Semua murid kini tengah berkutat dengan pelajaran fisika yang menguras kinerja otak. Ditamabah lagi dengan tugas-tugas yang menumpuk sungguh membuat para siswa siswi pusing ingin meledak.
Berhubung ujian semester akhir tinggal beberapa minggu lagi para murid pun diwajibkan untuk semakin giat belajar.
Di situasi seperti inilah murid yang otak nya encer begitu diuntungkan namun berbeda dengan murid yang otaknya minim dan pas-pasan ia harus pintar mencari celah untuk menyontek agar tidak ketahuan.
Berbeda dengan kinan yang mengerjakan tugas dengan santai. Justru afkar kini tengah tak karuan dan terus terusan celingak celinguk tak jelas. Dan jangan tanyakan keadaan kedua sahabat nya itu karena ki mereka sudah mondar-mandir ingin meminta bantuan kepada murid pintar.
"Fiut nan bantuin gue dong". Bisik afkar yang ada di belakang kinan. Namun tak ia gubris.
Afkar yang tak kunjung mendapat sahutan langsung menimpuk kepala kinan menggunakan gumpalan kertas.
"Apaan sih lo?". Geram kinan.
"Bantuin kenapa sih pelit amat lu ama sahabat sendiri".
"Pikir sendiri. Makanya sekolah tuh belajar janga bolas mulu".
"Sahabat laknat lo".
Kinan kembali melanjutkan kerjaan nya tampa harus mengurusi afkar yang tengah menggerutu dibalakang nya.
Ingin sekali rasanya afkar menghanyutkan tubuh mungil sahabat nya itu di kali ciliwung yang tak mau memberikan nya contekan.
Kesal karena kinan yang tak mau membantu nya afkar pun kini mengambil opsi lain yaitu mendekati murid pintar lain nya.
"Asih.. Woi nomor lima berapa?". Ujar afkar lirih namun penuh penekanan.
"Iyaa sih bagi contekan dong". Lanjut tomi dan diangguki afkar dan radit.
"Bu afkar tomi sama radit minta contekan sama saya bu". Asih langsung melaporkan nya kepada. Bu lia selaku guru fisika.
"Afkar radit dan tommi kalian bertiga ibu hukum setalah pelajaran ibu selesai kalian bersihin wc!". Teriak bu lia.
Ketiganya pun hanya pasrah menerima perintah tersebut.
*****
Disinilah sekarang tiga cowok itu tengah sibuk mengepel dan membersihkan wc sekolah sesuai hukuman yang mereka terima tadi ketika pelajaran fisika.
Ini semua gara-gara kinan yang tak mau membantunya. Sungguh sahabat ngga tau diri. Dan juga karena asih yang memiliki mulut ember.
"Sok pinter banget si tuh cewek. Dasar tukang ngadu". Omel tommi seraya menggosok closed menggunakan sikat dan pembersih lantai.
"Pengen banget gue patahin kacamata tuh cewek". Lanjut radit.
Membayangkan wajah asih yang sok pinter sungguh membuat ketiga cowok itu sangat kesal.
"Berisik lo berdua". Sahut afkar yang sedaritadi hanya diam.
"Afkar kamu pasti capek ini aku beliin kamu minuman tadi di kantin". Ucap zahra yang datang entah darimana seraya menyodorkan sebotol minuman.
"Oh makasih ya!". Afkar dengan senang hati menerimanya.
"Buat afkar doang ni zar. Kita berdua ngga? kita juga cape tau". Ujar tommi.
"Tau nih si zahra masa kasih minum cuman sama afkar doang". Radit ikut menimpali.
Zahra pun langsung tersenyum menanggapinya. "Ada kok". Ia langsung membuka kanton kresek yang ia pegang lalu mengeluarkanya untuk deberikan kapada radit dan tommi. "Nih buat kalian berdua".
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Friends
Teen FictionFollow dulu sebelum membaca Ini kisah tentang dua orang sahabat sejak kecil yang saling memendam sebuah prasaan yang tak bisa terungkapkan. ****** KINAN AFRILYA CIPTA. FAHZRIL AFKAR MAHENRA. ****** Memiliki kasih sayang yang sama dan juga rasa yang...