Sesuai janji Alisya, malam ini Alisya akan membantu bu Isma dan pak Radit menjual nasi goreng di pinggir jalan.
Benar yang di bilang Raka, nama ibu dan bapak tempat Alisya tinggal adalah bu Isma dan pak Radit. Alisya memang di titipkan kepada mereka oleh Azlan bukan oleh ayahnya.
Azlan telah mengatur semuanya setelah Alisya keluar dari rumah, Azlan langsung menanyakan kepada ayahnya dimana tempat tinggal Alisya yang baru.
Setelah mengetahui desa tempat tinggal Alisya yang baru, Azlan langsung teringat dengan bu Isma dan pak Radit dan memberitahu bu Isma dan pak Radit kalau Alisya akan tinggal disana sementara waktu dan juga menceritakan masalah yang ada di keluarganya yang menyebabkan Alisya dipindahkan kesana.
Azlan mengenal bu Isma dan pak Radit karena dulu Azlan langganan nasi goreng bu Isma dan pak Radit sewaktu mereka menjual nasi goreng di perempatan dekat rumah Azlan sebelum mereka pindah ke kampung halamannya.
"Silahkan di makan bu," ucap Alisa kepada salah satu pelanggannya.
"Alisya tolong antarkan ini ke meja yang disana," ucap pak Radit dan memberikan sepiring nasi goreng kepada Alisya kepada Alisya.
"Iya pak," ucap Alisya dan mengambil nasi goreng itu dari pak Radit dan segera mengantarnya ke meja yang di bilang oleh pak Radit tadi.
"Pak nasi gorengnya dua, bungkus ya pak seperti biasa," ucap salah satu pembeli yang tidak lain adalah Raka teman baru Alisya.
"Baik nak Raka," ucap pak Radit.
Setelah memesan nasi goreng kepada pak Radit, Raka langsung duduk di tempat duduk yang kosong sambil menunggu nasi gorengnya siap.
"Alisya," ucap Raka kepada Alisya.
"Raka, ngapain lo disini?" tanya Alisya dan menghampiri Raka.
"Kalau gue kesini berarti gue beli nasi goreng lah,"
"Lo nggak ngikutin gue kan?" ucap Alisya.
"Ngapain gue ngikutin lo, kurang kerjaan banget. Gue kesini di suruh beli nasi goreng sama nenek gue,"
"Oh ya?"
"Nak Raka nasi gorengnya sudah siap," ucap bu Isma kepada Raka. Raka segera mengambil nasi goreng dan membayarnya.
Saat Raka hendak pulang, Raka menoleh kearah Alisya tetap duduk di tempatnya tadi.
"Lisya lo mau pulang sama gue? Udah jam sepuluh," ucap Raka kepada Alisya.
"Iya Alisya kamu pulang aja dulu sama nak Raka, jangan tungguin ibu sama bapak, kita pulang mungkin jam 12 malam," ucap bu Isma.
"Lo bawa motor?" tanya Alisya kepada Raka.
"Enggak, gue jalan kaki lagian nggak jauh kok, nanti gue antar sampai rumah lo," ucap Raka.
"Yaudah deh bu, Alisya pulang dulu ya bu pak," ucap Alisya.
Setelah pamit kepada bu Isma dan pak Radit, Alisya pulang bersama Raka dengan berjalan kaki.
"Lo kenapa pindah kesini?" tanya Alisya untuk memulai percakapan supaya tidak diam seperti tadi.
"Karena nenek gue tinggal sendiri disini lagian disana gue juga sendiri, orang tua gue sering keluar kota," ucap Raka.
"Adek atau kakak lo?"
"Gue anak tunggal," ucap Raka dan Alisya hanya mengangguk mengerti.
"Lo sendiri kenapa pindah kesini?"
"Takdir," ucap Alisya singkat.
"Takdir?" ucap Raka tidak mengerti.
"Takdir gue untuk tinggal disini, ceritanya panjang," ucap Alisya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semua Tentang Alisya
أدب المراهقينPindah? Dijodohkan? Serumit itu kehidupan Alisya Ghinafia Chalondra. Disuruh pindah ke desa terpencil dan bersekolah di sekolah yang menurut Alisya aneh, sangat berbeda dengan sekolah lamanya. Hanya karena kesalahannya, Ralat! Bukan kesalahannya mel...