Sorry for typo's
-PAPA!-
Suara telfon berdering di saat jam pelajaran berlangsung Vero yang merasa sumber suara tersebut dari saku nya, segera me-reject telfon tersebut.
"Bu maaf, saya angkat telfon dulu ya" ucap nya kepada guru yang sedang mengajar didepan kelas.
"silahkan" jawab Guru tersebut, kemudian Vero keluar kelasnya.
setelah Vero rasa aman dia mengangkat telfon dari tersebut.
"halo?" sapa Vero.
"Halo, Vero kita harus ketemu sekarang" ucap Sheira dari sebrang sana, alis Vero menukik sempurna.
"ya gak bisa ka, gue sekolah" jawab Vero sebal
"ohh iya gue lupa. Ya udah pulang sekolah, lo ke Cafe gue ya" perintah Sheira kemudian mematikan telfon tersebut secara sepihak.
"Dasar cewe. Kemaren nyuruh ngejauh, sekarang malah nyuruh gue nyamperin dia" ujar Vero sambil menunjuk-nunjuk handphonenya dan masuk kedalam kelas.
-PAPA!-
Brian sedang berjalan sendirian di pinggir trotoar jalan, dia hendak pergi menuju Cafe milik sang Bunda.
tin tin
klakson terdengar dari arah belakang membuat Brian harus menoleh dan memekik senang
"Papa!" teriak Brian senang.
"Mau kemana kamu?"tanya Vero yang masih berada di atas motor besarnya.
"Mau ke cafe bunda, katanya Papa ada disana" ujar Brian senang.
Vero menganggukan kepalanya tanda mengerti kemudian menyuruh Brian untuk naik ke atas motornya dan duduk di depan kemudi.
di tempat lain, tepatnya di parkiran sekolah terlihat Salman sedang mendang motor yang berada di depan nya.
"Sialan emang. Awas lo tor kalau udah bener gak bakalan gue pake" ujar Salman sambil menunjuk-nunjuk motornya, alis nya menukik dan mukanya sudah memerah sempurna.
Salman tidak tahu kalau di belakang nya ada seorang gadis yang memperhatikan tingkah aneh nya.
"Ganteng sih tapi otak nya di tinggal" monolog gadis tersebut, tetapi suaranya terdengar sampai ke orang yang dia maksud.
" Makasih, gue emang orang paling ganteng" ujar Salman sambil tersenyum bangga, tangan kanan menyisir rambutnya kebelakang.
"percuma ganteng kalau gak ada otaknya" balas Xena yang sebal akan tingkat kepedean Laki-laki di depannya.
"yang penting ganteng" lanjut Salman.
"Iya sih, besok kalau ada zombie lo gak perlu sembunyi" lanjut Xena sambil duduk di jok motornya tersebut.
alis Salman mengkerut sempurna tanda dia bingung. "kok ?" ujar nya.
"Zombie kan makan otak, lah lo emang punya ?" ujar Xena kemudian segera berlari menjauhi Salman yang sudah melepaskan sepatunya.
"Dasar medusa!! anak dakjal" teriak Salman kencang dan mendapat tawa dari Xena yang sudah menjauh dari perkiran sekolah
-PAPA!-
Vero baru saja sampai di Cafe tersebut, setelah memakirkan motornya, dia terlihat menggendong Brian di tangan kirinya, tangan kanan nya terlihat tas milik brian dan di bahu kirinya terdapat tas sekolah miliknya.
orang-orang yang berada di cafe terlihat penasaran sebab Vero terlihat seperti single parents yang sedang jalan bersama anak laki-lakinya. padahal di balik Jaket kulit yang di gunakan Vero terdapat Seragam putih yang di pakai laki-laki tersebut.
Sheira yang baru saja mendapat pesan singkat dari Vero, bahwa laki-laki tersebut baru saja sampai segera keluar dari dapur cafe tersebut. Sheira melihat Vero sedang bermain dengan Brian di bangk tengah-tengah cafe, yang membuat kedua anak adam berbeda usia tersebut menjadi pusat perhatian.
"Bundaaa" teriak Brian ketika melihat Sheira, kedua tangannya di rentangkan bermaksud untuk memeluk sang Bunda.
para pengunjung Cafe yang rata-rata remaja hanya bisa terdiam sebab mereka fikir Vero sudah menikah.
"Mau ngomong apa ka?" tanya Vero kepada Sheira yang masih asik bercanda dengan Brian.
"Sayang, kamu sama mba Dela dulu ya, Bunda mau ngomong sama Kak Vero dulu" ujar Sheira kepada anak laki-lakinya dan di balas anggukan oleh Brian, kemudian Brian turun dari pangkuan Sheira dan berjalan menuju Kasir.
Setelah Brian menjauh, Sheira menoleh kearah Vero dan menarik napasnya terlebuh dahulu. "Gue mau nanya, lo ngomong apa sama Ken?" Ujar Sheira penasaran.
"Gue ? Gue bilang buat ngejauhin lo ka, gue kan suka sama lo, eh cinta malah dan gue kan bokap nya Brian, jadi gue punya hak dong buat bilang kaya gitu ke Ken." jawab Vero tenang. Sheira terdiam beberapa saat sebelum membalas pernyataan Vero tersebut.
"Lo bukan bokap nya Brian, dan lo gak punya hak buat ngelakuin itu karena gua belum tentu mau sama lo" lanjut Sheira tidak terima.
"Gini ya Sher! Gue tetep akan merjuangin apa yang gue pengen. Termasuk jdi suami lo dan bokap buat Brian. Lo gak liat anak lo sakit waktu lo misahin gue sama dia! Sadar dong lo jadi nyokap jangan egois. Lo harus nya berkorban buat anak lo bukan malah sebaliknya" seru Vero kesal, tangannya mengepal di atas meja. Sheira yang meluhat kejadian tersebut hanya bisa menahan napasnya takut dan menatap tak percaya akan kegigihan Vero mempertahankan sesuatu.
"Gue cabut kalau lo masih bahas ginian. Buat gue ini gak penting karena keputusan gue udh bulat, siapa pun yang ngedeketin lo gak akan bisa karna gue yang akan jadi suami lo" lanjut Vero dan pergi dari hadapan Sheira, laki-laki tersebut berjalan mendekati Brian dan mengusap kepala anak tersebut.
"Papa pulang dulu ya, jangan nakal, nurut sama bunda. Besok kita main okey" ujar Vero dan berjalan keluar dari Cafe tersebut.
-PAPA!-
AKHIRNYA UPDATE
TERIMAKASIH TEMAN-TEMAN YANG SUDAH MENUNGGU CERITA INI.GIMANA SUKA GAK?
NEXT OR NOT?
JANGAN LUOA VOTE DAN COMMENT YAAA.
STAY SAFE DAN HEALTHY OKEYYY!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Papa!
Romance"papa!!!" -Brian "hah? gue papa lo?" -Vero "kata bunda, Papa brian orang yang manis. nah om manis" -Brian ----- "Nda!!! aku tadi ketemu Papa!" -Brian "What?" - Sheira (anak gue gak mungkin mati suri kan?)