16 : Past

290 40 0
                                    

"Can... tik..."

"H-huh?"

Yohan seketika tersadar dari lamunannya saat melihat wajah gadis didepannya yang terkejut. Wajah Yohan seketika menjadi merah padam saking malunya.

"Ahh- itu... Marianne! Tolong antar dia ke ruanganku. Aku harus menyelesaikan-" Belum selesai Yohan berbicara, Yohan merasa ada yang menarik ujung bajunya. Ia berbalik dan melihat gadis itu menarik ujung bajunya.

"Ada apa?" Tanya Yohan.

Tapi, gadis itu malah tersentak dan segera menarik tangannya lalu menggeleng. Yohan pun otomatis berbalik badan dan berjalan kembali masuk ke dalam rumah sakit. Tak ada yang tau bahwa saat ini Yohan sedang menutupi wajahnya yang sudah merah padam.

Sial, apa-apaan itu.

。。。。。。

"Namamu Naomi Kobayashi?"

Gadis bernama Naomi itu mengangguk, sebagai respon dari pertanyaan Yohan. Saat ini mereka sedang berada di ruangan pribadi dokter Yohan. Yohan sedang mengobati luka Naomi dibagian tangannya dan juga kembali memeriksa luka dikepalanya.

Naomi hanya terdiam, tak berani berkata-kata. Walaupun terlihat jelas bahwa saat ini ia sangat kebingungan dan tak tau dia berada dimana.

"Apa ada yang sakit lagi?"

Kali ini pertanyaan Yohan dijawab dengan gelengan kepala Naomi. Yohan menghela nafas lalu segera berdiri dari tempat duduknya, untuk melanjutkan pekerjaannya mengobati yang lain.

Tapi, lagi lagi Naomi menahan Yohan dengan menarik ujung bajunya yang membuat Yohan berhenti berjalan dan berbalik kearah Naomi. Dan kali ini Yohan hanya menatap Naomi, berharap Naomi akan mengatakan apa yang ada di dalam pikirannya.

"Ah- anu... Kalau boleh tau aku dimana ya?" Tanya Naomi dengan ragu ragu.

"Ah, kau dirumah sakit yang ada didalam tembok rose. Kalau boleh tau, kau dari tembok mana?" Tanya Yohan. Sementara Naomi kembali terkejut dengan jawaban Yohan. Ia melepas tangannya dari baju Yohan dan tenggelam dalam pikirannya sendiri.

Yohan pun terdiam, menatap gadis itu dari atas sampai bawah. Ah, bukan dengan tujuan yang aneh aneh kok. Dia hanya merasa aneh dengan pakaian yang digunakan gadis itu. Bagaimana tidak? Dia menggunakan baju yang kita sebut Kimono tradisional.

Sementara didunia Yohan, tak ada baju seperti itu.

Tanpa sadar, tangan Yohan mendarat dipucuk kepala Naomi, mengusapnya lalu tersenyum tipis.

"Jangan stress atau melakukan hal yang berat dulu. Kau belum pulih. Panggil Marianne atau aku kalau kau merasa masih sakit."

Ucap Yohan lalu keluar dari ruangan, meninggalkan Naomi sendiri yang ternyata sudah menutupi wajahnya yang merah padam.

Jujur saja, selama ini Naomi tak pernah merasakan perasaan seperti ini.

Didunia Naomi, Naomi adalah anak seorang bangsawan petinggi yang membuatnya menjadi terlibat dengan masalah keluarga dan kekuasaan ayahnya, yaitu pasangan hidupnya sudah ditentukan sejak ia masih didalam perut. Tentu saja, tak diragukan lagi orang yg harus dia nikahi adalah orang yang derajatnya lebih tinggi dari keluarganya.

Itu semua karena keserakahan akan kekuasaan ayahnya.

Naomi's pov

Aku tidak tau dan masih tak mengerti kenapa aku bisa bisanya terdampar disini. Hal terakhir yang kuingat adalah melarikan diri dari Tristan, anak yang ayah pasangkan denganku sejak sebelum lahir.

Another World [LEVI FANFICT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang