4. Bumi yang Mulai Fana

74 26 74
                                    

Selamat membaca!!
Ga tau mau nyapa gimana lagi ni.

Kalau keberadaanku membuatmu tak nyaman, kalimat selanjutnya silahkan dilanjutkan.

Bumi melangkah menuju gerbang sekolahnya. Alasannya datang lebih pagi dari yang lain hanya satu, menghindari pujian-pujian dari kaum hawa. Padahal, dirasa bukan dia yang mereka puji. Bumi merasa dirinya tak seperti pujian itu. Tapi, hal itu tak akan diindahkan ketika perlahan, banyak cewe yang berdatangan ke sekolah bersamaan dengannya. Terutama dua cewe yang selalu bersama Bulan. Mereka Rinda dan Naya.

"Bumi!" panggil salah satu dari mereka, yang Bumi yakini itu suara Rinda.

"Waalaikumsalam!"

"Assalamualaikum calon imanku!" Naya berteriak dan berlari menuju Bumi.

"Pagi amat sih datangnya, buat apa?" tanya Naya, yang sebenarnya dia bingung mau nanya apa.

"Ya nyari ilmu lah. Kan harus yang lebih awal, supaya dapatnya lebih awal, gitu kan By," jelas Rinda, mengambil kesempatan. Bumi terkekeh.

"Kalau gitu, aku mau berangkat pagi ahh," celoteh Naya berjalan menyeimbangkan langkah Bumi yang semakin menjauh.

"Ih kenapa jauh-jauh?" Rinda mendengus kesal, ketika sosok di samping kirinya berjalan melebihi langkahnya.

Bumi mengulas senyum seperti biasa, salah satu giginya merusak keluar dari barisan yang rapi. Membuat Rinda menutup mulutnya.

"Bumi, jangan cepet-cepet," sewot Naya.

" Ya kalian jangan deket-deket," balas Bumi.

"Kenapa ngga boleh deket? Takut nyaman ya? Hayo ngaku!" cetus Naya pd.

Rinda menatap jengah Naya dan Bumi yang meninggalkannya dua langkah di belakangnya. Dengan sewot dia mengambil permen karet dari sakunya dan mulai mengenyohnya tanpa henti, sebagai pelampiasan kekesalan.

"Menghindari fitnah," balas Bumi, Rinda mendengarnya, kemudian tertawa bebas sedang, Naya mendengus kesal.

"Kamu malu ya, berjalan sama cewe cantik?" tanya Naya resah, menghiraukan taw Rinda.

"Nggak juga si," Bumi mengangkat tangannya melihat Jagat datang dari arah berlawanan.

"Ada apa pagi-pagi ketawa-ketawa gitu?" tanya Jagat menunjuk Rinda dengan dagunya.

Bumi mengangkat bahunya, Naya menepuk dahinya. Jagat mengangguk.

"Terus Bumi, kalau ngga malu apa?" tanya Naya lagi.

"Ngga suka. Sukanya jalan sama cowo," balas Bumi, sedikit flat.

"Segay itu kamu ya By, emang di dunia ini ga ada yang cantik?"

"Ada," Bumi membalasnya cepat.

"Siapa?" balas Rinda dan Naya bersamaan. Sama-sama menaruh harap, untuk namanya di sebut di jawaban ini.

"Umi," balas Bumi enteng, membuat Rinda dan Naya memasang wajah kecewanya, tanpa tedeng aling-aling, Jagat memecahkan tawanya. Keras.

Takut NyamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang