V

1.3K 326 65
                                    

Bulan puasa tuh harus dibanyakin update cerita lurus yekan. Wkwkwk

Happy Reading ♥️

____________________________________
Leon dan "yang Terlarang"
____________________________________

Jam pelajaran sudah berakhir. Anak-anak kelas XI MIPA 1 mulai berkemas dan beranjak pulang. Leon melirik kursi kosong di sudut kelas yang ditinggalkan pemiliknya sejak istirahat pertama tadi. Tasnya masih ada di sana, membuat Leon penasaran, apakah anak baru itu membolos dan sengaja meninggalkan tasnya atau memang Damar masih ada di sekolah.

"Yok, Yon." Irfan sudah menggendong tasnya.

"Duluan aja, Fan," jawab Leon, tersenyum pada sahabatnya.

Irfan jadi menatap penuh curiga sambil melirik Angel yang juga masih anteng di tempatnya.

"Gak usah mikir aneh-aneh!" kata Leon. Walaupun tak tahu apa yang dipikirkan Irfan, tapi wajah mesum temannya itu jelas menyiratkan sesuatu.

Irfan terkekeh. Ia mendekat untuk meraih pundak Leon, lalu berbisik.
"Good luck, Yon."

"Apaan sih lu?" kata Leon. Setengah tertawa ia menampik tangan Irfan dari pundaknya.

"Bye Angel, muah," lanjut Irfan. Ia melambaikan tangan dan mulai beranjak.

Angel tersenyum saja menanggapinya.

"Lo gak balik?" Leon menatap Angel, yang dengan tenang masih duduk di kursinya, tidak menunjukkan tanda-tanda ingin beranjak pulang.

"Aku nungguin anak piket dulu," jawab Angel.

Baru Leon ingat kalau Angel seksi kebersihan. Barulah Leon manggut-manggut mengerti.

"Kamu sendiri? Kamu 'kan gak piket," lanjut Angel.

"Nungguin Damar," jawab Leon sembari menunjuk kursi kosong itu dengan dagu.

Angel mengangguk mengerti, namun bibirnya tersenyum masam.

"Segitunya, ya, Yon, jadi ketua kelas?" tanya Angel.

Leon tersenyum saja menanggapinya, tak menggeleng ataupun mengangguk. Berikutnya mata di balik kacamata itu menangkap kedatangan sosok yang ia tunggu. Damar berjalan santai menghampiri kursinya. Leon masih tenang di tempatnya dengan mata tak lepas mengikuti gerak-gerik Damar.

Ketika Damar sudah mendapatkan tasnya dan mulai beranjak, barulah Leon bangkit dari kursinya.

"Gue duluan, Njel," gumam Leon berpamitan.

Angel mendongak, menatap Leon yang tak mengalihkan mata dari Damar. Menjawabnya dengan anggukan dan "hm" saja, sedangkan Leon mulai berjalan menyusul Damar.

Damar baru saja melewati pintu saat Leon menahan lengannya. Damar menoleh dan langsung muak mendapati wajah berkacamata itu.

"Gue mau ngomong sama lo," kata Leon.

Damar berdecak kesal mengalihkan mata ke arah lain.

"Gue sibuk," jawab Damar menarik tangannya dan kembali berjalan.

Leon menarik napas dalam untuk meredam emosi. Ia lalu kembali berjalan untuk mengejar Damar.

"Gue udah tau alesan lo dipindahin ke kelas gue," kata Leon. Ia tak lagi menahan Damar, cukup berjalan sejajar saja dengannya.

"Terus?" balas Damar, terdengar tak tertarik.

"Gue jadi ngerti kenapa lo bisa tahu soal gue dan keliatan tertarik sama gue," lanjut Leon.

ChameLeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang