X

1.6K 376 64
                                    

Yok vote bisa yok ...

Happy reading ♥️
_____________________

Jam pulang sekolah ...

Leon duduk di depan kelas, menyibukkan diri dengan ponselnya. Ia di sana menunggu Angel, yang serius ingin main ke kebun bunga mamanya. Tidak enak jika duduk di kelas yang sedang dibersihkan oleh teman-temannya.

Suara kesiap dari pintu menarik perhatian Leon. Mendapati si kembar Dika dan Diki sedang berpelukan dengan raut wajah ngeri tertuju padanya. Berkerut alis, Leon menatap mereka dengan heran.

"Gak pulang, Yon?" tanya Dika.

"Pulang lah, ya kali nginep di sini." Leon membenarkan posisi kacamata sebelum kembali fokus pada layar.

"Terus? Ngapain di situ sendirian gak langsung pulang?" tanya Diki kali ini.

Leon tertawa pelan. "Kepo amat," jawabnya, tak mengalihkan mata dari ponsel.

"Ya aneh aja," kata Dika.

"Tumben aja gitu," tambah Diki.

"Nungguin Angel," jawab Leon akhirnya.

Mendengar jawaban Leon, si kembar saling pandang entah memikirkan apa. Membuat Leon kembali heran saat mereka diam saja, tak menanggapi jawaban itu sekedar dengan "oh" saja atau sebagainya. Dalam diam si kembar langsung masuk kembali ke kelas.

Leon jadi penasaran. Ia bangkit dan menilik ke dalam. Mereka yang di dalam menoleh padanya. Sepertinya tidak ada yang aneh, saudara kembar itu melanjutkan piket bersama yang lain. Namun, Leon jadi curiga akan sesuatu, ia harap itu hanya dugaannya saja karena kalau benar yang ia sangkakan itu, ia pasti akan menghajar dan menghukum mereka.

"Masih lama, Njel?" tanya Leon, berbasa-basi sebab semua anak masih menatap ke arahnya dengan penasaran. Is berhasil mengalihkan perhatian mereka, yang setelah pertanyaan itu melanjutkan pekerjaan masing-masing.

"Kamu buru-buru?" tanya Angel balik.

"Enggak sih, nanya doang," jawab Leon, "santai aja." Leon tersenyum sebelum keluar lagi, kembali ke tempatnya yang tadi.

____________

Angel turun dari motor Leon, mendongak untuk mengagumi rumah besar di hadapannya.

"Rumahmu besar banget, Yon," komentar Angel, saat lelaki itu menghampirinya selesai memarkir motor.

Leon tersenyum saja, berjalan menuju pintu dengan Angel mengikutinya. Mereka berdua masuk dan Angel mengatakan "permisi" dengan suara lirih. Hanya bisa didengar Leon dan Leon menjawabnya dengan senyuman.

Angel melihat sekeliling sambil melangkah mengikuti laki-laki di depannya. Leon membawanya melewati ruang tamu, ruang tengah dan dapur.

"Di rumah gak ada orang, Yon?" tanya Angel masih dengan suara pelan.

"Ada, Bibi lagi di belakang mungkin. Kalau Kakek, palingan di lantai atas," jawab Leon.

Tak berselang lama, Leon menggeser pintu kaca. Mata Angel langsung berbinar melihat kebun yang sudah tampak di depannya. Langkahnya terhenti untuk sejenak menjelajahi kebun itu dengan matanya.

Benar-benar ada aneka macam bunga di tempat itu. Beraneka warna dan bentuk, kebun itu sungguh cantik dan terlihat teduh. Ada bangku taman dan bahkan ada kolam ikan di ujung halaman.

"Petrea," seru angel menghampiri bunga menggantung di gerbang menuju dunia lain itu.

Leon tersenyum dan mengangguk saat Angel menatap ke arahnya seolah bertanya, "Bener, kan?"

ChameLeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang