Hari ini adalah kepulangan kedua orang tua adriel, harusnya minggu depan tetapi xiera memaksa orang tuanya segera pulang karna ada hal yang penting katanya.
Xiera dan Adriel menunggu kedatangan orang tuanya di bandara,
"dek mana ya mama sama papa?"
xiera menggelengkan kepala yang penting mereka ada sebelum orang tuanya daripada sebaliknya.
"Adriel, xiera" terdengar dari arah kedatangan xiera dan adriel mencari sumber suaranya.
Terlihat papa dan mamanya yang baru saja datang, xiera berlari menuju pelukan papanya.
"anak cantiknya papa makin gede aja"
adriel yang mendekat langsung menawari untuk membawa kopernya.
"sini ma, pa pasti capek ya ?"
gelengan kedua orang tuanya, mana ada capek kalau untuk anak anaknya.
"yaudah ayo, adriel bawa mobil tenang ada simnya ko"
Keluarga pratama langsung meninggalkan bandara untuk kerumah.
Sesibuk apapun orang tuanya, mereka akan pulang jika benar benar darurat sebenarnya mama sempet marah saat tau jika adriel masuk rumah sakit tapi waktunya pun dimana papanya sedang melakukan meeting penting.
"kamu istirahat el, baru sembuh malah berani bawa mobil. kamu juga xiera bukannya larang kakak kamu"
ya begitulah seorang ibu, se kesal kesalnya itu hanya kedok untuk menutupi khawatirnya.
"udahlah ma, adriel cowo wajar jatoh atau lecet dikit."
"ya terserah lah, oh iya kalian nyuruh mama papa pulang lebih cepat ada apa?"
Adriel dan xiera saling memandangin satu sama lain.
"begini ma...." Akhirnya adriel menceritakan detail yang terjadi raut wajah kedua orang tuanya benar benar serius dan kaget tentu.
dimana mereka tau putra putrinya bagaimana, tapi ya bagaimana lagi jika setengah sadar apapun bisa terjadi.
"ma pa, adriel mau izin buat tanggung jawab mau dia hamil ataupun engga tapi masa depan dia adriel yang renggut gitu aja. kalau adriel nikah sama dia mama papa restuin kan?"
kepala keluarga yang biasanya bercanda sekarang tatapan penuh dengan keseriusan.
"harus. kamu harus tanggung jawab, bahkan kalau kamu nolak bakalan papa seret kamu. Kamu sudah tau resiko apa yang kamu lakukan? Papa tidak akan menghajarmu karna bagaimana pun kamu anak papa kalau kamu salah ya papa juga karna berarti papa masih belum bisa jadi ayah yang baik untuk kamu dan xiera". final dari chandra selaku kepala keluarga.
"mas..." steffy melihat suaminya yang kali ini berbeda, ia tau suaminya kecewa karna kebebasan yang suaminya berikan untuk anak anaknya malah menjadi boomerang.
"besok kita kerumah orang tuanya, kalau mereka hajar kamu itu resiko kamu udah nyakitin anaknya. paham?" Adriel mengangguk,
Memang dia sudah siap dihajar jika memang harus.
---
Sherly semenjak keluar malam itu ia merasakan pusing dan mual.
masuk angin, fikirnya.
Ia tetap melanjutkan aktivitasnya dimana hari ini masih ada kuliah online yang harus ia lewati karena sang dosen sedang berada diluar kota.
Bunda memasuki kamar putri bungsunya,
"adek kok belum sarapan? bunda tungguin sama yang lain?" sang bunda mengelus kepalanya.
"sherly nanti minta bibi bawain aja bun ke kamar, ini ada kuliah online terus sherly juga gaenak badan kayaknya."
mendengar keluhan putrinya tentu sang bunda khawatir
"mau ke dokter aja? biar bunda suruh yoga temenin?"
sherly menggeleng, " gapapa bun tadi sherly udah minum tolak wind kok."
bundanya pamit untuk menemani keluarganya sarapan sekaligus menyiapkan sarapan putrinya yang akan dibawa ke kamar.
Yoga dan Dimas sedang sarapan melihat bundanya datang sendiri,
"bun sherly mana?" yoga yang memang sadar adiknya tidak ada.
"katanya ada kuliah online jadi nya sarapan dikamar aja, kenapa bang?"
gelengan kepala, "kirain si adek sakit"
akhirnya keluarga yudistira melanjutkan makan dengan tenang.
---
Sherly baru saja mau menyuap sarapan miliknya yaitu scrambled egg with bread langsung berlari menuju wastafel.
cairan bening yang keluar tanpa ada apapun.
"masuk angin gaenak banget si" keluh sherly sambil membersihkan daerah mulutnya.
Yoga masuk ke dalam kamarnya tentu untuk merecoki.
"Adek adek dimana kamu"
"di toilet bang bentar" sherly pun segera keluar dari toilet dan menghampiri abangnya.
"kenapa?" gelengan abangnya dan langsung merebahkan badannya dikasur milik sherly.
"loh dek belum dimakan?" jawaban adeknya hanya gelengan kepala.
"gatau bang mual setiap mau suapin makanan".
dahi milik yoga mengkerut, "mual? hamil?"
lemparan bantal mengenain wajah kakaknya.
"bangsat, santuy dong dek gua kan nanya"
"abisnya ngomong ga disaring, gimana hamil kan gue..." sherly terdiam, ada kemungkinan kalau hal itu bisa terjadi.
sherly duduk disamping yoga, "bang...kalau bener nasib sherly gimana?"
yoga yang tau adeknya kalut langsung memeluknya, " gua pastiin lo bahagia dek walaupun ga sesuai harapan awal lo yang mau jadi arsitek baru berkeluarga. dan pastinya kalaupun lo hamil adriel wajib tanggung jawab."
Sherly tidak masalah dengan adriel karna dia tau adriel pasti bertanggung jawab, yang ia takutkan ayah, bunda dan bang dimas.

KAMU SEDANG MEMBACA
kesalahan - JAEMINJU
Teen Fiction" adriel bego kenapa bisa ke bablasan sih " " lu siapa ? kok lu tega sih " 18+. (not real)