Delapan

427 23 0
                                        

"Kau tidak jalan-jalan?" Tanya ibuku ketika melihatku menonton tv.

Aku menggeleng "diluar dingin." Jawabku.

"Kalau kau dirumah terus, bagaimana kau bisa punya pacar." Katanya.

Kata-kata itu lagi.

"Berhentilah mengganggunya." Ayahku duduk disebelah ibuku.

"Baiklah, baiklah." Jawabnya.

Aku kembali fokus pada acara yang aku tonton.

Ayahku berdehem. "Ada yang ingin kami bicarakan sayang."

Aku miliriknya dan bangun dari kursi malasku dan duduk dihadapan mereka.

"Ada ap?" Aku penasaran.

Ibu memegang tangan ayahku. Oh tuhan ada apa ini.

"Natal ini. Begini...." ibuku terlihat gugup.

"Oh ayolah bu, katakan saja." Aku tidak sabar.

"Baiklah, ibu dan ayah akan pergi merayakan ulang tahun pernikahan kami ke hawai."

"Apa?" Tanyaku kaget, sekaligus lega. Mereka tidak membicarakan perjodohan.

"Iya, lusa kami akan berangkat."

"Kenapa mendadak?" Tanyaku.

"Tidak mendadak, kami sudah merencanakannya sejak beberapa bulan lalu. Hanya saja kami baru memberitahumu. Maafkan ayah."

"Well...ini berita bagus." Aku memeluk ayah dan ibuku.

"Apa kau tidak keberatan, natal ini kau harus sendirian?" Ayah terlihat ragu.

"Aku baik-baik saja. Aku tahu, ayah dan ibu butuh liburan." Aku mengedipkan mata kearah ayahku.

Dan ia tertawa.

Oh syukurlah.

***

Aku melambaikan tangan kepada ayah dan ibuku dibandara. Mereka kelihatan bersemangat. Apalagi ibu.

Ah, mereka akan menghabiskan waktu yang membahagiakan. Sedangkan aku akan melewati natal yang sepi.

Aku menjalankan mobilku menuju pusat perbelanjaan. Aku akan membeli beberapa bahan untuk membuat cake coklat. Entah kenapa aku sangat ingin membuat kue.

Aku mengambil bahan-bahan yang aku perlukan, beberapa buah-buahan, cemilan dan makanan instan. Aku berjalan melewati rak wine. Aku tertarik membeli satu botol wine tahun 1989. Aku menimbangnya dan akhirnya memasukannya kedalam troli belanjaanku.

"Aku rasa sudah cukup." Aku bergumam dan menjalankan troliku menuju kasir. Seorang kasir wanita muda terlihat lesu menghitung belanjaanku. Sepertinya ia sedang ada masalah. Aku menyerahkan jumlah uang untuk membayar.

"Terima kasih." Katanya.

Aku tersenyum dan pergi pulang.

"Lena." Debby berdiri didepan rumahku.

"Ada ap? Kau sudah lama menunggu?" Aku menatapnya heran.

"Aku baru datang. Aku menghubungimu."

Aku mengeluarkan ponsel disaku mantelku. "Batrenya habis." Jawabku.

"Ayo masuk, aku kedinginan." Debby merapatkan mantelnya.

Aku membuka pintu. Rumah terasa sepi tanpa ibuku.

"Sayang sekali aku tidak bisa mengantar ibumu." Ucap debby.

"Bagaimana kata dokter?" Tanyaku padanya sambil mengeluarkan belanjaan dari kantung.

Debby hari ini pergi ke dokter kandungan untuk konsultasi mengenai rencana mendapatkan anak. Aku aneh dengan pasangan ini, kenapa harus konsultasi segala kalau mereka tidak punya masalah dengan alat reproduksi mereka.

"Baik-baik saja. Hanya aku harus meminum banyak vitamin."

"Oh." Aku mengeluarkan botol wine. "Kau mau minum?"

"Wine?" Dia terlihat berfikir. "Baiklah." Lanjutnya.

"Aku akan mengambil gelas." Katanya.

"Aku akan membuat kue." Kata ku sambil mengeluarkan belanjaan.

"Untuk?" Dia sudah kembali.

Aku mengangkat bahu. "Entahlah, aku hanya ingin membuatny."

Aku memulai membuat adonan. Sementara deby sedang menikmati wine ny dan bercerita kehidupan berumah tangga ny. Sungguh aku tidak tertarik.

"Lena, lebih baik aku pulang." Dia mengambil tasnya.

"Baiklah, hati-hati dijalan." Aku melambaikan tangan padanya.

Cake ny sudah matang. Aku membuat beberapa cake untuk hadiah natal. Aku akan memberikannya pada crystin, Mrs. Betty, debby dan satu lagi untuk alice mungkin.

Aku menghias cake-cake coklat itu dengan cantik dan membungkusnya dengan kotak. Cake ini sudah siap diantarkan.

Ternyata sudah hampir malam. Aku beranjak kekamarku untuk mandi dan berganti pakaian. Setelah itu aku akan mengantar cake ini satu persatu.

*****

Aku sudah mengantar cake itu ke rumah mrs. Betty, crystin dan juga alice. Aku menaruh cake itu didepan rumah mereka dan juga menitipkan cake untuk alice kepada penjaga rumahnya.

Aku mengetuk pintu apartemen debby.

Tom membukakan pintu.

"Hai." Sapaku.

"Oh, lena. Ayo masuk."

Aku masuk kedalam apartemenny. Terlihat mewah.

"Dimana debby." Aku meletakan kue di meja.

"Dia di dapur. Kami sedang menyiapkan makan malam."

"Biar aku kesana." Aku berjalan menuju dapur mereka. Debby terlihat sedang sibuk memotong sayuran dan memanggang daging.

"Debby." Kataku.

Ia menoleh, "lena. Ada apa?"

"Aku hanya mampir untuk mengantarkan cake coklat buatanku."

"Oh, terima kasih. Kau baik sekali. Kebetulan aku sedang butuh dessert. Kau mau membantu aku? Aku mengundang teman tom untuk makan malam dirumah."

"Baiklah." Jawabku.

Kami sibuk membuat beberapa makanan. Sepertinya mereka mengundang banyak orang, karena makanan yang kami buat sangat banyak.

"Sayang, mereka sudah datang." Kata tom.

"Baiklah, aku akan menyapa mereka." Dia mengalihkan pandangannya padaku "lena, bisakah kau membantuku menata mejany?"

Aku menghembuskan nafas "baiklah."

Aku datang disaat yang tidak tepat
♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Vote and comment please

Me and My WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang