Play Date: End

2.8K 219 18
                                    

*Ceklek

Pintu kamar Megumi terbuka. Tidak perlu si pemilik kamar melihatnya, dia sudah tahu kalau Satoru malam ini akan pulang dari perjalanan bisnisnya.

"Selamat datang Gojo sensei," sambutnya tanpa menoleh ke lawan bicaranya. Megumi masih sibuk di depan laptop, menulis laporan yang secepatnya harus ia selesaikan.

Satoru tersenyum sembari menutup kembali pintu di belakangnya. "Aku pulang Megumi," balasnya ramah lalu pergi menghampiri remaja tersebut. Pria jangkung itu harus sedikit membungkuk demi untuk mengintip layar laptop.

"........sebentar lagi aku selesai," ujar Megumi yang sepertinya sudah beberapa jam mengerjakan laporan tersebut.

Remaja itu terlihat lelah, sepertinya kurang tidur. Kalau tidak salah ingat, kemarin lusa Megumi dan satu angkatannya juga baru saja pulang dari perjalanan bisnis ke Hokkaido.

Megumi memijat pundaknya sendiri lalu merentangkan tangannya ke atas, meregangkan seluruh tubuhnya yang terasa amat sangat kaku.

"Sensei tidur saja duluan. Tidak usah menungguku," katanya karena Satoru masih diam saja berdiri di belakangnya.

Selama beberapa hari tidak bertemu dengan sang kekasih. Mana mungkin Satoru bisa meninggalkan remaja itu sendirian? Dia merindukan kehangatan dari tubuh Megumi.

Melihatnya merentangkan tangan, membuat ujung kaosnya terangkat dan memamerkan pusarnya. Satoru jadi tidak tahan untuk tidak mendekap pinggang kecilnya dalam pelukan.

Mengikuti kata hatinya.

Tanpa mengatakan apapun, Satoru pun langsung memeluk Megumi dari belakang.

Satoru mendekap tubuh mungil pemuda tersebut, meletakan kepalanya di atas pundaknya. Tangannya yang masih terasa gatal, belum cukup untuk memuaskan kerinduannya. Tanpa pikir panjang, Satoru menyelusupkan tangannya masuk ke dalam pakaian pemuda itu.

Megumi jadi gelagapan. Dengan panik bercampur malu ia berusaha mengeluarkan sepasang tangan besar yang sedang bermain di dalam bajunya.

"Tu--tunggu!! Gojo sensei!!" protesnya seraya memberontak untuk melepaskan diri dari dekapan Satoru yang bagaikan pelukan dari seekor beruang madu.

Mungkin karena terlalu lelah. Libidonya pun terasa meningkat secara drastis, rasanya Satoru tidak akan mampu menahan dirinya lagi. Dia tidak akan mampu berhenti menyentuh kulit Megumi yang halus dan lembut itu.

Apalagi tubuh Megumi begitu harum semerbak, aromanya begitu manis dan memabukan.

"Ah! Ti-tidak Gojo sensei!!"

Tanpa sadar Megumi mengeluarkan desahan. Begitu menyadarinya. Wajahnya langsung merona hebat, Megumi tidak bisa mempercayai suara terlampau feminim macam apa yang baru saja lolos dari bibir ranumnya.

Reaksi itu lantas membuat Satoru mengembangkan senyumannya. Sekarang dia mulai ketagihan untuk menyentuh tubuh Megumi yang di luar dugaan begitu sensitif.

Megumi merapatkan bibirnya, berusaha menahan desahan selanjutnya.

Satoru terlalu mempermainkan badannya, membuatnya benar-benar kesal sekarang. Megumi lantas menggunakan kedua tangannya untuk menarik tangan Satoru keluar dari dalam bajunya.

"Go--gojo sensei!!"

Megumi mengeluh dengan suara lirih mirip bisikan.

Sekujur tubuhnya mulai bergemataran, merasakan sensasi geli sekaligus perih saat Satoru mejilati dan mengigit belakang lehernya. Sesekali pria itu menghisap kulitnya, meninggalkan jejak kemerahan yang tak akan hilang untuk beberapa hari kedepannya.

Play DateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang