01. Hadiah Istimewa

3.7K 197 17
                                    

Halo, kali ini aku bawa cerita baru yang udah aku publish di KBM App. Sooo, jangan lupa follow akun KBM App aku & kasih SUBSCRIBE buat cerita ini di sana :)

Happy reading ya!

***

01. Hadiah Istimewa

Elina yang sedang berada di lantai dua rumahnya, segera berlari kecil untuk menuruni satu per satu anak tangga. Karena ia ingin cepat-cepat sampai di pintu utama begitu mendengar suara mesin mobil yang berhenti di halaman rumah.

Elina sudah sangat hafal kalau itu adalah suara mesin mobil milik suaminya, dan ia jadi tidak sabar untuk segera menyambut kedatangan suaminya itu yang baru saja pulang bekerja. Bahkan ia juga sudah mengira jika pria itu pasti telah membawakan sebuah hadiah untuknya. Karena hari ini adalah hari anniversary pernikahan mereka yang ketiga.

Namun, saat pintu utama rumah itu sudah dibuka oleh Elina dengan senyum lebar yang tersungging manis di bibir pink-nya, Elina malah mendapati Agra yang sedang menggandeng tangan seorang wanita. Dan pria itu terlihat sedikit terkejut karena Elina sudah lebih dulu membukakan pintu sebelum pintu itu sempat diketuk.

“Mas?” panggil Elina yang saat ini sudah menampilkan sorot mata penuh kebingungan sekaligus terluka di saat yang bersamaan, lantaran telapak tangan suaminya dengan telapak tangan wanita asing itu masih terlihat saling bergandengan, seakan-akan mereka berdua tidak berniat untuk saling melepaskan.

“Lin ....” Kemudian, Agra berdeham sebentar. “Kenalkan, ini Diah. Diah Anjani, teman sekelasku di SMA dulu, sekaligus calon istri baruku.”

Elina langsung membuang muka dengan kedua bola matanya yang mulai terlihat berkaca-kaca, karena air matanya sudah hampir tumpah setelah mendengar ucapan Agra barusan dengan saksama.

Namun, ia berusaha untuk menahannya dengan sekuat tenaga. Ia tidak boleh terlihat lemah di hadapan Agra, karena sesungguhnya ia sudah tahu jika kejadian barusan—di mana Agra memperkenalkan wanita lain sebagai calon istri barunya—pasti akan segera tiba.

Hanya saja, Elina sama sekali tidak menyangka kalau ternyata Agra jauh lebih jahat dari yang ia kira. Bagaimana bisa pria itu memperkenalkan calon istri barunya tepat di hari pernikahan mereka yang ketiga?

Meskipun begitu, Elina tetap mengangguk kaku di hadapan mereka berdua. Tetapi, ia sama sekali tidak menggubris uluran tangannya Diah yang ingin mengajaknya untuk bersalaman. Karena ia tidak sudi untuk melakukannya.

“Akhirnya, ya, Mas.” Kepala Elina tampak bergerak, tapi ia sama sekali tidak sanggup menatap ke arah Agra yang masih berdiri di hadapannya. “Selamat ....”

Elina merasa sangat sesak, sehingga ia harus berkali-kali menghela napas berat. “Selamat untuk hari jadi pernikahan kita. Selamat juga untuk ... untuk kamu dan Mbak Diah.” Elina segera mengedip-ngedipkan kedua bola matanya sebagai upaya terakhir untuk menahan air matanya, agar air mata itu tidak segera tumpah di hadapan Agra dan calon istri barunya. “Tapi, maaf, Mas. Aku enggak sempet siapin hadiah apa-apa.”

Tepat setelah mengatakan hal itu, Elina pun segera berbalik badan untuk cepat-cepat berlalu dari hadapannya Agra. Ia kembali berlari kecil untuk menaiki satu per satu anak tangga dengan kedua kaki telanjangnya.

Elina masuk ke dalam kamar sambil membanting pintunya dengan air mata yang sudah benar-benar tumpah, dan ia langsung menyambar kotak hadiah berpita merah yang sengaja dipersiapkannya untuk Agra sebagai hadiah istimewa di hari jadi pernikahan mereka yang ketiga.

Lalu, Elina pun segera melangkah masuk ke dalam kamar mandi yang terletak di sudut ruangan.

Selanjutnya, Elina sudah membuang kotak hadiahnya itu ke dalam tempat sampah yang ada di dalam kamar mandinya. Karena Agra tidak boleh melihat test pack bergaris dua yang tersimpan di dalam kotak hadiahnya.

*****

Jangan lupa vote, komen, & share ya!

Selasa, 11 MEI 2021

Aku, Kamu, dan DiahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang