Pagi yang cerah, aku mulai bangun dari tidur ku, membuka jendela dan menghirup udara segar disini.
Aah....
Kota yang satu ini sangat bersih, tidak seperti kota biasanya yang memiliki banyak polusi, masih banyak tumbuhan yang ditanam di sekitar bangunan dan gedung tinggi disana.
Aku mulai mengingat bocah yang kemarin, dan mengambil sebuah benda pipih berwarna hitam yang ia taruh di meja, sedikit membolak-balik untuk mengenalinya, itu semacam ponsel, tapi agak berbeda cara memakainya di M78,
Setelah menekan-nekan semua ikon yang tertera disana, sampai akhirnya layar itu menampakkan sebuah panggilan, dengan nama ilona.
Tanpa pikir panjang aku segera menekan tombol hijau disana, lalu suara ilona yang sungguh, menyeramkan terdengar.
"Ini sudah pukul tujuh lebih, shiko! Kemana saja kau .... jangan membuatku lama menunggu disini!" . "Memang kau dimana?" aku sungguh bingung, tentu saja aku baru bangun tidur.
"Di lantai bawah, kau tinggal turun saja! Kutunggu 15 menit, aku yakin kau belum mandi, kalau kau tidak datang, kupastikan kau tidak mendapat informasi apapun dariku!" . "Emang informasi apa? Penting, ya?"
"Tentang semua yang ingin kau ketahui!"
Tentu aku langsung bergegas, mematikan ponsel dan pergi ke kamar mandi, aku tidak mau terus-terusan berada di dunia manusia yang sama sekali tidak ku kenal ini.
Setelah mandi yang cukup membuang waktu hingga 10 menit, aku mencari pakaian yang cocok, gaun pendek itu benar-benar indah kurasa, tapi aku akan memakai celana jens panjang juga hodiee merah muda.
Dan dengan cepat aku mencari lift, membayangkan kembali suara ilona yang memanggil namaku benar-benar mengerikan.
Tunggu! Namaku? Bagaimana dia bisa tau?
.
.
Di sebuah meja di lantai dasar, nampak dua remaja muda yang duduk disana, shiko mendekati mereka.
Shiko "Hei."
Ilona "Kau datang juga, duduk!"
Shiko "Ku pikir kau sendiri?"
Ilona "Memang kenapa?"
Shiko "Karna aku mau bertanya-tanya tenta-"
Ilona "Tanya saja, apa susahnya?"
Shiko "Dari mana kau tau namaku?" . Ilona "Kalung mu."
Shiko "Siapa kau?" . Ilona "Ilona."
Shiko "Dari mana asalmu?" . Ilona "Bumi."
Shiko "Bagaimana aku bisa bersamamu?" . Ilona "Kau? Karna aku menemukanmu."
Shiko "Apakau tau kalau aku ultr-" . Ilona "Oh, kau ultra? Pantas saja aku menemukanmu di bukit!"
Shiko "Dari mana kau tau?" . Ilona "Kau baru saja memberi tau."
Shiko "kau ini, menyebalkan!"
Ilona "kau mau bertanya atau menginterogasi ku?"Shiko "lalu kau siapa?" Melihat anak lain yang ada di samping kirinya.
"Oh, aku gryta."
Ilona "ok aku pergi"
Ilona melenggang pergi begitu saja, tak lupa ia membawa ranselnya, yang entah berisi apa. Shiko hendak menyusul namun gryta sudah menahannya.
Gryta "biarin dia pergi. Apa kau tak mau berbincang sedikit dengan ku?" . Shiko "Hm?"
Shiko berfikir sejenak, mata coklatnya menatap penuh selidik pada gadis di depannya ini.
Shiko "Ah, kau gadis yang ada di mimpi ku, apa kau-" . Gryta "Iya iya aku tau, apa kau pernah berfikir jika kita bertemu seperti ini kita bisa bekerja sama?"
Shiko "Bekerja sama? Untuk apa?"
Gryta "apa kau tidak sadar dengan mimpi mu itu?"
Shiko "iya juga, jati diri ... Kekuatan ... Ingatanku ... Asalku ... (Bergumam) Kau! Kau wujud manusia asliku! WAH TERPECAHKAN, AKHIRNYA ..." ucapnya bersyukur.
Gryta "semudah itu kau bilang? Kau-"
Shiko "lalu apa lagi? Bukan kah semuanya sudah jelas?"
Gryta " sudah jelas katamu? Aku yang belum tau apa-apa! Kau tak mau menjelaskan nya pada ku?"
Shiko "heh ... Aku mulai dari mana ya? 🤔 Aha! Kau tau apa saja baru akan kuceritakan sisanya!"
~
.
.
HAAAIIII.....
AAAAHHH.... THONIK G PERNAH UP CERITA INI YA? DAH LAMA YA?
Hiks ... Depresot ...
Sebenernya Thonik bingung, tidak terkendali gitu loh, alurnya tidak sesuai dan sangat membaggongkan.
Jadi ...
Kita skip
Sekip
Sekip
By by 🙂
Jumpa chapter selanjutnya 😐
![](https://img.wattpad.com/cover/243429140-288-k379906.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
One Soul One Mind ✓
FanfictionMenceritakan Seorang anak SMP, dimana dirinya yang tak tahu apa-apa harus menyelamatkan bumi yang mencapai ambang kehancuran. ia harus pergi ke masalalu di planet ultra atau tanah cahaya dimana bumi masih seimbang. ia harus mengulang kehidupannya d...