11 : Ragako Mission I

358 52 0
                                    

Author's pov

"Oi, oi. Maiko! Kau harus bangun sekarang!"

Dengan teriakan seseorang dan guncangan ditubuhnya, Maiko terbangun dan langsung terduduk diatas tempat tidurnya. Ia mengedipkan matanya, berusaha memproses keadaan sekitar. Setelah mengumpulkan kembali semua kesadarannya, Maiko melihat Sasha yang membangunkannya dengan dia yang sudah siap memakai pakaian tempur dengan lengkap. Maiko pun mengingat bahwa mereka akan berangkat tengah malam ke desa ragako, sehari lebih cepat karena mereka harus membuat persiapan yang matang.

Maiko pun turun dari tempat tidurnya, memasuki kamar mandi dan segera mencuci wajahnya lalu menguncir rambutnya. Ia pun memakai pakaian tempurnya dengan lengkap lalu menghampiri Sasha yang sedang berdiri sambil mengunyah roti ditangannya. "Ini tengah malam loh, makan lagi? Haha." Ucap Maiko pada Sasha sambil terkekeh. "Kita harus mengisi tenaga sebelum menghadapi bahaya yang besar seperti itu tau!" Jawab Sasha yang dibalas dengan tawa oleh Maiko lalu mereka pun berjalan keluar gedung.

Sesampainya diluar, para pasukan berhamburan sesuai dengan tugas mereka masing masing. Ada yang bertugas mengatur stok makanan dan peralatan cadangan perang lainnya dan persiapan lainnya. Maiko dan Sasha berhenti dan berkumpul dengan Eren, Armin, Mikasa dan Jean. Sementara Connie sudah berangkat duluan sejak kemarin sore dengan beberapa pasukan inti. "Oh, Maiko. Kau telat tau." Ujar Eren, "Hehe, aku telat tidur." Jawab Maiko sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Maiko, sebaiknya rambutmu di potong. Apa kau tidak terganggu bertempur seperti itu?" Tanya Mikasa yang membuat semua perhatian teralihkan ke Maiko. Maiko memiringkan kepalanya, lalu memegang rambutnya. "Tidak apa apa..." Maiko sedikit menjeda perkataannya, membuat suasana hening. "Setidaknya ini kenangan ku dan kakakku yang tersimpan..." Gumamnya yang didengar mereka semua. Mereka yang melihat Maiko memasang ekspresi sedih membuat suasana menjadi sedikit tak enak.

Sasha pun memeluk Maiko erat, lalu berkata "Jangan bersedih seperti itu. Sekarang kau punya kami, kan?" Ucap Sasha lalu mengalihkan pandangannya ke mereka semua. Mereka pun membalasnya dengan senyuman, membuat Maiko terkekeh lalu mengangguk. "Terima kasih... Sebagai gantinya aku akan berusaha sebisa mungkin untuk menyelamatkan kalian. Ah tidak, pokoknya harus!" Ucap Maiko sambil mengepalkan tangannya, bersungguh sungguh ingin menyelamatkan dan ingin selalu menjaga senyuman mereka semua.

Mikasa tiba tiba mendekati Maiko lalu menepuk pundaknya, "Jangan memaksakan diri sendiri, jangan lupa kau juga punya kita semua." Ucapan Mikasa yang secara tiba tiba itu membuat Maiko sedikit terkejut namun dengan cepat terkekeh lalu mengangguk. "Iya, aku tau." Jawab Maiko sambil tersenyum.

"Oi! Bocah bocah, jangan berkumpul disitu dan cepat pergi ke regu masing masing." Mereka semua yang awalnya berkumpul sambil mengobrol, mendengar perintah itu mereka langsung bubar dan pergi berkumpul di regu mereka masing masing. Eren dan Maiko pun berjalan bersama menuju tempat dimana Levi berdiri berduaan bersama Petra, didepan kuda milik Levi.

Levi yang awalnya sedang memberi makan kudanya sambil mengusap-usap rambut kudanya, melirik ke arah kanan yaitu arah datangnya Eren dan Maiko yang jalan berdua sambil mengobrol. Tch, perasaan sial ini lagi ucap Levi dalam hati sambil terus melirik kearah mereka, tak menyadari ekspresinya sudah seperti orang yang bersiap membunuh. Maiko dan Eren yang sudah sampai dan menyadari arwah membunuh dari kapten mereka, membuat mereka langsung terkejut dan berdiri tegak.

"K-kapten?" Maiko mencoba memanggil Levi yang membuat kapten mereka itu kembali tersadar dan lansung mengalihkan pandangannya kembali ke kudanya. Eren dan Maiko saling bertukar pandangan, bertanya-tanya ada apa dengan kapten satu ini. Sementara Petra hanya berdiri disana, memandangi Levi tanpa mempedulikan sekitarnya. "Cepat ambil kuda kalian." Perintah Levi yang membuat Eren dan Maiko menjawab dengan cepat dan langsung bergegas mengambil kuda mereka.

Another World [LEVI FANFICT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang