A'4

203 42 0
                                    

Bel pulang sekolah telah berdentang. Semua murid berhamburan keluar kelas setelah guru yang mengajar dikelas pamit untuk keluar dari kelas.

Alisya sedikit paham dengan teman-teman barunya, teman-teman di sekolah barunya sangat menghormati guru yang mengajar di kelas.

"Alisya tadi kamu makan dimana?" tanya Gita yang sedang memasukkan buku-bukunya kedalam tas miliknya. Gita adalah salah satu teman sekelas Alisya.

"Di kantin, tadi ada yang kasih aku makanan," ucap Alisya kepada Gita.

"Kamu sih buru-buru ke kantin padahal kita baru aja mau ngasih tau kalau di kantin nggak ada jual makanan,"

"Iya aku pikir di kantin ada jual makanan ternyata cuma air mineral aja, untung tadi ada yang kasih aku makanan jadi nggak kelaparan banget,"

"Siapa Sya?"

"Namanya Raka, aku kenal dia karena dia yang bantuin aku cari ruangan kepala sekolah," ucap Alisya.

"Oh Raka. Dia juga anak dari kota Sya, sama seperti kamu," ucap Gita.

"Kamu pulang sama siapa Sya?" tanya Fira kepada Alisya.

"Sama Raka, tadi dia nawarin aku buat pulang bareng,"

"Kamu kayaknya udah dekat banget ya sama Raka," ucap Dilla.

"Enggak kok Dill, kita aja baru kenal tadi pagi. Aku pulang duluan ya, takutnya Raka udah nungguin aku," ucap Alisya kepada teman-temannya.

"Kalian pulang sama apa?" tanya Alisya sebelum keluar kelas.

"Aku jalan kaki Sya, rumah aku nggak terlalu jauh dari sini," ucap Dilla.

"Aku naik angkutan umum sama anak kelas sebelah," ucap Fira.

"Kalau Gita sama Elsa?" tanya Alisya pada Gita dan Elsa.

"Aku sama Ilham Sya, kebetulan kita searah," ucap Gita.

"Aku juga sama angkutan umum Sya, tapi beda arah sama Fira," ucap Elsa.

"Kamu sendirian?" tanya Alisya kepada Elsa.

"Enggak kok, sama teman yang lain juga," ucap Elsa.

"Yaudah kalian hati-hati ya, aku pulang dulu takutnya udah di tungguin Raka," ucap Alisya pamit kepada teman-temannya dan keluar dari kelas untuk pergi menemui Raka yang ia bilang akan menunggu Alisya di gerbang sekolah.

Sampainya di gerbang, Alisya melihat Raka yang sedang duduk di motor matic nya menunggu Alisya.

"Raka," ucap Alisya kepada Raka.

Raka menoleh kearah Alisya yang sudah berada di dekatnya.

"Kenapa lama?"

"Tadi ngobrol dulu sama teman kelas," ucap Alisya dan segera naik ke motor Raka. Setelah itu Raka langsung mengendarai motor maticnya ke taman sesuai janjinya kepada Alisya saat jam istirahat.

Sampainya di sebuah taman, Raka menghentikan motornya dan berjalan mencari tempat duduk yang nyaman dan tidak terkena sinar matahari karena sekarang cuaca cukup panas.

"Raka," ucap Alisya yang sudah duduk di tempat duduk yang berada dibawah pohon.

"Lo merasa aneh nggak sama teman-teman yang ada di sekolah? Sama sekolah juga?"

"Nggak ada yang aneh, lo yang belum mengenal mereka, lo belum mengenal sekolah ini lebih dalam. Belum seperti gue yang udah bisa menyesuaikan diri sama mereka dan mengenal mereka lebih dalam, gue udah terbiasa sama mereka disini, malahan gue lebih nyaman sekolah di sekolah yang menurut lo aneh itu di banding sekolah di kota-kota," jelas Raka.

"Kenapa gitu? Mungkin benar karena gue baru jadi gue belum mengenal mereka lebih dalam, tapi mereka memang beda Raka," ucap Alisya.

