8 : What's Wrong?

480 65 3
                                    

Maiko's pov

Beberapa hari berlalu dan aku sudah kunjung membaik. Saat ini dokter sedang melakukan check-up padaku dengan ditemani Eren, Mikasa, Armin dan Sasha. Mereka kembali berkumpul diruanganku untuk mengobrol dan bahkan melakukan keributan disini, dan itu benar benar menghiburku.

Tapi, dalam beberapa hari ini juga ada sesuatu yang cukup menggangguku yaitu kapten Levi. Setelah kejadian itu dia tidak lagi mengunjungiku, atau bahkan dia seperti menghindariku padahal waktu aku pertama bangun perlakuannya lembut begitu. Itu membuatku makin kesal.

Tapi, tanpa mereka ketahui aku selalu mendapati kapten Levi memasuki ruangan ku saat tengah malam karena mengira aku sudah tertidur lelap. Padahal aku menyadari keberadannya. Dia terus berada disampingku selama beberapa jam hanya untuk duduk dipinggir ranjangku sambil memainkan rambutku dan setelah itu pergi tanpa berkata apa apa.

"Kondisimu sekarang sudah membaik, tapi saya sarankan jangan terlalu banyak bergerak ya." Ucapan dokter membuatku kembali tersadar dan kemudian mengangguk. "Terima kasih."

Dokter itupun tersenyum kemudian membereskan barangnya dan segera pergi dari ruanganku. Aku menghela nafas berat, kemudian menyandarkan punggungku. Aku kemudian menatap mereka yang sedang asik bermain kartu, entah sejak kapan kartunya ada disitu.

Sepertinya mereka keasikan sekali. Hmm, aku sangat bosan berhari hari cuman didalam kamar ini. Aku berpikir untuk sedikit keluar dan jalan jalan untuk sedikit menghirup oksigen diluar dan setidaknya terkena sedikit matahari. Aku berdiri dari tempat tidur dan kemudian mengambil sweater milikku yang kupakai waktu pertama kali terdampar disini. Lalu setelah itu, aku mengambil jubah hijau yang aslinya merupakan milik kapten Levi.

Awalnya aku cuman menatapnya berpikir apakah aku harus memakainya atau tidak? Aku mengangkat bahu lalu bergumam "Pakai saja, memang kenapa." Lalu segera memakainya.

Aku membuka pintu kemudian melirik mereka yang masih tidak menyadari bahwa aku sudah membuka pintu dan akan bersiap pergi. Heheh, ini kesempatan bagus karena kalau mereka menyadarinya aku tidak akan bisa kabur dari sini. Aku segera pergi dengan perlahan dan menutup pintu sepelan mungkin agar tidak terdengar oleh mereka.

Aku pun berjalan menyusuri koridor yang lumayan panjang dan besar. Tempat ini sedikit familiar.

Oh, inikan tempat kantor komandan Erwin waktu itu.

Sesampainya didepan pintu keluar aku sedikit mengintip keadaan diluar dan melihat bahwa tidak ada orang sama sekali. Sepertinya mereka sedang latihan atau mungkin rapat? Dan bisa saja mereka sedang tidak disini. Aku pun menghela nafas lega dan berjalan keluar.

Saat diluar, aku langsung menghirup udara segar banyak banyak dengan perasaan lega setelah beberapa hari terkurung. Aku pun berjalan jalan ke arah belakang gedung untuk melihat apakah aku dapat melakukan sesuatu? Sebelum akhirnya aku tertangkap oleh keempat anak itu.

Bruk

"A-aww..." ringisku sambil mengelus bokongku yang mendarat ke tanah saat menabrak sesuatu, atau mungkin seseorang? Aku mendongakkan kepalaku dan melihat seorang gadis cantik berambut pirang dengan mata biru. Ah aku mengenalnya, dia Krista Lenz. "Ahh, maafkan aku! Biar kubantu." Ucapnya lalu mengulurkan tangan padaku, dan aku menggapainya sambil tersenyum padanya.

"Terima kasih." Ucapku lalu segera membersihkan belakangku yang penuh dengan tanah. Krista terlihat menatapku dengan tatapan bersalah membuatku menatapnya balik dengan tatapan bingung. Dia tidak harus berlebihan seperti itu karena menabrakku.

Dia tiba tiba menggapai kedua tanganku dengan kedua tangannya yang hangat, "Tanganmu dingin, mau ikut denganku ke dapur dan minum teh hangat?" Ajaknya yang membuat ekspresiku semakin cerah karena akhirnya aku bisa melakukan sesuatu dan tidak hanya berkeliaran disekitar sini.

Another World [LEVI FANFICT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang