HAPPY READING!
Semoga ga kena ghosting!Jika membuatku banyak cidera, akan kulakukan, asal kamu tertawa.
"Please Bumi! Jijik gue!"
Yang diumpati menjijikkan memasang wajah datar, "Apa?"
Jagat mendecak kesal. Yang diumpati terus saja memegang buku dan menyilangkan kakinya yang dilapisi sarung pendek, sembari mengemut lollipop dengan peci miring.
Jagat mendecak sekali lagi. Merasa menyesal telah menginjakkan kaki di rumah yang membuat matanya kotor.
"Lo mau traktir gue, apa gue pulang?" jengahnya.
"Ha?"
Jagat mendecak, "Gue mau lo suruh jadi apa?"
"Babu,"
Jagat kehilangan kesabarannya, "ABCDEFG!"
Bumi tetap tenang membaca korannya, membuat Jagat berbalik dan berharap Bumi memanggilnya kembali. Alih-alih percaya dengan prinsipnya, Jagat tidak mendapat penolakan apapun. Dengan wajah tertekuk, Jagat meninggalkan pekarangan rumah Bumi, seraya berjanji, dia tidak akan menginjakkan kaki di tanah ini sebelum tau apa alasannya.
"Ke tempat Ajeng mau urut, biar ilang rasa capeknya. Neng cantik kok cemberut, jadi hilang deh cantiknya," tanya Kang Tarna yang berpapasan di depan gerbang dengan Jagat.
Sebisa mungkin Jagat menetralkan wajahnya, "Engga kok Kang. Pulang ya."
"Ajeng lagi bikin batik, sambil dengerin musik pop. Mau nanya nih neng cantik, sejak kapan Hogan suka lolipop?"
Jagat memutar bola matanya, sebisa mungkin mengulas senyum. Apalagi mengenai lolipop. Jagat sangat tidak tau.
"Tanya aja Kang, sama lollipopnya, siapa tau kan tau?"
Kang Tarna manggut-manggut melihat sekantong plastik yang dibawanya.
"Duluan ya Kang!"
"Iya makasih Non!" teriak Kang Tarna lebih keras.
"Eh lolo pop!" panggil Kang Tarna menunjuk sekantong plastik yang dibawanya.
"Sejak kapan bogan suka elu ha?" tanyanya.
"Jawab lolo pop! Kapan bogan suka elu! Kan gua diduain!" omelnya.
"Duh. Kok gue belet pop sih! Alamat kena azab dah!"
✈✈✈
Jagat melangkah dari tempat dia membayar taksi, pandanganya beredar di depan pintu gerbangnya yang telah terbuka. Dengan rasa sedikit khawatir, dia berjalan lambat masuk ke dalamnya.
"Ck. Lama."
"Lo ngga bilang mau ke sini kan? Jadi, derita lo," sahut Jagat seraya masuk ke rumahnya.
"Mau di luar terus? Gue ngga mau manjain lo pake nyuruh-nyruh masuk," ketus Jagat.
"Sensi banget?" tanya orang yang sedari tadi duduk di sofa depan rumahnya. Dia Bulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takut Nyaman
Novela JuvenilDISARANKAN UNTUK FOLLOW SEBELUM MEMBACA! Ssstt, folback? DM aja, aman. . . . . . KALAU KAMU BERANIN KE SINI, KAMU HARUS PERCAYA SATU HAL. "Pola pikir itu dibentuk, situasi juga bisa diciptakan."