Zeva POV
Angin berhembus kencang pagi ini , suasana hangat namun aku merasa tubuhku menggigil kedinginan, aku menatap lurus ke arah dedaunan yang perlahan melambai kemudian jatuh.
Meskipun matahari semakin menyorot tajam aku tetap diam ditempat, menatap interaksi seekor kucing dengan bayi bayinya, ada kehangatan diantara mereka.
Aku mendongak netraku menangkap ribuan kupu-kupu yang indah sedang mengerubungi bunga bunga yang bermekaran.Tak ada yang menggambarkan suasana hatiku, meskipun aku juga tidak berharap ada yang seperti diriku, kupikir aku tak terlalu menyedihkan, banyak orang yang menyayangi ku kan? ,
Aku menghela nafas berat, membalikkan badan dengan cepat namun tubuhku limbung karna kurasa aku menabrak sesuatu, ah tidak seseorang karena aku dapat melihat sepasang kaki di depan kakiku, setelah sedikit mengatur keseimbangan tubuh, aku mendongak mengapa orang itu tiba-tiba telah berada dibelakang ku tadi.
Iris mataku bertubrukan dengan mata elangnya, perlahan bibirku terangkat membuat garis senyum yang tipis pada tatapan itu,
" kapan kau datang?" suara seraknya menyapa Indra pendengaranku,.
" mengapa tak membangunkan ku hmmm?" Viash kembali bicara, dengan sorot indah nya yang masih seakan menelanjangiku dengan tatapannya.Kukalungkan lengan di lehernya , melihatnya sedekat ini selalu membuat diriku dijalari kehangatan, "kau tertidur begitu manis hingga membuat ku tak tega bahkan hanya untuk berisik" aku terkekeh geli mendengar suara ku sendiri.
Viash juga menyungging senyum mautnya,
Dan senyuman itu, senyum yang kerapkali membuat jantung ku berdetak abnormal, senyum yang hanya ditujukan untuk ku." Apa kau memakan heroin? " Viash mengeryit bingung atas ucapan tiba tiba dari ku , membuat ku kembali terkekeh kemudian mengusap lembut bibirnya.
"Mengapa senyummu membuat ku kecanduan viash, katakan apa kau mengonsumsi heroin? "
Seketika wajahnya dipenuhi binar tawa, yah viash tertawa atas godaanku , meskipun aku sering dengan ucapanku tadi .Aku sedikit menjauh dari tubuh atletis itu , memperhatikan caranya tertawa, sungguh membuatku betah memandangnya."Dengar Zeyhva edelline, kau kelihatan seperti anak remaja yang baru tumbuh menjadi gadis perawan," ia masih menyelesaikan sisa sisa tawanya, aku hanya tersenyum simpul mendengar ejekan itu,
" Aku bahkan masih sekecil itu pak tua, umurku masih 19 tahun dan kau tak membiarkan aku tumbuh menjadi gadis perawan lagi, ini gara gara kau mengerti? Aku tidak sepolos itu kau tau, huh dasar"
Aku dapat melihat pria tampan itu menahan senyum melihatku menggerutu , kemudian melangkah mendekatiku.
" Jadi itu bukan gombalan gadis polos bay?" Aku memutar bola mata. Viash selalu saja tau apa yang ku pikirkan, kurasa ia memang peka bahwa aku benar benar menyukai senyuman itu.Sambil kembali menyungging senyum yang sama , viash menyingkirkan anak rambut dari wajahku " aku akan sering sering tersenyum seperti ini kalau begitu" ujarnya tepat didepan telinga kiri ku membuat ku dapat merasakan sapuan nafasnya di leherku, kulitku meremang.
Astaga apa yang terjadi padaku? ,Apa viash sedang menggoda gadis kecil ini?
Mengapa aku kini merasa seakan hanyut dalam tindakan kecilnya? , Lama lama aku bisa frustasi memikirkan betapa berpengaruh nya viash padaku.Dia membawa ku dalam dekapannya, membuatku merasa nyaman, jujur saja bahwa selama aku bersama viash setiap sentuhan nya seakan meninggalkan kerinduan ditubuhku meskipun kadang hanya sekedar memelukku seperti sekarang.
"apa kau juga berpikir aku memakai sabun heroin, karena kau sangat suka saat ku peluk ze?" Ucapnya disertai tawa yang mengejek .
Buru buru aku melepaskan diri dari Kungkungan tubuh pria itu,
" Cih.... Kau percaya diri sekali, " tampikku berlalu pergi dari hadapannya sambil menghentakkan kaki dengan keras.Namun bukannya menyusul ku viash malah semakin gencar menertawaiku .
"Hei, mengapa egomu tinggi sekali ze, padahal aku tau kau menikmati dan menyukainya , benarkan? " Teriaknya masih menggodaku ,
bagaimana aku semalu ini hanya saat viash mengatakan hal yang memang benar adanya.Aku pura2 tuli dan melenggang pergi secepat mungkin untuk menghindari kekasih ku,
Wajahku pasti begitu memalukan sekarang."Zeva wait me baby !" Pria itu terpingkal , Membuat kuping ku semakin panas saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEVA
Lãng mạnZeva, gadis cantik bermata abu abu, yang memiliki rahasia untuk kemudian membuat dirinya sendiri terjebak dalam penyesalan yang meradang. Gadis berambut cokelat itu bagaikan dua sisi mata uang yang berlawanan, membuat orang lain berpikir bahwa ia s...