A'11

146 29 0
                                    

Alisya dan Raka berjalan beriringan di koridor sekolah yang mulai sepi karena teman-teman mereka sudah pulang terlebih dahulu.

Setelah di perbolehkan pulang tadi, Alisya tidak langsung pulang melainkan harus menunggu Raka keluar kelas dulu di depan kelasnya.

Seperti biasanya Alisya dan Raka akan pulang bersama, karena itu Alisya harus menunggu Raka keluar kelas terlebih dahulu di depan kelasnya karena kelas Raka keluar lebih lama dari kelas lainnya.

Raka memang menyuruh Alisya menunggu di depan kelasnya kalau kelas Alisya yang keluar terlebih dahulu.

Tidak hanya pulang sekolah saja, saat pergi sekolah pun mereka akan pergi bersama. Alisya akan menunggu Raka menjemputnya di depan rumah.

Itu sudah seperti rutinitas mereka saat pergi dan pulang sekolah. Pasti salah satu dari mereka akan menunggu. Baik akan pergi sekolah ataupun akan pulang sekolah.

Hubungan Alisya dan Raka bisa di katakan lebih dari pacaran sekarang karena dimana ada Alisya disana pasti ada Raka begitupun juga sebaliknya, dimana ada Raka di sana pasti ada Alisya.

Mereka sangat dekat tetapi nyatanya mereka tidak mempunyai hubungan spesial yang mengikat mereka berdua. Alisya dan Raka hanyalah temanan, tidak lebih.

Raka menatap gadis di sebelahnya ini, kenapa dari tadi gadis bawel ini berubah menjadi gadis pendiam. "Kenapa lo?" tanya Raka.

"Nggak apa-apa,"

"Biasanya kalau cewek bilang nggak apa-apa pasti ada apa-apa," ucap Raka.

Alisya menghembuskan nafas pelan. "Gue kangen pulang," ucap Alisya.

Raka yang mendengar penuturan Alisya hanya diam tanpa minat untuk menjawabnya.

Ia tau persis bagaimana perasaan gadis di sebelahnya saat ini. Sudah satu setengah tahun semenjak Alisya pindah kesini, ia tidak pernah lagi pulang kerumahnya.

Lagi-lagi alasan yang tidak masuk akal yang keluar dari mulut keluarga Alisya, itulah menurut Raka.

Saat Alisya ingin pulang karena libur sekolah pasti ada-ada saja alasan ayahnya. Alisya hanya meminta untuk pulang kesana hanya satu minggu, bahkan kurang dari satu minggu.

Libur semester satu kelas sepuluh, ayah Alisya beralasan Lia dan Arlen belum mau bertemu dengan Alisya. Alisya bisa mengerti tapi tidak dengan Raka. Alasan macam apa itu.

Libur kenaikan kelas, lagi-lagi ayah Alisya mempunyai alasan untuk Alisya tidak kesana. Alasannya karena ia dan keluarga tengah menemani Azlan olimpiade di luar negeri.

Libur semester satu kelas sebelas, mereka beralasan tengah berkunjung ke rumah sahabat lama ayah Alisya. Entah itu benar atau tidak, Alisya dan Raka tidak tau.

"Kenapa jadi kepikiran pulang, hmm? Lo nggak betah disini?" tanya Raka.

"Gue betah disini, tapi gue kangen aja pulang ke rumah gue, kumpul lagi sama keluarga gue," ucap Alisya.

"Gue ngerti Ka, keluarga gue yang sekarang sama yang dulu itu beda. Gue nggak tau sekarang gue masih keluarga mereka atau nggak. Buat sekedar nanyain kabar gue aja nggak ada, nggak ada yang sayang lagi sama gue Ka,"

"Lisya keluarga lo pasti sayang sama lo, lo nggak boleh pikir aneh-aneh,"

"Gue sadar kok, kesalahan gue besar. Kak Lia, bang Arlen, sama bang Azlan nggak bisa rasain kasih sayang dari bunda lagi karena gue. Bang Arlen nggak bisa jalan lagi karena gue,"

Raka merangkul Alisya untuk memberi kekuatan pada gadis itu. "Buktinya abang lo bisa jalan kan sekarang. Lo sendiri yang bilang sama gue kalau ini nggak kesalahan lo, tunggu Gio pulang ya. Lo sabar," ucap Raka.

"Gue juga pasti doain supaya ayah lo telepon lo dan suruh lo pulang," ucap Raka menyemangati.

Bohong. Raka tidak mengharapkan itu. Raka tidak mengharapkan ayah Alisya menyuruh Alisya untuk pulang sebelum Gio pulang dan menjelaskan kepada ayah Alisya.

Raka benar-benar berharap Gio pulang secepatnya. Raka tidak bisa membayangkan nasip Alisya kalau Gio tidak pulang secepatnya.

"Gimana kalau nanti malam kita keluar, katanya ada wisata baru gitu di dekat bukit. Ya hitung-hitung ganti liburan lo yang nggak berkesan kemaren," ucap Raka.

"Wisata apa?"

"Gue juga kurang tau, belum pernah kesana. Gimana? Mau nggak?"

"Boleh," ucap Alisya.

Sampainya di parkiran Raka memberikan helm yang biasa di pakai Alisya kepada Alisya. "Lo gue daftarin olimpiade matematika bulan depan," ucap Raka saat memakai helm miliknya.

"Apa? Nggak-nggak, gue nggak bisa," tolak Alisya.

"Lo pintar matematika Lisya, makanya gue daftarin," ucap Raka.

"Itu peluang buat anak-anak yang mau dapat beasiswa Raka, lo ngerti dong! Kalau gue sama lo nggak masuk olimpiade itu nggak masalah, tapi bagi mereka olimpiade itu berharga, bisa nentuin mereka dapat beasiswa nggak. Gue tau soal olimpiade itu makanya gue nggak mau ikut," jelas Alisya.

"Jadi cancel? Padahal banyak teman-teman gue yang suruh lo masuk, makanya gue daftarin lo," tanya Raka.

"Iya cancel aja, gue nggak mau mimpi mereka selama ini nggak terwujud karena gue," ucap Alisya.

"Padahal kalau lo ikut nggak tau lo bakal menang atau kalah,"

"Setidaknya gue membantu mereka dalam mengejar mimpinya," ucap Alisya.

"Iya nanti gue cancel," ucap Raka.

Setelah itu Raka mengantar Alisya pulang kerumahnya terlebih dahulu.

Saat sampai di rumah, Alisya melihat ibu dan bapak tengah sibuk untuk menyiapkan barang-barang untuk mereka jualan nanti malam.

Beginilah kehidupan Alisya sekarang. Sekolah, membantu bu Isma dan pak Radit jualan, dan setiap akhir bulan membuat kue dan menjualnya.

Waktu liburan pun juga sama, hanya saja Alisya hanya membantu bu Isma dan pak Radit jualan. Sedangkan Raka setiap libur pergi bersama orang tuanya.

Liburan pertama Alisya disini sedikit berkesan karena Zara, Nadia, dan Kayra mengunjunginya kesini. Alisya beruntung memiliki sahabat seperti mereka.

Berbeda liburan kedua dan ketiga, tidak ada berkesan sedikitpun. Zara, Nadia, dan Kayra tidak lagi mengunjunginya karena mereka berlibur dengan keluarganya. Alisya juga tidak bisa memaksa mereka untuk setiap libur untuk berkunjung ke desa ini.

Sedangkan Teman-temannya yang disini sibuk membantu orang tuanya bekerja di sawah maupun di ladangnya.

"Bu, pak," ucap Alisya dan menyalami bu Isma dan pak Radit. Begitu juga dengan Raka menyalami kedua paruh baya itu.

"Alisya Raka sudah pulang nak," ucap bu Isma.

"Sudah bu," ucap Alisya dan Raka.

"Makan dulu, ibu udah masak. Raka juga sekalian makan di sini nak," ucap bu Isma.

"Nggak usah bu, Raka kesini mau minta izin nanti malam Raka sama Alisya mau pergi tempat wisata baru di dekat bukit boleh bu?"

"Oh boleh, kalian nanti hati-hati dan pulangnya nanti jangan kemalaman," ucap bu Isma.

"Iya bu pasti, yaudah Raka pulang dulu ya bu, pak," ucap Raka dan setelah itu pulang kerumahnya.

Setelah memastikan Raka pulang kerumahnya, Alisya langsung masuk kedalam rumah untuk mengganti pakaian dan makan.

Jangan lupa vote dan komen!

Semua Tentang AlisyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang