03. Makan Malam

2.1K 142 5
                                    

03. Makan Malam

Elina langsung menyibak gorden yang saat ini sudah menutupi jendela kamarnya begitu ia mendengar suara mesin mobil yang baru saja dihidupkan. Lalu, ia pun melihat mobil milik suaminya yang perlahan-lahan mulai menjauhi area halaman rumah mereka.

Ternyata ... Agra benar-benar meninggalkannya sendirian di dalam rumah, dan lebih memilih untuk pergi bersama Diah.

Elina hanya mampu terduduk lemas di bawah jendela kamar dengan air mata yang kembali menuruni kedua pipi mulusnya. Kemudian, ia pun mulai mengusap permukaan perutnya dengan gerakan perlahan.

Haruskah ia memberitahukan tentang keberadaan anak mereka kepada Agra secepatnya?

Namun, ia jadi ragu untuk melakukannya. Karena ia takut jika suaminya itu tidak mau menerima anak yang saat ini sedang dikandung olehnya. Apa lagi mereka berdua sudah cukup lama tidak melakukan apa-apa, dan hanya tidur bersebelahan di atas ranjang yang sama.

***

Setelah memesan beberapa menu makan malam untuk disantap berdua, Agra dan Diah pun mulai terlibat dalam obrolan ringan selagi menunggu pesanan mereka datang. Baik Agra maupun Diah, tidak ada yang membahas ataupun sedikit menyinggung tentang Elina ke dalam obrolan.

Namun, sepertinya hal itu tidak akan bertahan dengan lama. Karena Diah sudah bersiap untuk membahas sesuatu kepada Agra.

“Oh, iya, Sam. Aku baru inget sesuatu nih, semoga aja kamu enggak marah ya sama pertanyaanku setelah ini.”

Agra kontan menaikkan sebelah alis. “Memangnya kamu mau nanya tentang apa sih?”

Diah pun lantas berdeham pelan di hadapan Agra yang tampak sedang menunggunya untuk segera kembali berbicara. “Aku mau nanya soal orang tuanya Elina. Mereka tahu gak soal ... kalian berdua?” tanyanya dengan nada ragu yang terdengar sangat kentara.

Agra malah tercenung di seberang meja, yang membuat Diah mulai menerka-nerka kalau sesungguhnya kedua orang tuanya Elina tidak tahu tentang masalah rumah tangga yang sedang menimpa putri mereka.

Lalu, kepala Agra pun mulai menunduk ke bawah. “Mereka udah tahu, Yah, tentang semuanya.”

Diah langsung terhenyak di tempat setelah mendengar suara bernada lirih yang keluar dari mulutnya Agra barusan. “Terus reaksi mereka ... gimana, Sam?”

Agra hanya terdiam. Namun, beberapa detik kemudian, ia pun mulai mengangkat pandangannya ke arah Diah. Setelah itu, ia menggenggam sebelah telapak tangan wanita itu yang terletak di atas meja. “Enggak usah bahas tentang apa pun yang menyangkut sama Elina ya? Karena aku enggak mau ngerusak acara makan malam kita berdua.”

Pada akhirnya, Diah pun hanya mampu menganggukkan kepalanya dengan senyum manis yang sudah tersungging di bibirnya. Karena ia tahu jika ucapan Agra barusan memang benar adanya. Dan, ya ... di beberapa kesempatan nama Elina memang cukup sering merusak suasana romantis yang sedang terjalin di antara mereka berdua.

***

Elina membuka ruang obrolannya dengan Agra, dan terlihatlah kalimat ‘terakhir dilihat hari ini pukul 16.08’ di bagian bawah nama kontak suaminya. Berarti sudah hampir tiga jam-an pria itu tidak online.

Namun, Elina tetap menuliskan sebuah pesan singkat di sana, dan langsung mengirimnya saat itu juga.

To: Mas Agra | Kamu beneran pulang malem ya, Mas?

Kemudian, Elina pun mulai menghela napas panjang, dan segera menaruh ponselnya ke atas meja makan. Karena ia hanya melihat tanda centang satu di bagian sudut pesan singkatnya itu.

Beberapa menit berselang, Elina kembali menatap pesan di layar ponselnya. Ternyata tanda centang satu itu belum juga berubah. Sehingga ia pun langsung menelepon nomor ponselnya Agra. Tetapi, panggilan telepon darinya tak kunjung diangkat.

Elina hanya mampu menatap menu makan malamnya dengan pandangan kosong yang sangat kentara, lalu menyendokkan nasi beserta lauk ke atas piring kosong miliknya, dan mulai menyantap menu makan malamnya dengan perasaan hampa yang terasa sangat menyesakkan di dalam dada.

*****

Jumat, 21 Mei 2021

Aku, Kamu, dan DiahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang