Siang itu mereka bertiga makan bersama di sebuah restoran keluarga. Megumi, Yuuji, dan Nobara baru saja selesai mengerjakan misi kecil-kecilan yang menharuskan mereka membasmi beberapa kutukan kelas rendah di area tersebut. Tidak ada yang spesial pada hari itu, hanya mereka bertiga---seperti biasa Gojo Satoru absen entah kemana.
Mulanya ketiga remaja itu mengobrol biasa, membicarakan dari hal-hal umum sampai yang sedang populer di kalangan anak muda---walaupun mereka menjalani kehidupan yang berbeda dengan yang lain, remaja tetaplah remaja, tidak ada yang bisa merubah kenyataan tersebut.
"Ngomong-ngomong. Kemarin aku memutuskan untuk berpacaran dengan Gojo-sensei," ujar Megumi seolah apa yang di ucapkannya adalah salah satu dari hal-hal umum tersebut. Topik tersebut lantas membuat dua teman seangkatannya menyemburkan minuman dan makanan mereka.
"H--haaaa!!!?" seru Yuuji dan Nobara bersamaan. Saking terkejutnya mereka berdua sampai lupa untuk mengusap mulut mereka yang kotor karena apa yang mereka semburkan.
"tu--tunggu!! Kenapa tiba-tiba!?" Yuuji lah yang pertama kali mengutarakan pertanyaannya. Megumi tidak langsung menjawabnya, ia menyodorkan sekotak tissue terlebih dahulu untuk kedua temannya. Barulah setelah itu ia menjelaskan.
"Entahlah. Aku juga tidak tahu," jawab Megumi. Tapi daripada menjelaskan, jawabannya tersebut malah menimbulkan makin banyak pertanyaan.
Nobara, satu-satunya perempuan di sana menaikan satu alisnya. "Kau menyukainya?" tanyanya.
Dan Megumi menggelengkan kepalanya. "Tidak. Setiap kali melihat wajahnya, rasanya aku ingin menonjoknya." Mendengarnya, gadis itu langsung tertawa terbahak-bahak ketika Megumi menjawab lagi dengan jawaban tak masuk akalnya.
"Eeeeh!!!?" Sedangkan Yuuji ber-eh panjang, menatap temannya yang bersurai hitam itu dengan tatapan tak percaya sekaligus binggung. "Lalu buat apa kau.......menjalin hubungan dengannya?" tanyanya yang sempat bimbang di tengah jalan.
Megumi berpikir sejenak sambil menyeruput es tehnya. "Ah!" Kemudian dia terlihat seperti baru saja mendapatkan ilham untuk menjawab semua pertanyaan teman-temannya.
"Habisnya dia yang memohon padaku untuk berpura-pura menjadi kekasihnya," terang Megumi yang sekali lagi membuat kedua teman seangkatannya heboh.
OXO
Fushiguro Megumi adalah salah satu anak yang mempunyai kondisi dimana ia mewarisi nama keluarga ibunya dan bukan nama keluarga ayahnya. Semejak kecil ia hanya mengenal baik kakak perempuanya, ingatannya mengenai kedua orang tuanya hampir tidak ada, terutama ayahnya yang tak pernah menampakan diri.
Setelah ia bertemu dengan Gojo Satoru. Pria bersurai putih itu hanya memberitahunya kalau sebenarnya dia adalah salah satu dari anggota keluarga Zenin dan ia terlahir dengan anugrah warisan teknik 10 bayangan kebanggaan keluarga Zenin. Ayahnya yang kabur dari keluarga Zenin memilih untuk membuang marganya dan berencana menjual Megumi ke keluarga Zenin dengan harga selangit.
Tapi berkat Gojo Satoru transaki tersebut di gagalkan. Secara tidak langsung, pria itulah yang membeli Megumi dan anehnya pria itu malah memberinya kebebasan yang mungkin tidak akan di dapatkannya apabila ia menetap di keluarga Zenin.
"Mungkin karena aku ingin berbalas budi padanya, barulah aku menuruti permintaan konyolnya. Aku hanya tidak bisa membiarkannya terus merajuk. Wajah cemberut sangatlah tidak cocok untuknya."
"Tapi kalau memang tidak berhasil. Mau bagaimana lagi? Mengingat umurnya, pasti cepat atau lambat dia akan bertemu jodohnya. Seperti....Utahime sensei? Mereka sudah lama saling mengenal dan kurasa Gojo sensei menaruh perhatian padanya."
Fushiguro Megumi tumbuh besar dengan pengaruh Gojo Satoru. Banyak yang mengatakan kalau pria berkepribadian kekanakan itu lebih seperti figur seorang ayah baginya. Padahal Megumi sendiri berpikir netral. Gojo Satoru adalah Gojo Satoru, pria yang sangat menyebalkan----tapi pasti memang aneh kalau menjalin kasih dengan orang seperti itu kan? Terutama untuk sesama laki-laki.
"Apanya yang kandidat sempurna. Si bodoh itu cuma asal berbicara," keluh Megumi sendirian di dalam kamar. Reaksi kedua temannya tadi siang membuatnya mempertimbangkan hal-hal tersebut. "Tapi aku sudah terlanjur menyetujuinya. Lihat saja nanti kapan dia capeknya," gumamnya seraya membuka pintu lemari es.
"Nah. Aku tidak terlalu peduli," pikirnya lalu menutup pintu lemari es setelah mengeluarkan satu botol air mineral. Kemarin dia juga cuma asal ceplos----tapi kalau Gojo satoru serius. Megumi pun tidak bisa ingkar janji, mau tak mau dia akan berpura-pura menjadi kekasihnya.
Di saat bersamaan dengan Megumi yang hendak membuka tutup botol. "Megumi-chan!~" Pintu kamarnya tiba-tiba terbuka dan diikuti dengan derap langkah kaki seseorang yang menyerukan namanya dengan suara manja yang di lebih-lebihkan.
Belum sempat Megumi menoleh, badannya sudah di ringkus dalam dekapan pria jangkung itu. "Ukh....gojo sensei," keluhnya seraya menarik kedua lengan kekar yang seenaknya saja membelengunya. "Lepaskan aku," pintanya seraya mendongak untuk melihat wajah pria tinggi di belakangnya.
Pria berpenutup mata itu menyunggingkan senyuman lebar. "Aww Megumi-chan~ Kau tidak ingat apa yang kau katakan kemarin? Kau bilang---" Kalimat bernada menyebalkan itu terpotong oleh Megumi yang tiba-tiba mencubit kecil tangannya. "Aduh duh!" Lantas Satoru melepaskan pelukannya.
"Aku memang setuju. Tapi apa gunanya kalau tidak ada yang menonton?" ujar Megumi ketus. "Kau ingat apa permohonanmu padaku kan? Sisanya urus lah sendiri. Kau tahu aku tidak begitu suka berhubungan dengan tiga keluarga besar," omelnya sambil memasang raut wajah jutek khasnya. Bahasanya formal namun tidak berniat demikian, paling susah kalau di suruh berkompromi dengan Satoru.
"Seperti biasa kau dingin sekali huh." Satoru mendengus pelan seraya bergidik bahu. Dari kecil Megumi memang paling tidak toleran terhadap dirinya. Jadi dia sudah terbiasa mendapatkan perlawanan seperti ini dari Megumi.
"...........tenang saja," Megumi terdiam sesaat. Sebenarnya dia sendiri tidak tahu apa yang harus dilakukannya dengan Satoru. Kepribadian mereka terlalu bertolak belakang. Jadi wajar saja kalau mereka tidak terlalu akur, demikian kiranya.
Lantas Megumi tersenyum kecil seraya menoleh ke belakang. Tatapan datar dengan sorot mata yang teduh sudah menjadi ciri khasnya, terkesan acuh tak acuh. Namun biasanya tidak bermaksud dingin maupun merendahkan.
"Aku cuma seperti ini denganmu saja," sambung Megumi.
To be Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Play Date
FanfictionPairing : GoFushi (Gojo Satoru x Fushiguro Megumi) Rating : T Setting : Semi-AU? Summary: Gojo Satoru adalah sosok terpenting bagi klannya. Pada usia dewasanya tidak ada tanda-tanda bahwa pria ini memiliki kekasih, rencana menikah pun tidak pu...