PERMINTAAN MAAF

480 29 13
                                    

Sorry for typo.

BIASAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA
HAPPY READING
°°°°

" Jadi besok Fair udah boleh sekolah," Tanya Fair kepada orang tuanya yang kini tengah duduk memperhatikan wajah senang anaknya.

Vivian mengangguk." iya, tapi inget kamu di sana ga boleh makan sembarang oh iya jangan juga kecapean, ga baik buat asma sama lambung kamu"

Fair mengangguk mengerti lalu berhambur memeluk kedua orang tuanya bergantian.

"Bang Dirga mana?" Tanya Fairsyah, matanya mencari di setiap sudut ruang tamu yang besar ini.

" Masih di kantor," celetuk Ringgo, ayah Fair.

" Emangnya ga kuliah ya?"

" Kuliah, tapi hari ini jam nya sore" jawab Ringgo apa adanya.

Fair mengangguk lesu" padahal mau jalan-jalan lagi beli perlengkapannya hiko yang belum ada" lirihnya mengghela nafas.

" Kenapa ga sama bang Gavin? dia hari ini kayanya free" sahut Ringgo yang tadi mendengar perkataan putrinya.

" Bang Gavin pasti ga mau " ujar Fairsyah terseyum kecut, sudah ia tebak pasti hari ini alasanya masih sama walaupun sedang free.

" Kenapa? emangnya kamu udah nyoba?"

Fairsyah mengangguk, " iya setiap minggu Fair chat, telepon, tapi pasti punya alesan, abang sibuk Fair, jadi kamu  jangan nelfon abang dulu. Selalu gitu alesanya" Fair terseyum tipis walaupun dihatinya sangat sakit, abang-abang nya yang dulu selalu ada untuknya kini telah berubah layaknya orang asing yang tidak pernah bertegur sapa. Sekarang dirinya hanya mempunyai satu abang yang selalu ada untuknya, Dirga. Ya hanya abang ketiganya lah yang selalu ada dikala dirinya sedih dan senang.

" Abang kamu pasti sibuk banget makanya bilang kaya gitu" ujar Vivian lembut, dirinya tidak mau ada perdebatan antara anak-anaknya dan berakhir menjadi perpecahan antara adik dan kaka.

"Tapi udah dari Fair masuk SMA bun" sangkal Fairsyah yang sudah muak.

"Biar ayah yang bilang sama abangmu nanti ya, jangan sedih" senyum Ringgo.

" Gausah yah, Fair engga mau ngeganggu" cegah Fairsyah terseyum tipis.

Ringgo menghela nafas, jika sudah begini bakalan sangat sulit membujuk anaknya.

" Eh iya yah, kucing Fair mana?"

" Kucing?"

" Iya kucing, kemarin kan Fair ngambek ga mau makan, trus di iming-iming sama bunda pake kucing yang waktu itu Fair pengen waktu jalan sama ayah" senyum Fairsyah sudah mengias di bibirnya ta kala ayahnya menelfon seseorang untuk membelikan-nya kucing.

" Tunggu aja, sebentar lagi pasti dateng." Ujar Ringgo.

" Nanti mau tukeran ah kucingnya sama bang Dirga"

" Loh kenapa?"

" Karna Fair udah jatuh cinta sama kucing yang kemarin bang Dirga adopsi, lucu bangetttt. Nanti kucing yang ayah beli buat bang Dirga, dan kucingnya bang Dirga buat Fair" sorak Fairsyah senang, dirinya tidak sabar memiliki kucing apalagi kucinya sangat mengemaskan.

MERRIED BROTHER (ON GOING)Where stories live. Discover now