Seminggu setelah pernikahan debby. Ibu semakin sering menjodohkanku dengan anak laki-laki temannya. Debby juga semakin sering datang kerumah. Kadang itu menggangguku. Tom juga kadang makan malam bersama dirumah kami. Dan kemesraan mereka membuatku jengah.
"Mrs. Betty meminta kau pergi keruangannya." Cristy menepuk bahuku.
"Ada apa?" Tanyaku
Ia mengangkat bahu "entahlah."
"Bisakah kau awasi billy dan jonathan? Mereka suka menjahili anak perempuan."
"Baiklah, anak-anak ini harus diberi pelajara." Kata cristy sambil bertolak pinggang.
Aku hanya tertawa dan berjalan menuju ruangan mrs. Betty. Aku tahu cristy itu seperti malaikat, sangat baik terhadap anak-anak walaupun kadang mereka sangat menjengkelkan.
Seperti pada pelajaran minggu kemarin. Mereka menghancurkan kelas dengan menumpahkan cat warna pada saat pelajaran melukis. Cristy yang melihat itu hanya tersenyum dan merapikannya. Sedangkan aku ingin sekali menjewer mereka semua.
Mrs. Betty menunggu dikantornya. Ia terlihat sedang memeriksa beberapa dokumen.
"Helena, masuklah." Katanya waktu melihatku.
"Kau memanggilku?"
"Iya, duduklah."
Aku duduk, menurut padanya.
"Akan ada murid baru dikelasmu. Apakah masih bisa kelasmu menambah satu siswa?"
Mrs. Betty selalu menanyakan kepada guru terlebih dahulu sebelum memasukan murid ke kelasnya. Ia kepala sekolah yang sangat hebat menurutku. Selalu memerhatikan guru dan murid dikelas.
"Mungkin masih bisa."
"Baiklah, aku akan memasukannya kekelasmu. Besok dia akan mulai sekolah. Walinya akan datang bersamanya besok."
"Oh, baiklah."
*****
"Hei Lena." Sapa debby didapur.
"Hai." Aku menuangkan air kedalam gelas dan meneguknya.
"Debby sedang belajar membuat cake." Ibuku menjelaskan.
"Kau mau mencoba?"
Aku hanya mengangkat bahu.
Debby memberikanku sepotong cake coklat. Aku duduk di kursi makanku dan menyantap cakenya. Rasanya lumayan.
"Debby, kau harus mengenalkan teman pria tom pada lena." Ibuku memulai percakapan yang tidak enak.
Debby tersenyum dan memandangku. Kalau aku tidak salah mengartikan, apakah itu pandangan yang sedang menilai penampilanku. Setahuku aku tidak terlalu jelek. Tubuhku memang tidak tinggi seperti dia. Tapi wajahku memiliki proporsi yang tidak mwngecewakan. Hidung mancung, mata coklat yang sedikit sipit, pipiku juga tirus. Tidak cubby seperti debby. Yang tom bilang itu kecantikan darinya. Mual rasanya aku mendengarnya. Kulitku juga putih dan rambut panjang berwarna coklatku juga terurus dengan baik.
Tapi aku memang sulit mendapatkan pacar. Entah kenapa.
"Aku akan mengenalkannya jika ada." Debby mengerlingkan matanya padaku.
Hah, jika ada....
*****
"Alice, kau sedang apa disini?" Aku melihat alice yang sedang berdiri didepan gerbang sekolah.
Yah, what a surprise. Alice, gadis cantik yang menginjak gaunku dipernikahan debby adalah murid baru dikelasku. Tadi pagi ia datang bersama seorang wanita cantik. Aku mengira itu adalah ibunya, ternyata ia adalah sekretaris ayahnya.
"Aku menunggu daddy." Katanya.
Ini sudah hampir sejam setelah kelas bubar. Tapi ayahnya belum menjemputnya.
"Apa ayahmu bilang akan menjemputmu?"
Ia mengangguk.
Ia terlihat memainkan tanah dengan kakinya.
"Apa kau lapar?" Aku menanyakannya karena ini sudah waktunya makan siang.
Ia menatapku.
Baiklah aku mengerti "ayo kita tunggu daddy mu disana." Aku menunjuk sebuah cafe.
Aku memberikan tanganku padanya dan dia menyambutnya.
"Kau suka?" Tanyaku ketika dia selesai memakan steaknya.
Ia mengangguk.
"Mau ice cream?" Tanyaku lagi. Ia sangat pendiam.
Dan menjawab dengan anggukan lagi.
Akupun meminta 2 ice cream kepada pelayan.
Ketika dia sedang asik makan ice creamnya aku bertanya "kenapa ibumu tidak menjemputmu?"
Ia menatapku dan mendesah.
Gadis kecil seusia ini mendesah dan menghembuskab nafas seperti orang dewasa.
"Mommy pergi ketempat yang jauh." Katanya.
"Oh, maafkan aku."
Dia menggeleng "tidak, mommy tidak meninggal. Ia pergi ketempat yang jauh."
Sepertinya perceraian. "Oh, kemana?" Tanyaku lagi.
"Tidak tahu, daddy bilang sangat jauh." Jawabnya sambil menyuapkan sesendok besar ice cream.
"Kau tidak ikut mommy?"
Dia menatapku. Sepertinya aku banyak bicara dan terlalu mencampuri urusan keluarga mereka.
"Itu daddy." Katanya lompat dari kursi dan memanggil ayahnya.
Ya tuhan....
Steve martin terlihat sangat tampan dengan setelan jasnya yang berwarna hitam dan ia tersenyum pada putrinya. Rasanya aku ingin berlari kepelukan lelaki itu.
"Hallo." Sapanya yang sudah ada dihadapanku.
"Oh....hai." kataku tergagap
"Kau?" Tanyanya menatapku.
"Aku gurunya alice." Kataku cepat
Ia mengangguk dan tersenyum "terima kasih sudah menjaga anakku."
Aku hanya tersenyum.
"Alice, ayo kita pergi."
"Sampai jumpa alice." Kataku melambaikan tangan padanya. Tapi dia memelukku. Membuatku kaget.
Steve juga terlihat terkejut.
"Terima kasih Lena."
"Lain kali kita makan bersama lagi."
Alice tersenyum dan mengangguk.
Steve mengucapkan terima kasih sekali lagi dan pergi meninggalkan aku.
Aku menghembuskan nafas. Ia tidak bertanya dimana rumahku dan menawarkan diri untuk mengantarkan aku. Padahal aku sudah menjaga anaknya. Bahkan ia tidak ingat kalau ia pernah bertemu denganku dipernikahan debby.
How pity i am♥♥♥♥♥
Thanks for reading my story. Please comment for a better story
![](https://img.wattpad.com/cover/29586733-288-k973274.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and My World
RomanceAku disini. Berdiri diantara hirup pikuk org yg berlalu lalang. Dan aku belajar banyak hal, Pertama aku sendirian. Kedua mereka tersenyum bahagia. Ketiga aku merasa kesepian. Dan tidak ada org yg memperhatikan. Aku menyadari beberapa orang telah m...