Part 1

2.1K 86 5
                                    

Hai, perkenalkan nama ku Kania Putri. Aku adalah seorang ibu yang memiliki seorang putra bernama Rafa Ananda Wicaksana yang berusia 4 tahun. Ya benar aku adalah seorang janda. Suamiku yang bernama Surya Wicaksana meninggal setahun yang lalu karena kecelakaan mobil saat dia sedang pulang dari perjalanan bisnisnya.

Ketika aku mendengar kabar tersebut hatiku sangat hancur. Orang yang paling aku cintai meninggalkan ku untuk selama-lamanya. Tetapi aku tak bisa terus menerus larut dalam kesedihan karena ada putra kami yang harus aku besarkan serta perusahaan yang harus aku teruskan.
Semenjak suamiku meninggal, perusahaan tersebut kembali dipimpin oleh papa mertuaku karena suamiku adalah anak tunggal sementara aku belum memiliki ilmu untuk memimpin perusahaan tersebut.

Setelah mempelajari berbagai tentang perusahaan tersebut, akhirnya papa mertuaku meminta ku untuk segera menggantikannya karena usia beliau sudah tidak muda lagi jadi ia ingin menikmati hari tua dengan tenang bersama mama mertua ku dan ditemani cucu semata wayangnya.
Hari ini adalah hari pertama aku bekerja. Aku menatap diriku di cermin untuk memastikan penampilan ku sangat baik. Dulu sebelum aku hamil dan melahirkan bobot tubuhku adalah 54 kg. Tetapi semenjak memiliki Rafa bobot tubuhku melonjak naik. Karena kenaikan tersebut membuat payudara serta pinggulku menjadi besar. Aku sempat tak percaya diri dengan perubahan ini tapi suamiku tak pernah mempermasalahkannya malahan dia senang dengan perubahan tubuhku. Tapi sejak dia meninggal semua berubah aku kembali tak percaya diri dengan kondisi tubuhku. Apalagi bobot tubuhku bertambah sekitar 5kg lagi karena ketika aku sedih makan menjadi pelarianku.

Sudahlah aku tak lagi mempedulikan bentuk tubuhku. Toh aku sudah tak ada niatan untuk menikah lagi. Prioritasku saat ini hanya ingin membesarkan Rafa serta mengurus perusahaan agar kelak anakku bisa melanjutkan kepemimpinan di perusahaan milik keluarga Wicaksana.

"unda," panggilan Rafa yang membuatku tersadar dari lamunanku.

"Ya," balasku.

"Anti oma opa mau tetini ?" tanyanya. (Nanti oma opa mau kesini ?)

"Iya sayang. Karena Bunda mau kerja jadinya kamu sama oma dan opa ya," jawabku.

"Iya unda," balasnya

"Ya udah ayo kita sarapan. Pasti Bi Surti udah buat sarapan untuk kita," ajakku dengan mengandeng tanganya keluar kamar.

Saat kami sudah di ruang makan, sarapan sudah tersedia di meja makan. Aku dan Rafa memulai sarapan kami.

Tak selang berapa lama kedua mertuaku datang. Rafa yang melihat oma opanya datang langsung berlari kearah mereka dan memberikan pelukan serta kecupan di pipi oma opanya.

Sejak suamiku meninggal, Rafa menjadi lebih dekat dengan oma opanya karena saat itu aku butuh waktu untuk memulihkan hati serta pikiranku pasca kepergian Mas Surya. Aku sangat bersyukur memiliki kedua mertuaku ketika aku melewati masa tersulit dalam kehidupanku. Untuk kedua orang tua ku sendiri aku tak pernah tahu siapa mereka karena aku sudah tinggal di panti asuhan sejak kecil. Aku sangat berterima kasih pada suamiku karena menikah dengan dia, aku jadi bisa merasakan kasih sayang orang tua dari kedua mertuaku.

"Hai Ma, Pa," sapa ku. Tak lupa aku menyalim mereka.

"Sudah siap berangkat kerja ?" tanya Papa Haris.

"Sudah Pa," jawabku.

"Nanti kamu akan di dampingi oleh Rizky ketika bertemu para dewan direksi," ucap Papa Haris.

"Baik Pa," balasku.

Usai menyelesaikan sarapan, aku bersiap untuk berangkat kerja. Tak lupa aku berpamitan kepada kedua mertuaku.

"Ma, Pa aku titip Rafa ya," ucapku.

"Iya sayang, semangat ya kerjanya," ucap Mama Sinta.

"Iya Ma," balasku dengan senyuman.

"Bunda pergi kerja dulu ya sayang, jangan nakal sama opa dan oma," ucapku kepada Rafa.

"Iya unda," balasnya.

Akhirnya aku pun berangkat kerja diantar oleh supir baru anak dari supir yang dulu bekerja dengan suamiku. Ia menggantikan ayahnya yang menjadi koban dari kecelakaan bersama suamiku. Karena kecelakaan tersebut membuat dirinya menjadi tak bisa berjalan.

Selama dalam perjalanan aku berpikir dan bertanya dalam hati apakah aku bisa menjalani semua ini ? Mengapa dia begitu cepat pergi ? dan masih banyak pertanyaan lagi yang ada dalam pikiranku.

"Bu, kita sudah sampai," ucap Dedi.

"Oh udah sampai ya," jawabku yang baru tersadar dari lamunan.

"Terima kasih ya Dedi," sambungku.

"Sama-sama Bu," balasnya.
Kemudian aku turun dari mobil di lobby gedung kantor. Aku melihat sudah beberapa orang menunggu kedatanganku.

"Selamat datang Bu," sapa Rizky yang dulu bekerja sebagai asisten suamiku.

Aku membalasnya dengan senyuman. Setelah itu aku masuk ke gedung tersebut. Sepanjang perjalanan menuju ruangan kerja banyak pegawai yang memberikan hormatnya kepadaku.

Tibalah aku di ruangan kerja yang dahulu suamiku gunakan. Sudah setahun aku tak pernah ke sini.

"Bu sekitar 15 menit lagi kita akan bertemu dengan para dewan direksi," ucap Rizky.

"Baik, tapi sekarang saya ingin sendiri dulu," pintaku.

"Baik Bu. Nanti saya kesini lagi menjemput Ibu untuk bertemu dengan para dewan direksi," ucap Rizky.

Setelah Rizky meninggalkanku di ruangan ini sendiri, seketika semua kenangan bersama Mas Surya muncul dalam benakku. Dari kami mulai pacaran aku selalu mendukung dia untuk meraih mimpinya menjadi pemimpin di perusahaan ini.

Walaupun suamiku tunggal tapi papa mertuaku tak pernah memanjakan Mas Surya dengan memberikan jabatan cuma-cuma. Sampai pada akhirnya sebelum kami menikah papa mertuaku memberikan jabatan pimpinan perusahaan setelah beliau menilai bahwa Mas Surya layak menjadi pemimpin perusahaan.

Selain itu kenangan yang tak pernah terlupakan adalah bercinta di ruangan ini. Mas Surya termasuk laki-laki yang memiliki libido tinggi. Ia tak segan-segan meminta ku untuk melayani nafsunya di tempat yang dia inginkan. Contohnya di ruangan kerja ini. Ia pernah meminta ku datang ke kantor karena dia bilang sedang mengalami keadaan yang genting. Karena aku panik akhirnya aku langsung datang. Sesampainya aku di ruangan ini aku tak melihat ada sesuatu hal yang terjadi. Dan Mas Surya yang melihat kedatanganku hanya tersenyum lebar tanpa rasa berdosa.

Mas Surya langsung menghampiriku lalu dengan cepat dia menggendongku dan membawaku ke kamar pribadi yang ada di ruangan ini ya setelah itu kami bercinta sampai ia puas. Kejadian tersebut terjadi bukan hanya sekali tetapi berulang-ulang kali apalagi sejak perubahan bentuk tubuhku yang membuat dia tak pernah ada puasnya untuk bercinta. Walaupun kegiatan itu cukup melelahkan tapi aku senang karena aku bisa melakukan tugasku sebagai istri.

Tok tok tok

Tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar oleh ku. Ternyata Rizky menjemputku untuk bertemu dengan para dewan direksi. Aku langsung ikut dengannya. Juju raku sangat gugup karena untuk pertama kalinya aku muncul dihadapan dewan direksi tanpa Mas Surya. Biasanya aku hanya bertemu dengan mereka di acara-acara perusahaan karena harus mendampingi Mas Surya.

Saat masuk ruangan meeting tersebut aku disambut oleh para dewan direksi. Meeting tersebut berlangsung sekitar 2 jam. Aku tak menyangka Mas Surya memiliki hasil kerja yang sangat bagus dalam memimpin perusahaan ini.

#STOPPLAGIAT #STOPPEMBAJAKAN

************************************

Next part harus 15 vote 5 komen

My Curvy Widow Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang