Satu

1K 28 0
                                    

Aku berdiri ditengah hiruk pikuk pernikahan debby. Aku mengenakan gaun yang telah debby siapkan, berwarna mint. Sangat indah.

Orang-orang terlihat bahagia dan mengucapkan selamat pada kedua mempelai. Aku duduk didekat air mancur, menyesap wine ku. Rasanya manis, tapi terasa pahit. Bukannya aku tidak bahagia dengan pernikahan mereka. Tapi aku tidak bisa membohongi hatiku. Perih rasanya. Debby terlihat sedang berdansa dengan ayahnya. Ibunya berdansa dengan tom. Ibu dan ayahku juga sedang berdansa. Sedangkan aku duduk disini sendiri. Tidak ada yang memperhatikan. Tidak ada yang peduli dan tidak ada yang mengajakku berdansa. Aki menegak habis wine itu dan hendak mengambil lagi ketika seorang anak kecil menginjak belakang gaunku.

Gaun itu memang panjang. Aku jatuh dan anak itu juga ikut jatuh.

Ya tuhan.

"Apa kau baik-baik saja?" Tanya seorang ibu tua menghampiriku.

Rasanya mali sekali. Untunglah hanya dia yang memperhatikan. Pengantin yang sedang berciuman sambil berdansa itu menyedot perhatian para tamu undangan.

"Ya, aku baik-baik saja." Aku berdiri.

Anak kecil itu menangis dibelakangku. Ibu tua itu sudah pergi. Aku kira dia ibunya.

"Apa kau terluka?" Tanyaku padanya.

Gadia kecil itu menggeleng. Membuat rambut ikal pirangnya bergoyang.

"Kenapa kau menangis?" Aku berjongkok untuk menjajarkan diri dengannya.

Ia menunjuk lolipopnya yang jatuh ketanah.

Well, itu salahnya sendiri karena menginjak gaunku. Kenapa dia harus menangis. Sangat menyebalkan.

"Baiklah, aku punya lolipop didalam sana. Ayo kita ambil."

Aku mengulurkan tanganku. Ia terlihat ragu.

"Ayolah." Kataku. Sebenarnya aku tidak sabar.

Ia berdiri dan menggenggam tanganku.

Kami berjalan masuk kedalam hotel, aku tau didalam hotel ini ada yang menjual lolipop. Ia memilih lolipop besar berwarna merah.

"Siapa namamu?" Tanyaku begitu kami duduk dikursi pesta pernikahan. Mereka masih saja berdansa. Aku sangat muak.

"Alice." Jawabnya sambil menjilati lolipopnya.

"Kau kesini dengan siapa?"

"Daddy." Jawabnya singkat.

"Kau menginap disini?"

Dia menggeleng.

"Daddy kamu kemana?"

"Daddy bilang dia mau bersalaman dengan mereka." Ia menunjuk dabby dan tom.

Oh, ia tamu disini juga.

"Ayo kita cari daddymu."

Dia menggeleng "itu daddyku."

Oh tuhan. Ayahnya sangat tampan, berambut hitam, bermata abu-abu dan tinggi.

"Daddy." Alice berlari memeluk ayahnya.

"Dari mana saja kau gadis nakal. Daddy mencarimu." Ia mengangkat gadis kecilnya.

Dia melirikku. "Terima kasih mau menemani anakku."

"Tidak masalah, aku tadi menjatuhkan lolipopnya."

Dia mengerutkan keningnya dan mengulurkan tangannya "aku steve martin."

"Helena." Kataku membalas jabatan tangannya.

"Terima kasih sekali lagi."

"Sama-sama." Aku melirik alice "kau harus berhatu-hati yah, jangan menginjak gaun orang." Kataku pengelus rambutnya.

Steve martin menatapku dengan tanya. Dabby memanggilku.

"Aku harus pergi, selamat tinggal mr. Martin."

Ia menganggukan kepala.

*******************************

"Kau mengenal mr. Martin?" Tanya debby

"Tidak." Jawabku

"Lalu kenapa kau bicara dengannya."

"Aku bicara dengan anaknya. Kau tahu dia?"

"Dia bos Tom."

"Oh." Jawabku singkat

"Dia baru pindah ke Melbourn hari ini, akan mengurus perusahaan disana. Tom juga akan pindah kerja bersamanya. Aku akan tinggal di Melbourn, kita akan sering bertemu."

Oh, tidak

Me and My WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang