Hati dan Jasadku

9.1K 517 7
                                    

Setelah minta izin pada suaminya untuk kedatangan Windy dan anaknya ke rumah mungil mereka, Salma menyuguhkan semua makanan yang ada untuk tamu spesialnya. Salma terlihat begitu bahagia walau harus menyembunyikan rasa nyeri di perutnya yang terkadang terasa datang dan pergi.

(Rasululloh sholallohu'alaih wasalam bersabda;"...Dan sesungguhnya kalian (wahai para suami) mempunyai hak atas mereka (para isteri) yaitu hendaknya mereka tidak memasukkan ke rumah kalian...." HR. Muslim, Abu Dawud, Nasa'i ,Ibnu Majah, Ad-Darimi dan Ahmad)

"Bagaimana pendapat Mbak terhadap suami ana, Mas Adam?" Tanya Salma acuh sembari menyuapkan salad buah ke dalam mulutnya.

"Ha?" Windy terlihat bingung merespon.

"Suami ana lho!! (Salma tersenyum polos dengan mulut penuhnya), menurut Mbak gimana?" Tanya lagi Salmahdengan santai.

"Kenapa tiba-tiba Mbak nanyain hal aneh gitu?!." Jelas Windy lembut.

"Ha? Oh iya!! Saya yang bodoh ya ngasih pertanyaan aneh! padahal sudah jelas perintah menundukkan pandangan juga berlaku bagi perempuan hee...."Salma terlihat santai menanggapi ucapan tegas Windy yang menyadarkannya, rasa gugup untuk membuka percakapan tentang niatannya menawarkan Adam membuat Salma menjadi bicara sembrono.

Ditempat lain, disela waktu istirahat siangnya Adam menyempatkan diri berkunjung kerumah Fadhil. Dengan meneguk segelas air mineral yang disuguhkan Fadhil padanya, Adam mengganjal sedikit rasa laparnya. Adam tau fadhil adalah tempat yang cocok untuknya meminta nasehat dan memusyawarohkan masalahnya sebelum akhirnya harus memutuskan hal besar yang berkaitan dengan rumah tangganya.

(QS Ali-Imran: 159; "....dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.")

"MasyaAlloh. Hanya Istri luar biasa yang bisa ikhlas menawarkan Ta'adud (poligami) pada suaminya, jarang ada Akhwat seperti itu bahkan untuk yang sudah faham ilmu sekalipun."Jelas Fadhil takjub.

"Wanita itu janda beranak satu. Allah mempertemukan kami dengan mereka karena sebuah kecelakaan...."Jelas Adam panjang lebar, terlihat Fadhil begitu serius dan tenang mendengarkan semuanya.

 
"Lalu apa yang jadi masalah buat Antum? Khawatir tidak mampu bersikap adil?!" Tebak Fadhil dengan sikap tenang dan bijaknya."Bukankah kita sudah mempelajari syariat ta'adud di Madinah?!"

 
"Tapi pratek tidak selalu semudah bacaan, hafalan atau pemahaman Akhi!"Bantah Adam yang membuat Fadhil tersenyum kembali, Fadhil bisa memahami kekhawatiran sahabatnya itu.

 
"Jika itu bantahan Akhi, maka akan ana jawab!, Bukankah kita pelajari ilmu itu untuk bisa kita amalkan semampunya? maka tidak heran Imam Bukhori sang periwayat hadis yang memiliki lebih dari seribu guru pun membuat bab 'Berilmu sebelum berkata dan beramal'!" Jelas Fadhil masih dengan senyum dan ketenangannya."Kita jumpai Ustadz Umar untuk memusyawarohkan ini. Bukankah akan lebih menenangkan antum jika kita tanyakan langsung pada yang sudah mengamalkan poligami?!" Tawar Fadhil sembari bangkit dari duduknya.

"Baiklah. Jazaakalloh khoir atas bantuan Antum."

"Wa Jazaakalloh khoir. Ana akan telpon Ustadz, apakah beliau punya keluangan untuk menerima tamu hari ini. Semoga Allah mudahkan!"

Mobil Adam melaju kerumah sederhana milik ustadz 48 tahun itu. Sebuah jamuan yang begitu hangat diterima Adam dan Fadhil.

"Kalau ustadz tidak keberatan, bisakah memberi kami tausiyah tentang ta'adud?!" Pinta Fadhil langsung sembari melirik kearah Adam.

"Lha murid tamatan Madinah kok minta tausiyah dari Ana yang jahil (bodoh) ini!" Celetuk Umar dengan hangatnya.

"Bahkan setiap jiwa senantiasa butuh pada nasehat." Ujar Adam tenang, melihat ekspresi itu, Pria berjanggut lebat yang pernah menuntut ilmu di Madinah dan Yaman itu tersenyum tenang sembari melepas nafas panjang.

"Ta'adud ya?! Apa karena Ana punya tiga istri ni jadi tanyanya ke Ana bukan ustadz lain ?! hee..Atau ada yang berencana nyusul jejak Ana ni?!" Umar masih mencoba menggoda kedua muridnya itu hingga Fadhil tidak mampu menahan tawanya saat memberi isyarat pada gurunya. "Jadi apa yang membebani Akhi Adam untuk masalah ini?" Tegur Umar langsung hingga membuat wajah Adam memerah malu.

Dengan perlahan Adam pun mulai menceritakan kegundahan hatinya di depan pria berwibawa itu.

"Ana fikir tidak akan pernah ada tempat sedikitpun di hati ini selain untuk istri Ana. Bahkan Ana slalu di timpa was-was syetan, khawatir jika cinta berlebih ini menjatuhkan ana pada kehinaan" Jelas Adam menunduk.

"Adapun masalah kecintaan, bukankah Antum faham bahwa Alloh tidak membebani hal itu?! Kita telah mengetahui adil yang di tuntut dari seorang hamba dan adil yang tidak di mampui olehnya. Telah di terangkan juga, adil yang tidak di mampui adalah dalam hal cinta atau kecondongan/kecenderungan hati. Sehingga tidaklah berdosa bila ada seorang suami yang memiliki sekian istri, namun kadar cintanya kepada istri-istrinya tidak sama, ada yang di senangi dan di cintai melebihi yang lain. Kita pun tahu bahwa Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wasallam yang mulia lebih mencintai Aisyah radhiyallahu ‘anha daripada istri-istri beliau yang lain. Salah satu hadits yang menunjukkan hal ini adalah hadits Amr ibnul Ash yang dikeluarkan dalam ash-Shahihain . ‘Amr mengabarkan, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mengutusnya untuk memimpin pasukan Dzatu as-Salasil . Amr mengatakan bahwa dirinya mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan bertanya, “Siapakah orang yang paling Anda cintai?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Aisyah.” Kataku, “Dari kalangan laki-laki?” “Ayahnya,” jawab beliau. Namun, jangan sampai rasa cinta yang lebih tersebut mendorong seorang suami untuk berlaku tidak adil—dalam hal yang dimampui di antara istri-istrinya. Jika jatuh dalam perbuatan tersebut, ia terkena ancaman hadis berjalan miring diakhirat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata (dalam doa beliau), “ Ya Allah, inilah pembagianku (terhadap istri-istriku) yang aku mampu (lakukan), maka janganlah Engkau mencelaku dalam perkara yang Engkau miliki dan tidak aku miliki (adil dalam hal perasaan)”. Kemudian Alloh menurunkan ayat “..karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai)..”, Imam Mujahid berkata tentang ayat tersebut;“Janganlah kamu sengaja berbuat buruk (aniaya terhadap istri-istrimu), akan tetapi tetaplah berlaku adil dalam pembagian (giliran) dan memberi nafkah (biaya hidup), karena ini termasuk perkara yang mampu (dilakukan manusia)” " Sambung Ustadz yang sering mengisi kajian di luar kota itu. "Akhi timbang kebaikan dan kejelekannya lalu putuskan dengan istiqoroh sebagai kemantapan hati, dan cukuplah Allah tempat kita menyerahkan segala urusan kita setelah berupaya.Semoga Allah memudahkan urusanmu saudaraku!"Nasehati Umar tulus.

(Rasululloh sholallohu'alaih wasalam bersabda;"Jika salah seorang di antara kalian berniat dalam suatu urusan, maka lakukanlah shalat dua raka'at (Istiqoroh) yang bukan shalat wajib, kemudian berdoalah..."HR. Al-Bukhari)

Adam melangkah pulang, dengan setengah terkejut saat mendapati Windy dan anaknya masih di rumahnya hingga Adam pun langsung melangkah acuh setelah memberi salam. Adam menunduk abai saat bertemu tatap dengan wanita bermata indah itu.

"Mas kok cepet pulangnya?" Tanya Salma meraih jaket yang baru dibuka suaminya.

"Kenapa lama sekali bertamunya?" Tegur Adam dingin.

"Afwan Mas, jika begitu ana..." Salma tertegun saat Adam menghentikan langkahnya dengan sebuah pelukan hangat dari belakang.

"Kenapa perasaan Mas teramat dalam pada Anty? kenapa rasa cinta ini semakin dalam pada Anty hingga terkadang mampu membutakan hati Mas?" Tanya Adam sembari membenamkan wajahnya ditengkuk Salmahl yang memegang lembut jemari Adam yang melingkar dipinggangnya.

"Masss.." Sapa lembut Salma mengisyaratkan Adam untuk melepas pelukannya.

Bisakah hati dan jasadku berada bersamaan saat aku jauh darimu wanitaku? Bisakah kusatukan keduanya saatku berada di rumah wanita lain dan meninggalkanmu? Sungguh yang kukhawatirkan ragaku mampu menjauh darimu namun hati dan pikiranku slalu bersamamu sayang...Bathin Adam masih menahan Salma dengan pelukan eratnya.

 



زوجتي( Zaujatii)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang