17 : Past II

266 33 0
                                    

Author's pov

"Uhmm... Dokter Hans? Kau baik baik saja?"

Suara Naomi membuat Yohan tersadar dan menggelengkan kepalanya mencoba melupakan kenangan buruk yang tiba tiba muncul di kepalanya. Yohan tersenyum kearah Naomi.

"Apa kau ingat rumahmu dimana?" Tanya Yohan yang membuat Naomi menggeleng seketika. Naomi terlihat gugup, ditandai dengan ia yang terus meremas bajunya.

Yohan pun terdiam, berpikir apa yang harus ia lakukan pada gadis satu ini.

"Uhm, sepertinya aku hilang ingatan? Hehe. Anu, apa aku boleh... Umm..." Melihat Naomi yang terus berbicara tidak jelas dan terbata bata, Yohan mulai mengerti bahwa Naomi ingin meminta sesuatu.

"Bilang saja. Aku akan mencoba sebisa mungkin membantumu selagi aku sanggup." Ujar Yohan dengan senyum lembutnya sambil mengusap kepala Naomi.

Terlihat dari wajah Naomi yang mulai terlihat cerah dan mata yang berbinar. Naomi kemudian tanpa sadar mendekatkan wajahnya ke wajah Yohan yang membuat Yohan sedikit memundurkan kepalanya karena refleks.

"A-aku.. apa aku boleh tinggal disini sementara?"

Awalnya, Yohan hanya terdiam dengan wajah yang sangat terkejut. Hal itu membuat Naomi merasa bahwa ia telah meminta hal yang diluar kuasa Yohan, dan membuatnya segera memundurkan kepalanya kembali dan menunduk. Saat ini ia tak punya tempat tujuan, dan bahkan tidak tau bagaimana dirinya bisa sampai kesini.

Terlihat Yohan yang menghela nafas sambil mengacak-acak rambutnya.

Bagaimana aku bisa menolak?

Yohan pun berdiri dari tempat duduknya.

"Baiklah, kau boleh tinggal diruanganku sampai kau mendapatkan tempat tinggal, atau sampai ingatanmu kembali. Lagi pula rumah sakit ini milik keluargaku, jadi kau bisa tinggal diruanganku saja."

Ucapan Yohan kembali membawa perasaan lega pada Naomi. Naomi sedikit merasa bersalah karena sudah berbohong kepada Yohan tentang ia yang lupa ingatan. Tentu saja itu bohong.

Dia masih mengingat dengan jelas rumahnya, asalnya, keluarganya dan kenangan kenangan tak terlupakan untuknya.

Tapi untuk saat ini ia merasa lebih aman untuk berlagak seperti ini agar ia bisa mendapat tempat tinggal sampai dia sendiri tau bagaimana caranya dia sampai kesini dan cara agar ia bisa kembali pulang.

"Aku akan melanjutkan pekerjaanku. Ah, kalau kau bosan kau bisa pergi berjalan jalan asal jangan keluar rumah sakit. Tapi aku sarankan lebih baik kau beristirahat saja."

Jelas Yohan yang dibalas anggukan oleh Naomi. Yohan pun keluar dari ruangannya dan tersisalah Naomi yang kemudian menghela nafas lega lalu merebahkan badannya ke sofa.

Apakah aku bisa kembali? Entah kenapa sebagian dari diriku tidak ingin kembali pulang. Tapi ibu...

"Hah... sudahlah. Entah kenapa kalau terus memikirkannya kepalaku jadi sangat pusing. Apa aku tidur dulu ya?" Gumam Naomi, menatap langit langit ruangan.

Angin kencang kemudian berhembus, yang membuat jendela ruangan Yohan yang sepertinya tidak tertutup rapat terbuka membuat angin bertiup masuk ke dalam ruangan.

Naomi menatap jendela didepannya dengan mata sayup sayup. Dan tanpa sadar dia pun terlelap.

Beberapa minggu kemudian

"Hans! Selamat pagi!"

Naomi berlari dikoridor rumah sakit saat melihat Yohan yang baru saja tiba dengan beberapa dokumen ditangannya. Naomi sudah terbiasa tinggal disini selama beberapa minggu, dan menganggap rumah sakit ini sebagai rumahnya sekarang.

Another World [LEVI FANFICT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang