Karena aku baik hati jadi aku update sekarang aja. Please jangan jadi silent reader. Klik vote, komen, follow dan share adalah bentuk kalian ngedukung karya aku. Jadi please jangan lupa yaaa buat vote, komen, follow dan share yaaaa.
Happy reading :)
************************************
Usai meeting, aku kembali ke ruangan ku. Setelah itu Rizky memberikan beberapa file yang harus aku kerjakan. Aku kembali dibuat kagum oleh Mas Surya karena dia sangat bisa mengatur emosinya sehingga ia tak penah membawa permasalahan kantor ke dalam rumah tangga kami. Padahal pekerjaan ini tidak mudah. Aku saja yang baru hari pertama bekerja sudah pusing melihat file-file yang ada di hadapanku ini.
Saat sedang membaca beberapa file, telepon genggamku berbunyi. Ternyata mama mertuaku yang menelponku.“Halo Ma,” ucapku.
“…..”
“Mungkin sekitar jam 5 sore,” jawabku.
“…..”
“Halo sayang,” jawabku membalas sapaan Rafa.
“…..”
“Sabar ya sayang, Bunda masih kerja,” balasku.
“…..”
“Iya nanti Bunda bawain jajanan buat Rafa ya,” janjiku.
“….”
“Oke, sampai ketemu nanti sore sayang,” ucapku.
Setelah itu aku menutup telpon tersebut. Aku mendapatkan telpon tersebut karena mama mertuaku mengatakan Rafa menangis merindukanku. Sebenarnya tak tega harus meninggalkan dia seharian. Biasanya aku selalu menemaninya 24 jam. Memang sejak menikah, Mas Surya memintaku untuk menjadi ibu rumah tangga karena dia bisa memenuhi kebutuhanku sehingga aku tak perlu bekerja. Dia hanya ingin aku fokus untuk mengurus rumah tangga. Mas Surya ingin ketika dirinya pulang kerja, aku menyambutnya serta memanjakannya agar kepenatan di kantor hilang.
Waktu pulang kantor pun tiba. Sebelum pulang, aku membuka laci meja kerja Mas Surya. Siapa tahu ada barang Mas Surya yang aku bisa bawa pulang.
Aku melihat sepucuk surat serta sebuah kotak dalam laci ini. Kemudian aku membuka kotak tersebut dan ternyata isinya adalah 1 set perhiasan berlian yang sangat cantik. Aku adalah wanita yang tak begitu suka diberikan perhiasan jadi Mas Surya tak pernah memberikanku hadiah perhiasan kecuali saat kami menikah.
Lalu aku membuka surat tersebut. Ternyata surat tersebut ditujukan untukku. Kemudian aku membacanya.Dear Kania,
Selamat hari ulang tahun pernikahan yang keempat ya sayang. Terima kasih sudah menerimaku untuk menjadi suamimu. Aku sangat bersyukur sejak menikah denganmu seluruh duniaku semakin indah. Apalagi sekarang kita sudah memiliki seorang putra yang tampan. Aku yakin kelak dia pasti akan bisa menjagamu.Kania, aku berharap kamu akan selalu menjadi istri dan ibu yang baik untukku dan Rafa. Maafkan aku jika aku selalu sibuk dengan pekerjaanku. Semoga tahun ini kita bisa memberikan adik untuk Rafa ya.
Kecup sayang untukmu
Aku hanya bisa menangis menatap surat tersebut. Aku sedih karena Mas Surya belum sempat memberikannya kepadaku. Kejadian kecelakaan itu memang terjadi seminggu sebelum ulang tahun pernikahan kami yang keempat.
Sesudah itu aku bersiap-siap untuk pulang ke rumah. Aku meminta Rizky untuk mempersiapkan beberapa file kerjaan yang akan aku bawa pulang.
“Bu,sejak membuka lowongan untuk jadi asisten pribadi baru, sudah ada 20 pelamar yang masuk dalam kualifikasi sesuai yang Ibu minta dan sekarang sedang tahap seleksi,” ucap Rizky sambil memberikan apa yang ku perintahkan.
“Oke, saya ingin minggu depan asisten pribadi tersebut bisa bekerja,” ucapku.
“Baik Bu,” balasnya.
Aku memang meminta kepada Rizky untuk mencarikan asisten baru yang berjenis kelamin perempuan. Hal itu aku lakukan karena aku lebih nyaman untuk bekerja sama dengan sesama perempuan. Sementara Rizky akan bertugas sebagai asisten pribadi untuk tugas di dalam kantor.
Akhirnya akupun pulang ke rumah tapi tak lupa aku mampir ke supermarket untuk membeli beberapa makanan kesukaan Rafa.
Setibanya aku di rumah, aku langsung di sambut oleh pelukan Rafa. Aku sangat nyaman berada dalam pelukannya. Mungkin ini yang dirasakan oleh Mas Surya, ketika pulang dari kantor ada orang yang kita cintai menyambut kepulangan kita.“Unda uda eli jajanan untuk apa ?” tanya Rafa (Bunda sudah beli jajanan untuk Rafa ?)
“Udah sayang, nih” ucapku sambil memberikan kantong belanjaan kepadanya.
“Telima kacih unda,” ucapnya dengan memperlihatkan senyum lebarnya.
(Terima kasih Bunda)“Sama-sama sayang,” balasku.
“Gimana hari pertama di kantor sayang ?” tanya Mama Sinta.
“Cukup melelahkan Ma. Mungkin karena sudah lama tidak kerja kantoran jadi butuh penyesuaian lagi,” jawabku.
“Ini semua memang tak mudah, tapi Mama yakin kamu bisa melewatinya,” ucap Mama Sinta.
“Iya Ma. Karena Rafa aku bisa sekuat ini,” sambil melihat Rafa yang sedang asik menonton film kesukaannya sambil memakan ice cream.
“Papa mana Ma ?” tanyaku karena tak melihat papa mertuaku disini.
“Papa tadi sore pergi ketemu sama temannya,” jawab Mama Sinta.
“Oh,” jawabku
“Kamu mau mandi dulu atau makan malam dulu ?” tanya Mama Sinta.
“Mandi dulu deh Ma,” jawabku.
“Oke nanti Mama akan minta Bi Surti untuk menyiapkannya,” ucap Mama Sinta.
“Terima kasih ya Ma,” balasku.
“Sama-sama sayang,” ucap Mama Sinta.
Setelah itu, aku langsung meninggalkan Mama Sinta dan Rafa untuk pergi mandi. Selesai makan malam aku menemani Rafa untuk bermain sebentar sebelum dia tidur.
“Rafa,” panggilku.
“Iya Unda,” jawabnya. (Iya Bunda)
“Rafa mau sekolah ?” tanyaku.
“Tekola ?” jawabnya dengan pertanyaan lagi. (Sekolah ?)
“Iya sekolah. Nanti di sekola Rafa bisa punya teman-teman baru,” jawabku.
“Mau Unda,” ucapnya dengan kegirangan. (Mau Bunda)
“Oke besok Bunda akan ajak Rafa ke sekolah ya,” ucapku.
“Iya Unda,” balasnya. (Iya Bunda)
“Yaudah sekarang Rafa bobo yuk, biar besok tidak kesiangan untuk datang ke sekolah,” ajakku.
Dia langsung melepaskan mainannya dan naik ketempat tidur. Aku juga ikut naik ke tempat tidur untuk menemaninya sampai ia tertidur. Kuusap kepalanya serta kunyanyikan lagu pengantar tidur.
Akhirnya dia tertidur dengan nyenyak. Kupandangi wajahnya saat tertidur, aku melihat dia sedang tertidur seperti melihat Mas Surya. Ya Rafa ini sangat mirip dengan Mas Surya. Aku saja ibunya tak memiliki kemiripan sama sekali. Kalau kata orang-orang dia hanya numpang aja dalam rahimku.Rencanaku untuk menyekolahkannya sudah aku bicarakan dengan mama mertuaku saat kami makan malam. Aku melakukan hal itu karena tak mungkin meminta kedua mertuaku untuk terus datang dan menjaga Rafa. Sebenarnya kedua mertuaku tak masalah harus melakukan itu tetapi aku tak mau merepotkan mereka karena anak ini akan semakin aktif jadi tak ingin kakek dan neneknya kelelahan menjaga Rafa. Jadi aku akan mendaftarkan Rafa di sekolah taman kanak-kanak dekat kantor agar memudahkan ku untuk menjemputnya.
#STOPPLAGIAT #STOPPEMBAJAKAN
************************************
Next update 20 vote 10 komen