Dalam beberapa hari kemudian Megumi dan teman-temannya sudah di ijinkan untuk kembali bertugas.
Hari ini mereka mendapatkan misi kecil yang apabila di bandingkan dengan misi kemarin, misi yang ini bagaikan sedang berjalan di taman bunga.
Sekarang mereka sedang beristirahat di sebuah kedai teh bernuansa tradisional yang terletak di pinggiran kota, masing-masing sedang menikmati secangkir teh hijau dan berbagi beberapa tusuk Dango.
Tempat itu begitu tenang dan sejuk, sangat berbeda dengan nuansa di pusat ibukota Tokyo.
Kedai kecil nan sederhana itu di kelilingi pohon-pohon rindang dengan halaman yang luas, pelanggan yang datang masih belum begitu banyak, sekitar 10 orang termasuk mereka bertiga.
Awalnya ketiga remaja tersebut hanya membahas misi kecil yang baru saja mereka selesaikan, dan sesekali membandingkannya dengan misi bersama tempo hari.
Sampai akhirnya topik pembicaraan mereka menyelonong pergi entah kemana.
Salahkan Megumi, pemuda yang sering memasang wajah datar atau jutek itu lah yang memulainya duluan.
"Ngomong-ngomong. Kemarin Gojo sensei mengutarakan perasaannya padaku....." ujar Megumi sebelum akhirnya menyeruput teh.
Sementara kedua temannya, saking terkejutnya malah tak sengaja bersamaan menyemburkan minuman mereka.
"Fushiguro!!!" protes Yuuji dan Nobara bersamaan.
Keduanya sama-sama berdiri sambil menggebrak meja, sempat membuat perhatian seisi kedai mengarah kepada meja mereka bertiga.
Lalu karena keduanya sama-sama sadar diri akan lokasi dan situasi, mereka kembali duduk dan mulai berbicara dengan volume yang sepantasnya.
"Dejavu!! Kau membuatku merasakan dejavu!!" seru Yuuji penuh penekanan.
"Kumohon jangan terus-terus kan melemparkan bom verbal ke arah kita berdua. Itu sama sekali tidak baik untuk jantung. Kau paham Fushiguro?" omel pemuda tersebut yang di dukung oleh anggukan mantap Nobara.
Megumi tertegun sesaat dalam posisi kedua tangannya memegang cangkir teh.
"........baiklah. Aku minta maaf karena mengejutkan kalian," ucapnya datar seraya mengalihkan pandangannya ke tempat lain. Sepertinya ia segan kalau sekarang harus menatap ke arah teman-temannya, terutama karena sudah di tegur sedemikian rupa oleh mereka.
Nobara lantas menghelakan nafas lelah. "Terkadang kau bisa menjadi sangat tertutup tapi kadang juga sangat terbuka. Kau tidak mau bilang apapun mengenai kondisi kakak perempuanmu, tapi kau malah bermulut ember membicarakan cerita cintamu. Apa kau mau pamer!?" omel gadis bersurai coklat tersebut seraya mencibir. Dan kali ini yang mendukung argumannya adalah anggukan mantap Yuuji.
"..........kenapa aku harus pamer?" tanya Megumi seraya memasang wajah jijik. "Aku serius. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan," ujarnya berusaha meyakinkan.
"Sebelumnya kau bilang. Setiap kali melihat wajah Gojo sensei kau ingin menonjoknya kan?" tanya Yuuji seraya memiringkan kepalanya.
"Kalau kau memang tidak bisa melihatnya secara romantis. Tinggal kau tolak saja kan?" tanyanya sambil memasang wajah polos khasnya. Namun barusan sang wadah Sukuna memang mengatakan hal yang masuk akal.
Lantas apa yang dikatakan Yuuji membuat Megumi merenung.
Dari ucapan Yuuji banyak hal yang di setujuinya tapi anehnya masih ada hal lain yang membuatnya masih bimbang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Play Date
FanfictionPairing : GoFushi (Gojo Satoru x Fushiguro Megumi) Rating : T Setting : Semi-AU? Summary: Gojo Satoru adalah sosok terpenting bagi klannya. Pada usia dewasanya tidak ada tanda-tanda bahwa pria ini memiliki kekasih, rencana menikah pun tidak pu...