Sebelum membaca tekan bintangnya dulu ya
Sudah? Makasih >•<
Mampir juga ke work aku yang lain ya ^•^Kau tahu apa yang membuatku merasa menjadi orang paling beruntung? Memiliki saudara seperti Hildan.
Hildan benar-benar menepati ucapaannya saat kita masih kecil. Dia selalu menemaniku dan tidak pernah meninggalkanku.
Bahkan disaat aku sakit, Hildan lah yang telihat paling mengkhawatirkan aku. Dia bisa tidak tidur hanya demi menemaniku saat sedang sakit, karena aku selalu terbangun di tengah malam.
Bahkan Hildan akan terlihat baik-baik saja di depanku, padahal nyatanya ia sedang tidak baik.
Pernah suatu ketika aku sedang mengerjakan tugas kelompok di rumah salah satu temanku, saat itu kelompokku dan Hildan berbeda. Karena terlalu asik kita sampai lupa waktu, ketika aku sadar langit sudah mulai gelap dan hujan mengguyur kota.
Saat aku aku menghubungi Hildan agar menjempuku, aku tidak tahu jika saat itu keadaan Hildan sedang tidak baik, tapi dia tetap memaksakan diri untuk menjemputku hingga keesokkan harinya dia terkena demam.
Disana aku merasa sangat menyesal dan bersalah karena diriku lah Hildan yang jarang terkena sakit akhirnya tumbang.
Namun dia selalu mengatakan.
"Kau adalah tanggung jawabku, sudah seharusnya aku melakukan itu untukmu"
Karena itulah aku sangat menghormati Hildan, hanya dirinyalah yang mengerti diriku seutuhnya.
Saat ini aku tengah mencoba menghubungi Hildan. Sebenarnya aku bisa saja pulang sendiri menggunakan angkutan umum, namun entah kenapa hari ini aku sangat ingin bermanja pada Hildan. Aku tidak salah kan bermanja pada saudaraku sendiri?
"Dan?"
Akhirnya sambungan itu terhubung
"Wildan? Kenapa?"
"Iya. Dimana?"
"Rumah"
"Kau sibuk tidak?"
"Tidak. Memangnya ada apa, Wil?"
"Jemput aku"
"Jemput? Tumben kau minta di jemput. Motormu dimana?"
"Motorku masuk bengkel"
"Kenapa bisa?!"
"Tadi ada yang menyerempetku, karena keseimbanganku yang tidak stabil akhirnya aku jatuh"
"Kau dimana sekarang?"
"Perpustakaan kota"
"Yasudah kau tunggu disana. Aku segera berangkat"
"Ya. Baiklah"
Lihat! Hildan terlihat jelas sangat panik saat aku mengatakan motorku masuk bengkel. Karena ini pertama kalinya motorku masuk bengkel tanpa motor Hildan, biasanya kita akan menservice motor kita bersama. Makanya dari itu mungkin Hildan langsung panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
❨✓❩ ɪ ᴡɪꜱʜ || ᴡᴏɴᴡᴏᴏ ꜱɪᴅᴇ
Fanfiction❛follow dan mampir ke work aku yang lain juga ya❜ Wildan sebenarnya tidak membenci Jidan hanya saja ia merasa jika kedua orangtuaya selalu memprioritaskan si bungsu. Wildan merasa kasihan kepada Jidan dan naluri seorang kakak untuk melindungi adikny...