Chapter 08: Yes or No

1.9K 225 7
                                    


"Ichiji-san aku sudah selesai," ucap Megumi melaporkan situasinya di telepon. Pemuda itu berdiri tak jauh dari Shikigami serigalanya yang sibuk mencabik-cabik mayat kutukan kelas 2 yang baru saja di basminya.

Megumi membiarkan Shikigami tersebut memakan bekas mayat-mayat tersebut, menatap datar pemandangan yang sudah menjadi sangat wajar baginya.

Setelah mematikan ponselnya. Magumi berjalan menuju ke pinggiran jalan raya, menunggu mobil Ichiji datang menjemputnya. Baru beberapa saat menunggu, pemuda itu kembali merogoh saku celananya dan mengeluarkan ponsel hitamnya.

Megumi sempat di buat ragu untuk menerima panggilan telpon yang datang terlalu tiba-tiba. Apalagi nomor kontak yang menghubunginya adalah nomor yang tak mungkin muncul di layarnya tanpa alasan tertentu.

Beberapa detik tertegun sambil melihat layar ponselnya. Mau tak mau Megumi menerima panggilan misterius tersebut. "Selamat siang bibi. Bagaimana kabarmu?" sapanya berbasa-basi untuk orang tua di seberang telepon.

Pemuda itu memaksakan senyumnya, mendengarkan apa yang dikatakan salah satu tetua dari keluarga Gojo dengan sabar, hanya sesekali membalasnya kalem dengan kata 'iya'

Setelah beberapa saat panggilan telepon berlangsung. Mobil hitam yang selalu di kendarai Ichiji sudah datang dan menepi ke pinggir jalan, tak jauh dari Megumi berdiri.

"Baiklah. Besok siang aku pasti akan menyempatkan diri untuk mampir," ujar Megumi seraya membuka pintu mobil lalu masuk ke dalam, lantas duduk di jok penumpang di belakang.

Dari kaca spion tengah, Ichiji memberikan tatapan penasaran lantaran tak biasanya pemuda tersebut berlama-lama betah meladeni panggilan telepon. Namun pria separuh baya berkacamata itu tak bertanya, dia diam seraya melajukan kendarannya menuju kembali ke sekolah. Sekarang yang diketahuinya ialah Megumi yang untuk suatu alasan nampak begitu lelah. Dari raut wajahnya pun. Pemuda tersebut sepertinya sudah tak begitu bisa fokus mendengarkan lawan bicaranya.



OXO

Sudah di duganya, apabila hal seperti ini cepat atau lambat akan mulai mengusik kehidupan pribadinya.

Apa lagi kalau bukan perkara hubungan palsunya dengan Gojo Satoru?

Selagi Megumi di binggungkan akan perasaannya sendiri terhadap sang guru wali kelasnya. Keluarga Gojo yang tak merelakan hubungan sang kepala klan dengan sesama jenisnya dan terlebih lagi dengan anak di bawah umur, mulai melakukan sesuatu yang sudah sepantasnya mereka lakukan sejak lama.

Mereka mengundang Megumi sendirian ke kediaman keluarga Gojo.

Siang ini pemuda tersebut menepati janjinya dan memenuhi undangan tersebut. Sesuai dugaan. Begitu pemuda SMA itu datang, ia langsung di sambut ramah oleh para tetua dari keluarga tersebut. Hanya formalitas semata, Megumi pun tidak ingin terlalu mempermasalahkannya. Apalagi karena ia datang bertamu dengan hanya mengenakan seragam sekolahnya.

Megumi di antar ke sebuah ruangan tamu yang mewah dan di persilahkan duduk di sana. Banyak orang dewasa yang mengajaknya berbicara, seputar pertanyaan basa-basi yang sangat berguna untuk sekedar mengulur waktu.

Megumi pun menangapi sesopan mungkin. Sampai pada akhirnya, mereka terjun masuk ke inti pokok alasan dirinya di undang ke sana. Topik yang sudah dari kemarin di ramalkan oleh Megumi.

Jadi. Pada saat seluruh tetua keluarga Gojo bersamaan melakukan Dogeza di hadapannya sekalipun. Raut wajah bosan Megumi masih tak berubah, sama sekali tak di buatnya terkejut.

"Kami memohon dengan sangat kepada Megumi-sama untuk segera melepaskan hubungan anda dengan Satoru-sama," ucap sang bibi tertua yang masih bersujud di tempatnya. Dari suaranya, tersirat adanya kesungguhan sekaligus kekesalan. Tentu saja. Selama ini kelakuan sang kepala keluarga Gojo memang tak ada duanya.

Play DateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang