Chapter 10: Sins and Karma of The Innocent

1.9K 216 1
                                    

Pagi-pagi sekali Megumi di bangunkan oleh bunyi panggilan masuk dari Ichiji. Seingatnya, seharusnya hari ini dia tidak punya jadwal sepagi ini. Walau demikian ia tetap segera mengangkat teleponnya. Siapa tahu itu adalah panggilan darurat.

Pria separuh baya di seberang sana tidak banyak menjelaskan, Ichiji hanya sebatas memberitahu apabila jadwal Megumi untuk seminggu ke depan sudah di rombak total dan memintanya untuk segera memeriksa kembali jadwal baru yang ia kirimkan melalui e-mail.

Megumi hanya meng-iyakannya tanpa protes. Lagipula ini bukanlah pertama kalinya jadwalnya berubah-ubah secara mendadak. Kasus semacam ini bukanlah perkara serius bagi penyihir Jujutsu yang dikirimkan menjalankan misi, melainkan perkara serius bagi para petugas adminsitrasi semacam Ichiji.

Lantas pemuda tersebut turun dari ranjangnya. Menguap lebar seraya duduk di depan meja belajarnya. Di saat seperti ini di lebih suka membuka file penting dengan laptopnya ketimbang dengan smartphonenya.

Megumi duduk sejenak di depan laptopnya untuk memahami jadwal barunya namun berujung gagal memahaminya.

Megumi mengosok-gosok matanya, tak mempercayai apa yang sudah di bacanya barusan, sekaligus mengira kalau Ichiji lah yang salah mengirimkan jadwal misi yang tak sesuai dengan dirinya yang masih merupakan penyihir Jujutsu tingkat dua.

"Fushiguro Megumi dan............" gumamnya, membaca namanya yang tertera di dalam file. Mau tak mau dia harus mulai mempercayai penglihatannya sendiri.

"Gojo Satoru huh......." sambungnya seraya memijat pelipisnya. Kepalanya mulai sakit.

Setelah mempercayai penglihatannya sendiri, dia pun lantas meratapi nasib sialnya. Padahal dia cuma ingin hidup tenang dan mati tenang sebagai penyihir Jujutsu kebanyakan, namun keberadaan Gojo Satoru tak membiarkannya.

"Ukh. Padahal aku sedang tidak ingin bertemu dengannya......." keluhnya.






OXO

Sebagai seorang murid, Megumi harus menyampaikan setiap keluhannya melalui wali kelasnya terlebih dahulu. Walaupun pada ujungnya masih harus menemui Satoru namun setidaknya jauh lebih mending daripada terpaksa melakukan misi bersama berduaan dengannya untuk beberapa hari kedepannya.

Hari ini di kabarkan sang wali kelas sudah kembali ke sekolah. Setelah mendengarkan kabar tersebut, lantas Megumi pun langsung bergegas menemuinya yang katanya masih punya urusan di kantor kepala sekolah.

Di depan kantor ia tak sengaja bertemu dengan Utahime. Megumi menyapanya sebentar. Kemudian guru wanita dari cabang Kyoto itu bertanya, "Kau kemari mau minta pertukaran jadwal kan?" Sebuah pertanyaan yang anehnya tepat sasaran.

"I-iya," jawab Megumi yang di buatnya heran. Padahal belum ada satupun orang yang ia beritahu mengenai masalah tersebut. Begitu dengar Satoru sudah kembali ke Tokyo, dia langsung bergegas lari kemari.

Wanita dengan bekas luka di wajahnya itu terdiam sesaat sebelum membuka topik kembali.

"Kali ini.....bakalan lebih susah untuk meyakinkannya," ujar Utahime seraya mengosok tengkuknya dengan canggung. Tidak biasanya ia melihat wanita itu nampak begitu segan saat membahas seorang Gojo Satoru. Satu hal paling langka yang pernah di lihat Megumi.

*CEKLEK

Megumi hendak mempertanyakan alasannya, namun sudah tak sempat lagi. Pintu ruangan kepala sekolah sudah terbuka. Gojo Satoru pun berjalan keluar dari ruangan tersebut dengan memegang satu amplop coklat berisikan dokumen. Pria itu tak sempat memperhatikan sekelilingnya, nampak begitu sibuk menekan tombol di layar ponselnya sepertinya hendak menelepon seseorang.

Play DateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang