bukan kesalahannya mel...