"Mereka memang beda dari sekolah lain Sya, tapi itu yang buat gue nyaman, kalau lo belum nyaman sama mereka lo bisa temanan sama gue aja sekarang, gue bisa kasih tau lo tentang mereka lebih dalam karena gue tau gimana perasaan lo sekarang karena gue pernah di posisi itu," ucap Raka.

"Disini itu berbanding terbalik sama di kota-kota Sya, kalau di kota banyak yang suka bully, saling menghina, nggak ada rasa menghormati dan menghargai orang yang lebih tua, bahkan ada yang saling merendahkan seseorang karena derajat orang tua mereka lebih rendah dari pada mereka yang mempunyai derajat orang tua tinggi. Disini enggak ada yang seperti itu, bagi mereka, mereka itu semuanya sama,"

"Awal lo masuk kelas pasti lo mikir teman-teman sekelas lo nyeremin karena enggak ada yang berbicara walaupun satu katapun kecuali guru yang mengajar, itu bentuk mereka menghormati guru yang mengajar dikelasnya. Masalah bekal makanan, lo harus menyesuaikan diri sama mereka, lo juga harus bawa bekal makanan setiap hari karena mereka disini banyak yang ekonominya rendah, ada yang tidak mampu untuk beli makanan di kantin, jadi banyak diantara mereka yang bawa bekal dan akhirnya semua murid ikutan bawa bekal dari rumah,"

"Gue pernah sama teman-teman yang lain buat kue dan di jual di pasar karena ada teman sekolah yang enggak mampu bayar uang bulanan sekolah, dan katanya itu rutin lakuin setiap bulannya. Yang laki-laki menjual di pasar atau di tempat lain sedangkan yang perempuannya membuat kue untuk kita jual," ucap Raka.

"Rasa simpati, saling menghormati apalagi sama orang yang lebih tua, saling menyayangi, dan saling menghargai itu pekat banget di sini Sya, itu yang buat gue nyaman tinggal sini dan sekolah disini,"

"Kalau lo udah kenal mereka lo pasti nyaman dan betah tinggal disini,"

"Gue akan berusaha untuk menyesuaikan diri sama mereka, gue yakin gue akan sama seperti lo yang nyaman tinggal dan temanan sama mereka,"

"Yang penting lo jalani dulu tinggal disini, gue dulu juga sama kayak lo, lo sekarang masih beruntung dari pada gue dulu karena sekarang ada gue yang ngasih tau lo tentang mereka, kalau lo belum nyaman sama mereka lo sama gue aja sampai lo bisa nyaman sama mereka, sedangkan gue dulu harus berusaha sendiri, memahami sendiri dan menyesuaikan diri sendiri sama mereka,"

"Iya gue akan berusaha buat memahami mereka, gue yakin gue bisa nyaman sama keadaan gue sekarang. Ka boleh antar gue pulang sekarang? Gue lupa kalau gue udah janji buat bantu ibu jualan nanti malam, udah sore banget gue belum bantu-bantu buat bersihin rumah juga," ucap Alisya kepada Raka.

"Ibu lo jualan apa?" tanya Raka.

"Katanya kalau malam jualan nasi goreng, pagi jualan bubur, gue juga nggak tau pasti," ucap Alisya.

"Nama ibu sama bapak lo bu Isma sama pak Radit?"

"Gue nggak tau,"

"Kenapa lo nggak tau?"

"Gue baru sampai sini kemaren malam, gue pikir gue tinggal sendirian ternyata ada ibu sama bapak disana, jadi belum sempat kenalan," ucap Alisya dengan cengiran khasnya.

"Lo tau dari mana?"

"Gue tinggal dekat sana, gue tadi juga liat lo pergi sekolah," ucap Raka.

"Kalau lo tau kenapa tadi sok-sokan nanya di mana rumah gue sama nama ibu bapak gue Raka," ucap Alisya geram.

"Cuma pastiin, yaudah sekarang gue antar pulang," ucap Raka.

Setelah itu Alisya dan Raka pergi meninggalkan taman tersebut dan Raka mengantar Alisya pulang karena memang rumah mereka searah.

Jangan lupa vote dan komen!

Semua Tentang AlisyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang