Sorry For Typo's
Jangan lupa Vote sebelum membaca ya sayang
-PAPA!-
10 tahun kemudian, Brian tumbuh menjadi remaja yang sangat dewasa, berperawakan tinggi besar seperti sang Papa membuat Brian sering dikira anak SMA oleh orang-orang yang tidak mengenalnya, Sedangkan sang Bunda sudah menjadi wanita karier yang sukses dalam bidang properti, dia menjutkan bisnis milik Kakaknya.
"Morning Bunda" sura bariton yang membuat Sheira terkejut, dan juga pelukan dari belakang yang sudah menjadi kebiasaan di pagi hari. Sheira tersebut tanpa mau menoleh kearah belakang.
"Morning, Prince" sapa Sheira sambil mengelus tangan yang berada di perutnya.
"berangkat jam berapa ?" tanya Sheira yang sudah berhasil melepaskan diri dari anaknya.
"Ini mau berangkat, Nanti aku pulang telat ya. Mau ke tempat mama sama ayah" ujar Brian yang di angguki oleh Sheira. Yap Sheira sudah memberitahu tentang kematian kedua orang tuanya.
"Sama siapa?" tanya Sheira yang sedang meletakan nasi goreng ke piring putranya.
"Ryujin?" ledek Sheira sambil tersenyum manis, beberapa waktu belakangan ini, Putranya sedang dekat dengan gadis blasteran Korea-indo tersebut. Manis tapi agak tomboy, Sheira sampe syok melihat penampilan gadis itu waktu pertama kali Brian membawa gadis itu ke rumah untuk keja kelompok.
"apa sih, Bundaaa. Engga lah aku sama Jasper aja" gerutu Brian yang sudah sebal di ledek terus-terusan oleh oleh sang Bunda.
"iya iya, ati-ati ya. Jangan lupa bawa bunga Lili buat Mamamu. Minta doa senin depan kamu Ujian kelulusan" perintah Sheira dan di angguki oleh Brian.
"Hm... Bund" panggil Brian dengan pelan tetapi masih bisa di dengar oleh Sheira. Sheira mendengus sebal kalau Brian sudah mengeluarkan suara seperti itu, Lebih dari 10 tahun Brian menanyakan hal yang sama.
"Kita sudah pernah bahas ini Brian." tegas Sheira dan pergi begitu saja dari hadapan Brian.
"Engga, Bund. Untuk kali ini Brian akan cari Papa Vero!" lantang Brian yang membuat Sheira tersentak kaget mendengar suara bariton tersebut.
"Brian udah bisa bawa mobil atau motor. Kalau Bunda tidak mengizinkan, Brian bisa naik angkutan umum kerumah Nenek" ujarnya dan pergi dari ruang makan, tidak lupa mencium pipi putih Sheira. Sheira tersentak kaget mendengar ucapan Brian, helaan napas terdengar lagi dari mulur Sheiraa, anaknya sudah besar, biarkan dia mencari kebahagiaannya. Vero adalah sumber kebahagiaan Brian untuk saat ini, mungkin untuk selamannya.
-PAPA!-
Theo sedang sibuk dengan tontonan Kartu favoritnya, Vero yang baru saja bangun, pandangan yang biasa jika di sabtu pagi. Adik terlalu sibuk dengan kartun larva di depannya sampai tidak memperdulikan orang lain.
"Dek" ujar Vero yang mencolek pipi berisi Adiknya.
"hm" balas Theo malas.
"Dek"
"Hm"
"Dekk"
"Mama!! Abangnya nih" teriak Theo yang sudah jengah di ganggu oleh Vero, tidak lama yang terdengar hanya tawa Vero mendominasi ruanga.
"Mama lagi kepasar" jawab Vero yang sudah memeluk pinggang Theo erat.
"ABANGG! berat" gerutu Theo yang sedang berusaha melepaskan diri dari kukungan sang Kakak.
![](https://img.wattpad.com/cover/237897118-288-k409931.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Papa!
Romance"papa!!!" -Brian "hah? gue papa lo?" -Vero "kata bunda, Papa brian orang yang manis. nah om manis" -Brian ----- "Nda!!! aku tadi ketemu Papa!" -Brian "What?" - Sheira (anak gue gak mungkin mati suri kan?)