Sherly sebenarnya tidak begitu menyukai pesta seperti ini.
Dia memang lebih sering dirumah atau sekalipun ramai orang mentoknya berada di mall.
Belum lagi banyak hal yang menganggu fikirannya sepertinya sejak malam itu hidup tenangnya menghilang begitu saja.
Sherly memilih ke taman belakang yang tidak begitu ramai seperti didalam rumah adriel.
Tanpa ia sadari adriel mengikutinya dari belakang,
"cewe cantik sendirian aja, mau abang temenin?" sherly terkejut langsung berbalik mendapati sosok adriel.
Lelaki yang belakangan ia hindari untuk ketenangan yang sebenernya tidak ia dapatkan.
"ngapain disini? kenapa ga didalem? kan yang punya acaranya." Adriel berjalan mendekati sherly.
"suka suka gua lah, rumah gua ini kan? cuma kayaknya ada yang lagi bermasalah sama gua jadi sebagai sumber masalahnya gua harus tau dulu ada apa kan?"
Sherly gugup padahal seharusnya yang gugup bukan dirinya melainkan adriel.
"gapapa". selalu kata andalan setiap perempuan jika ditanya.
Bukan adriel namanya jika tidak bisa memaksa seseorang jujur.
"masalah rumah sakit? atau jangan jangan lo beneran hamil ya?"
pletak, suara yang berasa dari tasnya sherly yang mengenai kepala adriel.
"Adriel ish! jangan bilang gitu gue belum mens nih. Ga mau kalau beneran hamil."
raut wajah adriel yang awalnya senyum mendadak murung,
"emang salah ya hamil anak gua? lu malu? kan gua bakalan tanggung jawab juga."
bukan itu, ia hanya belum siap karna masih merasa tabu tentang adriel jika jika ternyata ada hal yang akan menyakitinya kelak masih ia bisa hindari jika tidak sampai hamil kan? batinnya.
"ga gitu, udah lah lo ngapain disini daritadi ditanyain malah balik nanya"
Adriel menghela nafas dan mulai meraih lengan sherly.
"kata temen temen lo, katanya lo ada masalah tentang gua? coba bilang? gua bukan peramal apalagi dilan yang bisa ngerti apa yang dimau cewe. bahkan dilan aja masih gabisa ngertiin milea sampe kehilangan dia."
sherly melihat sorot mata adriel yang menatapnya penuh binar.
" hm...perempuan yang di rumah sakit siapa? terus kenapa lo bisa celaka? "
ternyata cemburu, sudut bibir adriel naik keatas tanda ia senyum
"dia cuma salah satu temen deket gua aja cuma temen gausah lo cemburuin gitu, makin cantik kalau cemburu gini. dan urusan celaka itu udah takdir mau gua dirumah juga kalau takdirnya celaka bisa aja kan?"
Sherly mengangguk saja setidaknya ia sedikit tenang mendengar jawabannya.
"oke gue percaya..."
mereka berdua terdiam sejenak,
"Sher kalau nanti ternyata kejadian malam itu beneran ngebuat sesuatu lo harus bilang sama gua. jangan lo tutupin atau jangan segan segan gua paksa lo."
Adriel dengan tatapan tajam seakan sherly didepannya adalah santapan makanannya.
"iya gue paham, lagian gue ga ngerasain tanda tanda hamil. udah 3 minggu sejak kejadian itu mungkin aja kan gue bukan tipe yang langsung jadi..."
Adriel menatap lekat pandangannya sherly, "walaupun ga jadi hamil, gua pastiin lo jadi istri gua ga sekarang tunggu gua sukses dulu tapinya."
sherly mendengus, memang siapa yang mau dengannya kalau tau ia sudah jebol?
"kita liat nanti ya? siapa tau gue malah pengen lo di aniyaya abang yoga"
Sherly dan adriel sibuk dengan bahasan mereka sampai melupakan orang orang yang didalam rumah hampir kacau karna haekal yang malah sibuk dangdutan.
"TARIK SIS!" Teriak haekal.
"SEMONGKOOO!" yang lain menyaut sambil joget, ya ga semuanya beberapa orang saja sisanya ada yang makan atau mengobrol santai.
Cepat atau lambat gelar ny.adriel buat lo sher - Adriel.
Heran deh kepedean banget si mau jadi suami gue, emang siapa yang nolak ? -Sherly
KAMU SEDANG MEMBACA
kesalahan - JAEMINJU
Teen Fiction" adriel bego kenapa bisa ke bablasan sih " " lu siapa ? kok lu tega sih " 18+. (not real)