Part 5

941 57 2
                                    

Selama dalam perjalanan kembali ke kantor, Adrian tak ada hentinya kembali memikirkan Kania Putri. Ia sangat bahagia bisa kembali bertemu dengan wanita itu dan bekerja sama dalam sebuah projek yang otomatis membuat dirinya dengan wanita itu akan lebih sering bertemu.


“Tolong kamu cari semua informasi tentang Kania Putri,” perintah Adrian pada asistennya.

“Baik Pak,” jawab asisten Doni.

Karena pikirannya sedang tak bisa fokus untuk bekerja, akhirnya Adrian memerintahkan supir pribadinya untuk mengantar pulang ke rumah.

Setibanya di rumah, Adrian langsung disambut oleh kedua keponakannya itu.

“Gimana sekolahnya tadi Lola dan Tika ?” tanya Adrian.

“Tadi tita ada temen balu Uncle,” jawab Lola. (Tadi kita ada temen baru Uncle)

“Iya, namanya Lapa,” sambung Tika.

“Lapa ? Rafa kali,” ucap Adrian membenarkan ucapan sang keponakan.

“Iya makcut dede itu,” balas Tika. (Iya maksud dede itu)

Selanjutnya mereka pun langsung bercerita kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah. Adrian sangat senang hati mendengar cerita kedua keponakannya itu.

*****


Hari ini Aku akan pergi ke makam Mas Surya sebelum pergi ke kantor. Kebetulan Rafa juga tidak sekolah karena dia hanya beberapa hari dalam seminggu masuk sekolah sehingga tak membuat diriku terburu-buru.

Sebelum mengunjungi makam, aku mampir terlebih dahulu ke toko bunga untuk membeli bunga buat memperindah makam Mas Surya

“Hai, Mas apa kabar ?” sapaku setiba di makam.

“Maaf ya mas aku baru bisa kesini,” ucapku.

Akupun bercerita tentang kegiatan baru yang aku jalani yaitu bekerja dikantor dan Rafa yang sudah masuk sekolah. Aku juga bercerita tentang hadiah yang belum sempat ia berikan padaku. Kusampaikan semua perasaan yang saat ini aku alami. Bagaimana aku tetap harus terus berjuang mengurus semuanya agar apa yang telah dia kerjakan bisa lanjutkan nanti oleh Raf saat dia dewasa nanti. Aku juga mengucapkan terima kasih karena telah diberikan kedua orang tua yang senantiasa membantunya melewati masa sulit ini.

“Yaudah ya Mas, aku pulang dulu. Nanti kalau kesini lagi aku akan ajak Rafa,” pamitku kemudian meninggalkan makam tersebut.

Kemudian aku kembali menaiki mobil dan langsung menuju ke kantor.

*****


“Ini Pak informasi mengenai Ibu Kania Putri,” sambil memberikan berkas yang berisi tentang informasi CEO Wicaksana Group.

Adrian langsung membaca berkas tersebut. Ia tak menyangka kalau Kania Putri adalah istri dari  mendiang Surya Wicaksana dan baru kemarin ia menggantikan posisi sang suami menjadi CEO perusahaan tersebut. Tetapi yang membuat dirinya bahagia adalah wanita itu saat ini sendiri. Ia tak mempermasalahkan status janda dari wanita itu karena menjadi janda bukan kemauan wanita itu tapi kematianlah yang memisahkan mereka.

Selain itu dia mengetahui kalau Kania hanya memiliki seorang putra yang bernama Rafa Ananda Wicaksana. Ia jadi teringat cerita teman baru dari kedua keponakannya.

Entah mengapa dari semua informasi ini membuat dirinya bahagia karena semesta mendukungnya untuk mendekati wanita itu.

Setelah itu Adrian memanggil asistennya dan dia berkata “tolong pesankan bunga mawar untuk CEO Wicaksana Group tapi saya gak mau ada orang lain yang tau kalau itu dari saya.”

“Baik Pak,” balas asisten Doni dan langsung keluar dari ruang tersebut.

“Waktu pendekatan dimulai,”ucap Adrian dengan senyum bahagia.

*****


Setiba di kantor, aku langsung membaca berbagai macam berkas kerjaan serta membaca catatan yang dibuat oleh asistenku saat kemarin kami rapat dengan pihak Sanjaya Corp.

Ketika sedang sibuk membaca, aku mendengar suara ketukan pintu. Aku sangat terkejut karena asistenku membawa pot bunga yang besar berisikan puluhan tangkai bunga mawar yang sangat segar.

“Kenapa dibawa kesini Rizky?” tanyaku.

“Ini Bu ada yang mengirim ini untuk Bu Kania,” jawab asisten itu.

“Dari siapa ?” tanyaku.

“Tidak ada nama pengirimnya Bu, tapi cuma ada kartu ucapannya saja,” asisten itu memberikan kartunya padaku.

Aku membaca kartu tersebut yang hanya ada kata “Halo” dengan diakhiri emoticon hati berwarna merah.

“Ya sudah kamu boleh kembali ke tempatmu,” perintahku pada Rizky.

Untuk pertama kalinya aku mendapatkan ini sejak Mas Surya meninggal. Aku benar-benar penasaran siapa yang mengirim bunga ini. Sejak suamiku meninggal aku tak pernah mempunyai teman laki-laki baru karena aku tak pernah berpikir untuk menikah lagi karena hatiku tak sanggup untuk melupakan semua kenangan yang telah ku lewati bersama Mas Surya.

*****


Saat ini Adrian sedang berkumpul bersama keuda orang tuanya dan kedua keponakannya.

“Aduh anak Mama kok bahagia banget,” ucap Mama Windu yang sejak tadi melihat Adrian tak berhenti tersenyum.

“Ia benar dari tadi kamu tersenyum terus Adrian,” sambung Papa Rama.

“Kamu lagi jatuh cinta ya ?” tebak Mama Windu

“Ah enggak Ma,” elak Adrian salah tingkah.

“Jatuh cinta itu apa Oma ?” celetuk Tika.

Mama Windu yang mendapatkan pertanyaan itu dari cucunya langsung menggaruk pelipisnya karena kebingungan harus menjawab apa kepada sang cucu.

Papa Rama langsung berkata, “jatuh cinta itu seperti berteman sayang.”

“Tika, Lola kalian sudah siapin barang untuk sekolah besok ?” tanya Adrian.

Kedua keponakannya itu langsung menggelengkan kepalanya secara bersamaan.

“Ayo Uncle temenin siap-siap” ajak Adrian agar mereka tak bertanya lebih lanjut tentang pembahasan yang tadi.

Setelah ditinggal Adrian dan kedua cucunya, Mama Windu berkata “Pah, kayaknya Adrian lagi jatuh cinta deh.”

“Kalau jatuh cinta gakpapa sih Mah,” balas Papa Rama.

“Mama sih gak masalah dia jatuh cinta Pah, tapi yang buat Mama penasaran cewe seperti apa yang bisa menaklukkan hati dia. Soalnya Adrian gak pernah kayak gini sebelumnya,” ucap Mama Windu.

“Papa sih berdoa semoga dia jatuh cinta dengan orang yang baik,” balas Papa Rama.

“Amin.” ucap Mama Windu.

Di rumah yang sama tetapi di ruangan yang berbeda terdapat perbincangan antara dua keponakan perempuan dengan Unclenya.

“Lola, Tika besokkan sekolah, mau gak Uncle yang anter ke sekolahnya ?” tanya Adrian.

“Mau Uncle” jawab mereka berdua secara bersamaan.

 “Makanya besok bilang sama Oma yaa, biar Pak Tejo yang jemput pas pulang,” ucap Adrian.

“Siap Uncle,” jawab keduanya lagi.

Adrian tersenyum karena kedua keponakannya membantu rencananya. 

Jangan lupa vote, komen, follow and share cerita ini yaaa. Terima kasih

#STOPPLAGIAT #STOPPEMABAJAKKAN

My Curvy Widow Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang