Part 6

942 56 1
                                    

#HIBURANMENINKATKANIMUN
#STOPPLAGIAT #STOPPEMBAJAKKAN

************************************

Happy Reading

Saat diriku masih terlelap dalam mimpi, tiba-tiba aku merasakan sebuah tangan kecil mengelus pipiku dengan sangat lembut. Dan aku juga mendengar namaku dipanggil olehnya. Dengan terpaksa aku membuka kedua mataku secara perlahan. Lalu ku melihat senyuman terukir diwajahnya.

"Pagi Unda," ucapnya. (Pagi Bunda)

"Pagi sayang," balasku sambil memeluk tubuhnya yang semakin hari bertambah subur sama sepertiku tapi tak masalah yang terpenting dia sehat selalu.

"Anak Bunda udah wangi banget," ucapku karena menghirup wangi sabun mandi anak kecil yang biasa ia pakai.

"Iya dong Apa kan udah mandi," balasnya. (Iya dong Rafa kan udah mandi)

"Pantesan . Anak Bunda mau ke sekolah ya ?" tanyaku.

Ia menganggukkan kepalanya dengan semangat. Tetapi aku berkata kepada kalau hari ini aku tak bisa mengantarnya sekolah karena ada kerjaan yang harus aku buat.

Awalnya dia bersedih karena aku tak bisa mengantar tetapi karena aku memberikan penjelasan yang baik maka dirinya mau menerima itu semua. Toh yang aku lakukan ini untuk kepentingan dirinya dimasa depan. Aku sangat bersyukur bisa diberikan anak yang sangat pengertian terhadap keadaan yang saat ini kami jalani.

"Maaf ya Ma, aku gak bisa ikut anter Rafa ke sekolahnya, soalnya aku harus baca berkas revisi hari ini," ucapku pada mama mertuaku.

"Gakpapa sayang, kamu fokus aja kerja ya biar Rafa Mama yang urus," balasnya.

"Makasih ya Ma," balasku.

Setelah melihat Rafa dan Mama Sinta berangkat sekolah, akupun bersiap-siap untuk berangkat kerja.

Usai mandi aku memilih baju yang akan aku gunakan hari ini. Aku memilih dress formal berwarna biru tua yang panjangnya sampai dengan lututku. Setelah aku siap dengan penampilanku, aku tak lupa untuk sarapan terlebih dahulu agar aku siap menjalani aktifitas hari ini.

*****


"Oma hali ini tita diantel cama Uncle lagi ya ke sekolahnya," ucap Lola saat menikmati sarapan paginya. (Oma hari ini kita dianter sama Uncle lagi ya ke sekolahnya)

"Uncle Adrian kan kerja sayang," ucap Mama Windu.

"Enggak kok Ma, kebetulan pagi ini aku lagi free," sahut Adrian.

"Yaudah Pak Tedjo nanti jemput kalian pas pulangnya ya sayang," ucap Mama Windu kepada kedua cucunya.

"Adrian, gimana perkembangan pembangunan apartemen di London ?" tanya Papa Rama ditengah perbincangan.

Adrian pun menjelaskan kalau perkembangannya masih ditahap awal karena mereka baru saja bertemu dengan pemenang tender proyek itu. Ia sangat bersemangat menceritakannya.

Kedua orang tuanya tak menaruh curiga apapun kepada anaknya karena memang anak itu selalu bersemangat dalam mengurus pekerjaan. Tetapi mereka tak tahu kalau anaknya itu bertambah semangatnya dampak dari jatuh cinta.

Setelah selesai sarapan, Adrian dan kedua keponakannya itu pamit kepada Mama Windu dan Papa Rama untuk pergi.

Sesampainya mereka bertiga di sekolah, Adrian melihat seorang anak kecil dan wanita paruh baya yang baru turun dari mobil.

"Itu Uncle temen balu tita," tunjuk Tika. (Itu Uncle temen baru kita)

Benar dugaannya kalau temen baru kedua keponakannya itu adalah anak dari Kania Putri. Sepertinya hari ini wanita itu tak ikut mengantar anaknya sekolah karena ia tak melihatnya turun dari mobil. Tapi tak masalah untuknya karena kata orang-orang kalau suka sama ibunya ambil dulu hati anaknya.

"Yaudah ayo Uncle anter kalian masuk kelas," ajak Adrian sambil menggandeng kedua keponakannya itu.

"Hai Lafa," sapa Tika. (Hai Rafa)

Sementara Rafa hanya tersenyum sekilas untuk membalas sapaan Tika dan melanjutkan kesibukannya dengan bermain mobil-mobillannya. Adrian yang melihat itu sedikit terkejut karena sikap anak itu dingin sekali pada orang lain. Tetapi itu tak akan menyurutkan niatnya untuk mendekati anak itu.

"Halo Rafa, kenalin saya Adrian, unclenya Tika dan Lola," sapa Adrian.

Sementara Rafa hanya memandang Adrian dengan tatapan datarnya.

"Kamu suka mobil-mobillan ?" tanya Adrian. Dan lagi Rafa hanya menganggukkan kepalanya tanpa mengeluarkan suaranya.

Adrian yang melihat respon datar dari anak itu lagi merasa tertantang untuk menaklukkannya. Secara semua anak kecil pasti dekat menyukainya contohnya kedua keponakannya. Mereka saja tak masalah jika ditinggal kedua orang tua mereka pergi liburan tapi kalau dirinya yang pergi urusan bisnis bisa-bisa kedua keponakannya itu menangis seharian.

"Wah sama dong, Uncle juga suka mobil-mobillan. Koleksi punya Uncle di rumah udah banyak banget loh," ucap Adrian yang terus berusaha.

"Benelan Uncle ?" tanya Rafa yang mulai antusias. (Beneran Uncle ?)

"Iya dong. Nanti kalau ada waktu Uncle ajak main ke rumah," jawab Adrian

Dia sangat senang karena sudah sedikit ada kemajuan untuk mendekati anak itu. Untung saja dirinya memiliki hobi yang sama dengan anak itu jadi bisa ada topik pembicaraan.

Setelah mengobrol, Adrian pamit untuk berangkat ke kantor kepada ketiga anak kecil itu.

*****


Setiba aku di kantor, aku langsung memerintahkan asisten Rizky untuk memberikan hasil laporan yang sudah direvisi karena siang nanti mereka akan kembali bertemu dengan Sanjaya Corp untuk memberikan laporan tersebut.

Asisten Rizky membawa laporan tersebut sambil membawa sebuket bunga mawar merah. Kali ini dengan kartu ucapan yang bertuliskan "Happy nice day my love" . Aku sangat penasaran sekali siapa yang memberikan buket bunga ini. Tapi karena sibuk dengan pekerjaan jadinya aku belum ada waktu untuk menyelidikinya.

"Tolong kamu minta OB untuk memasukkan bunga ini kedalam vas," perintahku.

"Baik Bu," balas Rizky.

Pikiranku kembali terfokus pada pekerjaan. Aku harus dengan teliti membaca laporan ini agar tak mengecewakan pihak Sanjaya Corp saat presentasi nanti.

Jangan lupa vote, komen, and follow

My Curvy Widow Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang