Piano

1.5K 472 63
                                    

How's your day?
Jangan lupa vote dan comment ya

How's your day? Jangan lupa vote dan comment ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

§§§

Keadaan sudah kembali kondusif karena para pembuat onar tersebut sudah di amankan oleh polisi yang datang. Bangunan sekolah tentu saja mengalami kerusakan di karenakan lemparan batu baik dari luar maupun dari siswa nya sendiri yang ingin melempar keluar malah berujung menghantam jendela. Disini, Ajun dan Yudis sedang duduk di koridor samping lapangan menatap beberapa siswa yang maju dalam kerusuhan. Disana ada Jafar dan Ben tentu nya, Jafar tidak terluka sedangkan Ben terluka karena pecahan kaca walaupun luka nya kecil.

Sekitar lima belas siswa berdiri di tengah lapangan mendengar ocehan dari Guru Bimbingan Konseling yang mengatakan mereka semua seharusnya tidak boleh ikut balik nyerang. Tapi, Yudis dari tadi merasakan hal aneh. Sejak Ajun pergi memberikan obat tersebut kepada Ben, Ajun berubah menjadi lebih diam bahkan menatap Yudis saja sepertinya enggan.

"Jun, obat gua mana?"tanya Yudis.

" enggak sengaja jatuh di jalanan. Maaf, nanti kita beli yang baru aja."jawab Ajun.

" tapi,"balas Yudis.

" tapi apa?"

" itu Mama yang beliin, Jun,"

" bodo amat."

Bahkan saat berbicara dengan Yudis, wajah Ajun tetap menatap lurus lapangan. Apa yang sudah dilakukan Yudis? Kenapa Ajun tiba tiba marah kepadanya?

" PAK! BISA MATI KITA KALAU KAGA LAWAN!" protes.

" HEH! DIAM KAMU DENI! MASIH KELAS SEBELAS UDAH BEGAJULAN GINI!"balas Pak Agus.

Dan ya, seperti di sekolah menengah kebawah lain nya. Siswa macam itu seakan tidak ada takutnya terhadap guru.

" Jafar, kamu ya yang mimpin?!"

" terus aja pak! Saya udah diem masih aja kena."

"Ya kamu kan pimpinan mereka semua ini!"

"Bapak kalau enggak percaya sama saya, tanya aja sama mereka. WOY EMANG GUA YANG NYURUH LU PADA LAWAN BALIK?!"

"KEBIASAAN NIH MULUT NYA!"

"IYA NIH SAYA TUTUP MULUT!"

Senyuman Ajun terbit saat melihat perdebatan Jafar dan sang Guru, jujur Ajun dan teman teman nya dekat dengan Guru yang kerap di panggil Pak Woles. Dia salah satu guru paling baik yang pernah Ajun temui. Sosok nya juga tidak terlalu suka serius.

" Ajun, gua salah apa sama lu? kenapa lu diemin gua?" tanya Yudis.

Kepala Ajun menoleh menatap Yudis lalu ia menjawab, "lu bisa liat diri lu sendiri?"

"gua kenapa?"

" sampai kapan lu mau pura pura bego kaya gitu?"

Beberapa sekon Ajun gunakan untuk mengambil nafas nya. Ia marah kepada Yudis, Ajun marah karena ia tidak bisa membantu Yudis juga Yudis tak mau berubah.

JANGGALA -[ₜᵣₑₐₛᵤᵣₑ'ₛ ₀₀ ₛq]-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang